600 Eks Pejabat Keamanan Israel Desak Trump Tekan Netanyahu Akhiri Perang Gaza

Editor: Redaksi author photo
600 Eks Pejabat Keamanan Israel Desak Trump Tekan Netanyahu Akhiri Perang Gaza

KALBARNEWS.CO.ID (TEL AVIV/WASHINGTON) - Lebih dari 600 mantan pejabat tinggi keamanan Israel menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk segera menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar menghentikan operasi militer di Gaza.

 

Seruan ini disampaikan secara terbuka melalui surat yang dirilis oleh kelompok Commanders for Israel’s Security (CIS), yang beranggotakan eks kepala Mossad, Shin Bet, serta para mantan jenderal militer Israel,  Senin (4 Agustus 2025).

 

Dalam surat tersebut, mereka menegaskan bahwa Hamas saat ini tidak lagi menjadi ancaman strategis bagi keamanan Israel. Mereka memperingatkan bahwa kelanjutan agresi militer justru memperkecil peluang pembebasan sandera yang masih ditahan di Gaza, sekaligus membahayakan posisi Israel di mata komunitas internasional.

 

“Ini adalah penilaian profesional kami: saat ini satu-satunya jalan untuk membebaskan para sandera adalah melalui kesepakatan gencatan senjata,” demikian isi surat tersebut, seperti dikutip dari The Guardian dan Al Jazeera.

 

Para purnawirawan ini menilai bahwa tujuan-tujuan utama operasi militer telah tercapai. Mereka memperingatkan bahwa perpanjangan perang hanya akan meningkatkan risiko kematian bagi sandera yang masih hidup dan memperdalam penderitaan warga sipil di kedua belah pihak.

 

Seruan tersebut muncul di tengah kebuntuan perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Sementara itu, Netanyahu terus menginstruksikan perluasan serangan ke wilayah selatan Gaza, meskipun gelombang tekanan internasional semakin menguat.

 

Perang di Gaza meletus sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan menyebabkan 251 orang diculik ke Gaza. Sebagai respons, militer Israel meluncurkan agresi besar-besaran yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.

 

Surat terbuka tersebut menandai pergeseran sikap signifikan di tubuh elite keamanan Israel. Kalangan yang sebelumnya dikenal mendukung pendekatan militer, kini justru mendorong penyelesaian diplomatik dan solusi politik jangka panjang. Mereka juga menyerukan reformasi menyeluruh di tubuh Otoritas Palestina sebagai langkah menuju kestabilan kawasan dan alternatif kekuasaan Hamas di Gaza. (tim liputan).

 

Editor : Heri

Share:
Komentar

Berita Terkini