![]() |
Ketua FPK Kalbar, H. Burhanudin Ahad. |
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Forum
Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Kalimantan Barat menyampaikan keprihatinan
mendalam atas dinamika kebangsaan yang terjadi belakangan ini. FPK menyoroti
munculnya gesekan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka dari
kalangan masyarakat sipil maupun aparat, yang semuanya adalah bagian dari anak
bangsa.
Dalam pernyataan resminya, Forum
Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Kalimantan Barat juga menyampaikan duka
cita yang mendalam atas timbulnya korban nyawa maupun benda dalam aksi
demonstrasi beberapa hari lalu.
“Kami merasa kehilangan yang
besar. Semua korban, baik dari masyarakat maupun aparat, adalah bagian dari
bangsa ini yang seharusnya kita jaga bersama,” ujar Ketua FPK Kalbar, H. Burhanudin
Ahad.
Lima Sikap dan Seruan FPK Kalbar
Sebagai wadah yang menaungi
organisasi etnis lintas suku dan budaya di Kalimantan Barat, FPK menilai
pentingnya mengedepankan rasa persaudaraan, musyawarah, serta nilai kemanusiaan
dalam menghadapi situasi yang sensitif.
Berikut sikap resmi Forum
Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Kalimantan Barat :
1.
Menolak Provokasi dan Polarisasi
FPK mengingatkan masyarakat
Kalbar agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin mengadu domba.
Baik aparat maupun masyarakat sama-sama adalah anak bangsa.
“Jangan sampai kita diadu. Cara
terbaik adalah dialog, musyawarah, dan saling menghargai. Kekerasan hanya akan
menambah luka,” jelas Burhan.
2.
Menjaga Persatuan dan Kesatuan
FPK menyerukan kepada seluruh
elemen bangsa, khususnya masyarakat Kalbar, untuk menolak segala bentuk
tindakan provokatif, anarkisme, maupun vandalisme. Menurut FPK,
tindakan-tindakan tersebut hanya akan merugikan kepentingan umum serta
memperlemah bangsa.
“Persatuan adalah kekuatan
terbesar kita. Tanpa itu, bangsa ini mudah dipecah belah,” tegasnya.
3.
Menuntut Investigasi Transparan dan Adil
FPK mengecam keras segala bentuk
kekerasan, khususnya tindakan represif aparat dalam menghadapi aspirasi rakyat.
FPK mendesak agar dilakukan investigasi independen, transparan, dan akuntabel
atas peristiwa yang menimbulkan korban jiwa.
“Siapapun yang terbukti bersalah,
baik pelaku langsung maupun pemberi perintah, harus diproses hukum tanpa
pandang bulu. Keadilan harus ditegakkan,” kata Burhan menegaskan.
4.
Mendukung Penegakan Hukum Berbasis
Kemanusiaan
FPK tetap mendukung
langkah-langkah pemerintah dan aparat dalam menjaga stabilitas bangsa. Namun,
Burhan mengingatkan agar upaya tersebut tidak mengabaikan nilai-nilai
kemanusiaan.
“Kami meminta aparat mengutamakan
pendekatan persuasif, dialogis, serta menjunjung tinggi hak-hak sipil.
Penegakan hukum harus dilakukan dengan cara yang arif dan berkeadilan,”
ujarnya.
5.
Memperkuat Nilai-Nilai Kemanusiaan dan
Persaudaraan
FPK Kalbar mengajak seluruh
masyarakat kembali mengamalkan nilai-nilai luhur dan filosofi lokal yang
mengajarkan sikap saling menghormati, saling memanusiakan, serta saling
mengingatkan. Setiap etnis di Kalimantan Barat, menurut FPK, memiliki kearifan
lokal yang bisa menjadi perekat bangsa.
“Dengan menghidupkan kembali
nilai-nilai kemanusiaan, kita bisa membangun jembatan persaudaraan, bukan
jurang perpecahan. Inilah jalan menuju Kalimantan Barat yang harmonis, rukun,
dan berkeadilan,” tutup Burhan.
Ketua FPK Kalbar, H. Burhanudin
Ahad, menekankan bahwa kebersamaan dan
solidaritas sosial adalah kunci agar masyarakat Kalbar tetap kokoh menghadapi
berbagai tantangan. Forum ini mengingatkan bahwa perbedaan etnis, agama, maupun
pandangan politik jangan sampai dijadikan celah untuk memecah belah
persaudaraan.
“Kalbar adalah rumah besar bagi
kita semua. Mari kita rawat dengan persatuan, bukan dengan kebencian,” pungkas
Burhan. (tim liputan)
Editor : Heri