KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalimantan Barat merilis hasil monitoring sebaran titik panas (hotspot) pada Rabu, 27 Agustus 2025. Hasil pantauan menunjukkan adanya 1.789 titik panas yang terdeteksi di sejumlah wilayah kabupaten/kota di Kalbar dalam rentang waktu pukul 00.00 WIB hingga 23.00 WIB.BMKG Kalbar Deteksi 1.789 Titik Panas, Terbanyak di Kabupaten Landak
Dari total tersebut, Kabupaten Landak menjadi daerah dengan jumlah titik panas terbanyak yakni 491 titik, disusul Sanggau dengan 458 titik, dan Sekadau sebanyak 157 titik. Sementara itu, beberapa daerah lain seperti Ketapang (144 titik), Sintang (180 titik), dan Bengkayang (170 titik) juga menunjukkan jumlah hotspot cukup tinggi.
Adapun wilayah dengan titik panas paling sedikit adalah Kubu Raya dengan 1 titik dan Kayong Utara 2 titik. Kota Singkawang menjadi satu-satunya daerah yang nihil dari temuan titik panas.
Berikut rekapitulasi sebaran hotspot per kabupaten/kota:
-
Sambas : 16 titik
-
Mempawah : 5 titik
-
Sanggau : 458 titik
-
Ketapang : 144 titik
-
Sintang : 180 titik
-
Kapuas Hulu : 65 titik
-
Bengkayang : 170 titik
-
Landak : 491 titik
-
Sekadau : 157 titik
-
Kayong Utara : 2 titik
-
Melawi : 84 titik
-
Kubu Raya : 1 titik
-
Pontianak : 16 titik
-
Singkawang : 0 titik
Total keseluruhan: 1.789 titik panas.
BMKG menjelaskan, seluruh titik panas yang terdeteksi masih berada pada tingkat kepercayaan rendah. Artinya, indikasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) memang ada, namun masih memerlukan verifikasi lebih lanjut di lapangan. Tidak ada titik panas yang masuk kategori menengah maupun tinggi.
Deteksi dilakukan melalui sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar (NOAA20, S-NPP, TERRA, dan AQUA). Satelit tersebut menangkap adanya anomali suhu panas di permukaan yang dapat menjadi indikasi kebakaran hutan atau lahan. Namun, BMKG menegaskan, wilayah yang tertutup awan atau blank zone tidak dapat terpantau secara optimal.
Meski berada pada kategori rendah, jumlah titik panas yang terdeteksi ini cukup tinggi dan patut diwaspadai. BMKG Kalbar mengimbau seluruh pihak, khususnya masyarakat dan pemerintah daerah, untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi karhutla, mengingat musim kemarau masih berlangsung. (Tim Liputan)
Editor : Aan