KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Sebanyak 284 titik panas (hotspot) terdeteksi di wilayah Kalimantan Barat pada 20 Juli 2025. Data ini dirilis oleh BMKG Kalbar berdasarkan hasil pantauan satelit mulai pukul 00.00 hingga 23.00 WIB.Sebaran Titik Panas Kalbar 284 Hotspot Terdeteksi, Mempawah Tertinggi dengan 92 Titik
Tiga kabupaten dengan jumlah titik panas tertinggi adalah:
-
Mempawah: 92 titik
-
Sambas: 53 titik
-
Bengkayang: 35 titik
Titik panas ini diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepercayaan terhadap kemungkinan kebakaran hutan atau lahan:
-
267 titik kategori rendah (hijau)
-
14 titik kategori menengah (kuning)
-
3 titik kategori tinggi (merah)
Kabupaten Mempawah menjadi perhatian khusus karena tidak hanya memiliki jumlah hotspot terbanyak (92 titik), tetapi juga terdapat 2 titik dengan tingkat kepercayaan tinggi, yang mengindikasikan potensi kuat terjadinya kebakaran lahan.
Sementara itu, Kabupaten Sambas mencatat 7 titik sedang dan 1 titik tinggi, sedangkan kabupaten lainnya seperti Singkawang mencatat dua titik sedang.
Kabupaten Kubu Raya, Pontianak, dan beberapa wilayah lainnya juga melaporkan 20 titik panas, namun seluruhnya berada dalam kategori rendah.
BMKG menjelaskan bahwa deteksi hotspot dilakukan menggunakan sensor VIIRS dan MODIS pada satelit polar seperti NOAA20, S-NPP, TERRA, dan AQUA. Titik panas menunjukkan lokasi dengan suhu permukaan yang lebih tinggi dari sekitarnya, yang diduga akibat aktivitas kebakaran hutan atau lahan.
BMKG mengingatkan bahwa hotspot tidak dapat terdeteksi di wilayah yang tertutup awan tebal atau termasuk dalam blank zone, sehingga jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi.
Imbauan kepada masyarakat dan pemerintah daerah:
-
Waspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah dengan hotspot tingkat menengah dan tinggi.
-
Segera lakukan upaya mitigasi dan pemadaman dini, khususnya di Mempawah dan Sambas yang terindikasi rawan.
-
Jangan membuka lahan dengan cara dibakar karena berisiko memperparah kondisi cuaca dan polusi udara.
Sebanyak 24 titik panas (hotspot) terpantau di wilayah Kalimantan Barat pada 20 Juli 2025. Data tersebut dirilis oleh BMKG Kalbar berdasarkan pantauan satelit hingga pukul 23.00 WIB pada hari yang sama.
Tiga kabupaten tercatat menjadi lokasi sebaran titik panas, yakni Kabupaten Mempawah, Landak, dan Melawi. Mempawah menjadi wilayah dengan jumlah titik terbanyak, yakni 11 titik, disusul Landak sebanyak 10 titik, dan Melawi 3 titik.
Hotspot diklasifikasikan berdasarkan tingkat kepercayaan terhadap potensi kebakaran. Dari total 24 titik, 18 titik masuk kategori kepercayaan rendah (level hijau), 2 titik kepercayaan sedang (level kuning), dan 4 titik berlevel kepercayaan tinggi (level merah).
Wilayah yang tercatat memiliki hotspot dengan kepercayaan tinggi berada di Kecamatan Anjongan dan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah. Bahkan, satu titik panas yang berada di Anjongan terdeteksi pada koordinat 109.1530 BT dan 0.3173 LS.
Adapun persebaran titik panas di masing-masing kabupaten adalah sebagai berikut:
-
Kabupaten Landak: 10 titik di Kecamatan Serimbu dan Sengah Temila, semuanya pada level kepercayaan rendah dan terpantau dari satelit SNPP.
-
Kabupaten Melawi: 3 titik di Kecamatan Nanga Pinoh dan Pinoh Utara, juga seluruhnya pada level kepercayaan rendah dari satelit SNPP.
-
Kabupaten Mempawah: 11 titik, sebagian besar di Kecamatan Anjongan dan Mempawah Hilir. Tiga titik dengan level tinggi terpantau dari satelit TERRA dan AQUA.
Tingkat kepercayaan tinggi (merah) pada titik panas menandakan adanya potensi nyata kebakaran hutan atau lahan (karhutla), sehingga perlu perhatian dan respons cepat dari semua pihak.
BMKG Kalbar mengimbau pemerintah daerah, masyarakat, dan seluruh instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi karhutla, terutama di wilayah dengan hotspot berlevel tinggi seperti Kabupaten Mempawah.
Untuk informasi terkini dan peta sebaran harian, masyarakat dapat mengakses situs resmi BMKG Kalbar di https://kalbar.bmkg.go.id. (Tim Liputan)
Editor : Aan