51 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Kapuas Hulu Paling Rawan

Editor: Redaksi author photo

 51 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Kapuas Hulu Paling Rawan
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) — Sebanyak 51 titik panas (hotspot) terpantau di wilayah Provinsi Kalimantan Barat selama periode pengamatan 2 Agustus 2025, mulai pukul 00.00 hingga 23.00 WIB. Data tersebut dirilis oleh BMKG Kalimantan Barat berdasarkan hasil penginderaan jauh melalui satelit VIIRS dan MODIS. (3/8/2025).


Sebaran titik panas tersebut terbagi ke dalam tiga tingkat kepercayaan, yakni rendah sebanyak 48 titik, sedang 3 titik, dan tidak ada yang terdeteksi pada tingkat tinggi.


Sebaran Titik Panas per Kabupaten:

  • Kapuas Hulu: 25 titik (24 rendah, 1 sedang)

  • Ketapang: 10 titik (9 rendah, 1 sedang)

  • Sintang: 6 titik (semua rendah)

  • Melawi: 2 titik (rendah)

  • Kubu Raya: 2 titik (rendah)

  • Sekadau: 2 titik (rendah)

  • Bengkayang: 1 titik (rendah)

  • Landak: 1 titik (rendah)

  • Kayong Utara: 1 titik (rendah)

Sementara itu, tidak ada hotspot yang terdeteksi di wilayah Sambas, Mempawah, Sanggau, Kota Pontianak, dan Kota Singkawang.


Kapuas Hulu Paling Rawan

Wilayah Kapuas Hulu mencatat jumlah titik panas terbanyak, menandakan potensi rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah tersebut. BMKG mengingatkan bahwa meski sebagian besar titik panas hanya berada pada level kepercayaan rendah, potensi terjadinya kebakaran tetap perlu diantisipasi, terlebih di tengah musim kemarau.


Hotspot diidentifikasi sebagai anomali suhu tinggi yang terdeteksi satelit, yang kerap kali diasosiasikan dengan aktivitas pembakaran lahan. Namun demikian, wilayah yang tertutup awan atau blank zone tidak dapat terdeteksi sepenuhnya, sehingga data bersifat indikatif dan perlu diverifikasi di lapangan.


Pemerintah daerah, khususnya di wilayah-wilayah dengan titik panas terbanyak seperti Kapuas Hulu, Ketapang, dan Sintang, diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat upaya mitigasi karhutla. Koordinasi lintas sektor dan pemantauan dini sangat diperlukan agar potensi bencana bisa dicegah lebih awal. (Tim LIputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini