KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Supadio memprakirakan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir masih berpotensi melanda sebagian wilayah Kalimantan Barat, dengan puncak kejadian diprediksi terjadi pada dini hari, Jumat, 3 Oktober 2025, hingga Sabtu pagi.BMKG: Kalbar Kembali Dilanda Hujan Petir Dini Hari
Prakiraan ini berlaku mulai Jumat pukul 07.00 WIB hingga Sabtu pukul 07.00 WIB. Secara umum, cuaca di Kalbar akan didominasi oleh Hujan Ringan hingga Sedang pada siang hari dan meningkat intensitasnya menjelang malam.
Masyarakat di beberapa daerah diimbau untuk waspada terhadap potensi hujan ekstrem pada tengah malam hingga dini hari:
Kapuas Hulu: Diprediksi menjadi wilayah dengan intensitas tertinggi, dengan perkiraan Hujan Petir pada pukul 22.00 WIB dan berlanjut Hujan Lebat pada pukul 01.00 WIB.
Kota Singkawang: Berpotensi terjadi Hujan Petir pada dini hari, tepatnya pukul 01.00 WIB.
Sintang, Sekadau, dan Kubu Raya: Ketiga daerah ini diperkirakan akan mengalami Hujan Sedang pada malam hari (22.00 WIB) dan berlanjut hingga dini hari.
Sanggau, Ketapang, dan Melawi: Diprediksi akan diguyur Hujan Sedang pada sore hari (16.00 WIB) dan Hujan Ringan pada malam hari.
Suhu udara minimum masih menunjukkan angka yang cukup dingin di wilayah pedalaman:
Terendah: Tercatat di Sintang dan Kapuas Hulu, dengan suhu minimum mencapai 18°C dan 17°C.
Kelembapan: Rata-rata kelembapan udara di seluruh wilayah sangat tinggi, mencapai 100% di beberapa daerah, menunjukkan udara sangat jenuh dan potensi hujan besar.
Angin: Kecepatan angin umumnya ringan hingga sedang, berkisar antara 14 hingga 22 km/jam. Arah angin di sebagian besar wilayah, seperti Sambas dan Mempawah, cenderung bertiup dari Selatan (tanda panah menghadap ke bawah), sementara di wilayah lain seperti Sintang dan Ketapang, angin bertiup dari Utara (tanda panah menghadap ke atas).
BMKG mengimbau masyarakat agar selalu memantau informasi cuaca terkini dan berhati-hati terhadap potensi banjir lokal, terutama di daerah dataran rendah, menyusul tingginya intensitas hujan yang terjadi berulang kali. (tim Liputan)
Editor : Aan
