Sistem Pengisian Daya Massal Pintar Untuk Kendaraan Listrik Diuji Di Denmark

Editor: Redaksi author photo

 

 
KALBARNEWS.CO.ID (DENMARK) - Para insinyur dari Universitas Teknik Denmark telah berhasil menguji sistem manajemen massa cerdas untuk pengisian daya kendaraan listrik. Arsitektur yang baru dikembangkan ini memungkinkan stasiun pengisian daya untuk mengoordinasikan koneksi kendaraan secara independen, sehingga menghindari kelebihan beban jaringan dan mengurangi biaya listrik.


Berbeda dengan kontrol terpusat konvensional, yang mana semua keputusan dibuat oleh satu pengontrol, sistem baru ini menggunakan skema kontrol dua tingkat.



Di tingkat atas, sebuah program khusus menganalisis dinamika tarif, memprediksi pembangkitan energi terbarukan, dan memastikan konsumsi daya stasiun secara keseluruhan tidak melebihi batas yang ditetapkan.



Baca Juga: Perovskit Entropi Tinggi Mengubah Panas Menjadi Sumber Hidrogen

Tujuan utamanya adalah membeli listrik pada jam-jam termurah dan menggunakannya untuk mengisi daya kendaraan. Tingkat bawah bertanggung jawab untuk mendistribusikan daya ini di antara kendaraan listrik yang terhubung. Sistem ini menetapkan prioritas untuk setiap kendaraan berdasarkan jumlah energi yang dibutuhkan dan perkiraan waktu keberangkatan.



Semakin tinggi prioritasnya, semakin cepat mobil akan terisi ulang. Jika kendaraan listrik dengan prioritas lebih tinggi terhubung ke sistem, daya kendaraan yang sudah diisi ulang akan dikurangi sementara untuk mengosongkan kapasitas.



Pengujian dilakukan di Kampus Risø dekat Kopenhagen, tempat enam stasiun pengisian daya dengan 12 konektor, masing-masing berdaya 11 kilowatt, dan panel surya berdaya 20 kilowatt dipasang. Selama dua hari, sistem beroperasi dengan kapasitas terbatas 215 kilowatt-jam (kWh) per hari, sekitar setengah dari kapasitas teknisnya.

Baca Juga: Sepekan ke Depan, Banyak Wilayah Kalbar Berpotensi Diguyur Hujan Lebat

Kendaraan listrik karyawan akan terhubung pada waktu yang berbeda, dan program akan menghitung ulang rencana distribusi energi optimal setiap lima menit.



Metode ini disebut optimasi rolling-horizon: algoritma memprediksi parameter enam jam sebelumnya tetapi hanya menerapkan keputusan yang paling mendesak, terus menyempurnakan perhitungannya ketika data harga dan pembangkitan baru tersedia.



Hasilnya jelas. Pada hari pertama, kendaraan listrik menerima seluruh jumlah energi yang diminta: 110 kWh dari total 110 kWh. Pada hari kedua, meskipun jumlah sambungan meningkat, mereka hanya menerima 112 kWh dari total 143 kWh. Pada hari itu, satu kendaraan listrik tidak dapat menerima perintah karena kegagalan jangka pendek di sisinya. Akibatnya, kendaraan lainnya masuk ke mode tidur. Hal ini menunjukkan perlunya secara otomatis mengecualikan perangkat yang rusak dari distribusi umum.



Baca Juga: Sepekan ke Depan, Banyak Wilayah Kalbar Berpotensi Diguyur Hujan Lebat

Selama dua hari, stasiun akan mematuhi batas jaringan secara ketat dan secara otomatis menyesuaikan diri dengan dinamika harga: daya meningkat selama jam-jam dengan daya rendah dan menurun selama jam-jam dengan daya tinggi.


Sebuah kompromi yang menarik antara kedua tingkat kontrol juga diamati: tingkat yang lebih rendah selalu mempertahankan jumlah daya minimum (2,1 kilowatt per fase) untuk mencegah kendaraan mati, meskipun tingkat yang lebih tinggi saat ini membatasi beban keseluruhan. Meskipun hal ini dapat menyebabkan kelebihan beban jangka pendek, hal ini juga mencegah gangguan pengisian daya dan meningkatkan stabilitas sistem.



Para pengembang juga mengidentifikasi masalah lain yang muncul dalam kondisi dunia nyata, seperti kesalahan komunikasi jangka pendek, keterlambatan memulai sesi, dan ketidakcocokan beberapa kendaraan listrik dengan protokol pertukaran data.


Baca Juga: Gelombang 2,5 Meter dan Rob Ancam Pesisir Kalbar, BMKG Tetapkan 5 Wilayah Status SIAGA Hujan Lebat

Observasi ini membantu menyempurnakan algoritma: memperluas jangkauan pengurangan daya untuk kendaraan berprioritas rendah, menambahkan perlindungan terhadap peralihan ke mode tidur selama interupsi singkat, dan meningkatkan diagnostik koneksi yang rusak.



Pada akhirnya, eksperimen ini mencapai tujuannya. Sistem hierarki terdistribusi ini menunjukkan stabilitas bahkan dengan sumber daya terbatas, membuktikan kemampuannya untuk melakukan beberapa tugas secara bersamaan: perataan beban, memperhitungkan fluktuasi harga, dan memastikan distribusi energi yang merata.


Baca Juga: Kereta Hidrogen Akan Menggantikan Lokomotif Diesel?

Teknologi ini berpotensi untuk diterapkan di area parkir yang luas, pusat perkantoran, dan area perumahan, dan prinsip dasarnya dapat diterapkan pada sistem pertukaran energi dua arah (kendaraan-ke-jaringan), di mana kendaraan listrik tidak hanya dapat mengonsumsi energi tetapi juga mengembalikan daya yang terakumulasi ke jaringan.

Share:
Komentar

Berita Terkini