572 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Sanggau Catat Jumlah Tertinggi

Editor: Redaksi author photo

 572 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Sanggau Catat Jumlah Tertinggi

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK)
 
– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 572 titik panas (hotspot) tersebar di wilayah Kalimantan Barat pada tanggal 1 Agustus 2025, berdasarkan pengamatan dari pukul 00.00 hingga 23.00 WIB.


Data yang dihimpun dari sensor VIIRS dan MODIS melalui satelit polar NOAA20, S-NPP, TERRA, dan AQUA, menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten Sanggau menjadi daerah dengan jumlah titik panas terbanyak, yakni mencapai 208 titik, terdiri dari 155 titik dengan tingkat kepercayaan rendah, 47 menengah, dan 6 tinggi.


Selain Sanggau, lima kabupaten lain juga tercatat memiliki jumlah hotspot signifikan, yaitu:

  • Landak: 77 titik (seluruhnya dengan tingkat kepercayaan rendah)

  • Kapuas Hulu: 68 titik (semua rendah)

  • Sintang: 64 titik (58 rendah, 3 menengah, 3 tinggi)

  • Sekadau: 45 titik (31 rendah, 12 menengah, 2 tinggi)

  • Ketapang: 28 titik (22 rendah, 5 menengah, 1 tinggi)


Sementara itu, beberapa daerah lainnya menunjukkan jumlah titik panas yang relatif kecil. Di antaranya:

  • Sambas: 15 titik

  • Melawi: 13 titik

  • Bengkayang: 7 titik

  • Kayong Utara: 4 titik

  • Kubu Raya: 4 titik

  • Mempawah dan Pontianak: masing-masing 1 titik

  • Singkawang: nihil titik panas


Tingkat Kepercayaan
Dari total 572 titik panas, sebanyak:

  • 465 titik berada dalam kategori kepercayaan rendah

  • 82 titik kategori menengah

  • 25 titik masuk dalam kategori kepercayaan tinggi


BMKG menjelaskan bahwa titik panas ini merupakan indikasi awal kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan, yang terdeteksi melalui anomali suhu permukaan dibandingkan dengan kondisi di sekitarnya.


“Deteksi dilakukan siang dan malam hari. Namun, pada wilayah yang tertutup awan atau masuk dalam area blank zone, kemungkinan tidak terdeteksi,” demikian keterangan dalam rilis resmi BMKG Kalbar.


Pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan langkah antisipatif guna mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah dengan sebaran titik panas tinggi. (Tim liputan)
Editor : Aan



Share:
Komentar

Berita Terkini