KALBARNEWS.CO.ID (PALANGKA RAYA) – Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Palangka Raya sukses menggelar Webinar Pendidikan bertajuk "Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Pembelajaran Anak Usia Dini". 
Marah dan Membentak Bisa Rusak Miliaran Sel Otak Anak
Acara yang berlangsung daring melalui Zoom ini menghadirkan Ketua Umum PPIAUD Indonesia sekaligus Dosen IAIN Pontianak, Dr. Nur Hamzah, M.Pd, sebagai narasumber utama. (27/11/2025).
Dalam paparannya, Dr. Nur Hamzah menekankan pentingnya integrasi antara ilmu saraf (neuroscience) dan nilai-nilai spiritual dalam pengasuhan anak.
Otak Anak dan Bahaya "Toxic Stress" Dr. Nur Hamzah menjelaskan bahwa pendekatan pendidikan harus berbasis pada perkembangan otak (brain/neuro based). Saat lahir, seorang bayi memiliki modal luar biasa berupa 100 miliar sel neuron yang belum tersambung.
"Tugas orang tua dan pendidik adalah menstimulasi dengan aktivitas seperti mengajak bicara dan bermain agar neuron ini tersambung. Jika tidak, neuron ini bisa mati permanen," ungkapnya.
Namun, ia memperingatkan keras mengenai bahaya pola asuh yang salah. Kerusakan otak pada anak sering kali disebabkan oleh faktor guru atau orang tua yang suka memarah, membentak, mem-bully, hingga mencecar anak. "Situasi ancaman dan ketakutan membuat bagian otak bernama Amygdala menjadi sangat sensitif. Ini adalah bentuk toxin stress yang merusak," jelasnya.
Parenting adalah Ibadah Selain aspek biologis, webinar ini juga mengupas sisi Spiritual Based. Dr. Nur Hamzah memaparkan konsep Prophetic Parenting, di mana mendidik anak dipandang sebagai sebuah ibadah dan upaya menjaga fitrah manusia.
"Visi parenting Islam melampaui dunia, yakni hingga akhirat. Parenting itu investasi dan proses yang berkesinambungan, bukan instan," tambahnya.
Metode Mendidik Ala Nabi Untuk mencetak generasi yang memiliki iman lurus, Dr. Nur Hamzah menyarankan para pendidik dan orang tua untuk meniru karakter pendidik sukses ala Nabi, yaitu:Tenang dan tidak terburu-buru, Lembut dan menjauhkan diri dari marah. dan Penyayang dan toleransi.
Metode konkret yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi akal anak meliputi menceritakan kisah-kisah, berdialog langsung ke inti persoalan, serta memberikan keteladanan sebelum mengajarkan teori.
"Menjadi pendidik dan pengasuh, sesungguhnya kita sedang menjalankan 4 sifat kenabian yakni: Amanah, Fathanah, Tabligh, dan Siddiq," tutup Dr. Nur Hamzah dalam sesi tersebut.
Webinar yang dipandu oleh Dosen Pengampu Muzakki, M.Pd ini berlangsung interaktif dan diikuti antusias oleh peserta yang ingin memperdalam ilmu pengasuhan berbasis Islam. (Tim Liputan)
Editor : Aan