
BMKG Jelaskan Perbedaan Siklon Tropis, Bibit Siklon, dan Puting Beliung: Tidak Sama, Meski Terlihat Mirip
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengedukasi masyarakat terkait fenomena cuaca ekstrem yang belakangan sering muncul di berbagai wilayah Indonesia.
Melalui sebuah infografis informatif, BMKG menjelaskan secara ringkas namun jelas mengenai perbedaan antara siklon tropis, bibit siklon, dan puting beliung — tiga istilah yang sering dianggap sama oleh masyarakat.
Dalam penjelasannya, BMKG menegaskan bahwa siklon tropis adalah badai kuat yang terbentuk di atas laut hangat dan memiliki skala luas dengan potensi dampak besar, seperti hujan sangat lebat, angin kencang, gelombang tinggi, hingga potensi banjir pesisir. Proses terbentuknya pun bertahap dan membutuhkan kondisi atmosfer tertentu.
Sebelum mencapai tahap tersebut, sistem cuaca ekstrem biasanya dimulai dari bibit siklon tropis, yaitu gangguan atmosfer yang memiliki potensi berkembang menjadi siklon. Bibit siklon dipantau ketat oleh BMKG karena dapat berkembang cepat dan memengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia, meski pusatnya sering berada di luar area Tanah Air.
Sementara itu, puting beliung bukanlah versi kecil dari siklon tropis seperti yang selama ini banyak disalahpahami. BMKG menegaskan bahwa puting beliung adalah fenomena lokal yang terbentuk dari awan Cumulonimbus (CB) dan berdurasi singkat, namun bisa sangat destruktif karena anginnya berputar kuat dalam skala kecil.
BMKG berharap masyarakat memahami perbedaan ini agar tidak mudah terjebak informasi keliru terutama saat beredar kabar mengenai cuaca ekstrem. Pemahaman yang tepat dapat membantu masyarakat lebih waspada, tenang, dan siap menghadapi potensi dampak cuaca.
Dengan edukasi ini, BMKG mengajak seluruh warga untuk terus mengikuti informasi resmi agar tidak salah kaprah dalam membaca fenomena atmosfer yang kerap muncul di musim pancaroba maupun periode hujan intens. (Tim Liputan)
Editor : Aan