Gus Rijal Mumaziq di Ngabang: Dari Rumus '3 Ng' hingga Kisah Sahabat Nabi yang Pikun

Editor: Redaksi author photo

 Gus Rijal Mumaziq di Ngabang: Dari Rumus '3 Ng' hingga Kisah Sahabat Nabi yang Pikun
KALBARNEWS.CO.ID (LANDAK ) – Rektor Universitas al-Falah Assuniyah (UAS) Kencong, Jember, Gus Rijal Mumaziq Z, hadir menyapa warga Nahdliyin dan masyarakat umum di Masjid Al-Barakah, Amboyo Inti KM 9, Ngabang, Kabupaten Landak, pada Ahad (14/12) malam.


Dalam Pengajian Umum yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, para Kiai, serta Banser tersebut, Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Timur ini menyampaikan pesan-pesan keagamaan dengan gaya khasnya yang renyah dan penuh humor. Ia menyoroti pentingnya menjaga konsistensi amal saleh di tengah bertambahnya usia.


Kabar Gembira bagi Lansia


Membuka tausiahnya, Gus Rijal menyapa jamaah yang mayoritas merupakan warga transmigran asal Jawa. Ia menceritakan sebuah kisah menyentuh tentang seorang sahabat Nabi yang sudah sepuh dan mulai pikun. Sahabat tersebut mengadu kepada Rasulullah SAW karena sedih hafalan Al-Qur'annya mulai hilang dan fisiknya tak lagi kuat beribadah seperti masa muda.


"Nabi Muhammad kemudian menerima wahyu Surat At-Tin. Di sana ada ayat 'Illalladzina amanu wa 'amilus shalihati falahum ajrun ghairu mamnun'. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya," terang Gus Rijal.


Gus Rijal menjelaskan tafsir para ulama mengenai ayat tersebut. Bahwa seorang mukmin yang saat mudanya atau saat sehatnya rajin beribadah—rajin ke masjid, rajin mengaji—maka ketika ia tua, sakit, stroke, atau pikun sehingga tidak bisa beribadah maksimal, Allah tetap mengalirkan pahala yang sama persis seperti saat ia masih sehat.


"Bedanya cuma satu, istiqamah. Makanya mumpung masih sehat, ayo sregep (rajin) ngopeni masjid, sregep tahlilan, biar nanti kalau sudah tidak mampu, pahalanya tetap mengalir," ajaknya.


Rumus '3 Ng' untuk Selamat Dunia Akhirat


Dalam kesempatan tersebut, Gus Rijal juga membagikan rumus sederhana agar selamat dunia dan akhirat yang ia sebut sebagai "3 Ng".


"Kalau mau selamat, perbanyak '3 Ng'. Apa itu? Ngaji, Ngibadah, dan Ngamal Saleh," tegasnya yang disambut tawa dan anggukan jamaah.


Ia menekankan bahwa amal saleh, seperti bersedekah makanan untuk santri atau mewakafkan tanah untuk pesantren, adalah investasi abadi. Gus Rijal mengingatkan realita bahwa terkadang anak cucu bisa saja lupa mendoakan orang tua yang sudah wafat.


"Kadang anak rebutan warisan, tapi lupa kirim doa. Maka, wakaf tanah untuk pesantren itu jadi penyelamat. Doa para santri penghafal Al-Qur'an dan pahala jariyah itu yang akan menerangi alam kubur," imbuhnya.


Filosofi Langkah Kaki ke Masjid


Gus Rijal juga menukil kisah sahabat Ubay bin Ka'ab tentang seorang tua yang kaya raya namun memilih berjalan kaki jauh ke masjid daripada naik kendaraan. Hal ini didasari sabda Nabi bahwa setiap langkah menuju masjid mengandung keutamaan.


"Satu langkah kaki kanan itu mendatangkan ampunan (maghfirah), dan langkah kaki kiri meninggikan derajat di sisi Allah. Semakin jauh rumahnya, semakin banyak langkahnya, semakin besar ganjarannya," jelas Gus Rijal memotivasi jamaah.


Ia juga mengutip perkataan ulama besar Mesir, Syekh Mutawalli Asy-Sya'rawi, tentang indikator kualitas masyarakat.


"Untuk melihat kualitas sebuah masyarakat di mata Allah, lihatlah cara mereka merespon panggilan azan. Siapa yang datang paling awal dan pulang paling akhir, itulah yang derajatnya tinggi," tuturnya.


Tradisi NU adalah 'Taman Surga'


Menutup ceramahnya, Gus Rijal mengapresiasi tradisi warga NU yang gemar berkumpul untuk tahlilan, istighosah, dan selawatan yang diakhiri dengan makan bersama. Menurutnya, tradisi ini bukan sekadar kumpul-kumpul, melainkan manifestasi dari Riyadul Jannah (Taman Surga).


"Nabi bersabda, jika kalian melewati taman surga, mampirlah. Apa itu taman surga? Yaitu Hilaqud Dzikri atau majelis zikir. Di mata manusia ini cuma kumpulan orang, tapi di mata Allah, ini adalah taman surga karena lisan terjaga dari gibah dan basah dengan kalimat thayyibah," pungkasnya. (tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini