KALBARNEWS.CO.ID (KUBU RAYA) — Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat merilis data harian kualitas udara pada Rabu (17/7/2025) yang mencatat lonjakan konsentrasi Particulate Matter 2.5 (PM2.5) di beberapa wilayah Kalimantan Barat. Berdasarkan hasil pemantauan dari tiga stasiun kualitas udara, kondisi umum kualitas udara di provinsi ini tergolong dalam kategori Sedang, dengan satu wilayah tercatat berada di tingkat Tidak Sehat. PM2.5 di Kubu Raya Tembus Kategori Tidak Sehat, Warga Diimbau Kurangi Aktivitas Luar Ruangan
PM2.5 adalah partikel polutan halus berukuran 2,5 mikrometer atau lebih kecil. Jika terhirup terus-menerus, partikulat ini dapat menembus saluran pernapasan dan berisiko menyebabkan gangguan kesehatan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit paru.
Kubu Raya: PM2.5 Tertinggi, Masuk Kategori Tidak Sehat
Wilayah Kubu Raya mencatatkan tingkat PM2.5 tertinggi pada pukul 21.00 WIB dengan konsentrasi mencapai 85,4 µg/m³, yang masuk dalam kategori Tidak Sehat menurut standar BMKG. Kondisi ini terjadi pada malam hari dan menunjukkan lonjakan signifikan dalam waktu singkat antara pukul 20.00 hingga 23.00 WIB.
BMKG mengimbau masyarakat di wilayah ini untuk mengurangi aktivitas luar ruangan, serta menggunakan masker apabila terpaksa harus keluar, terutama bagi kelompok rentan.
Mempawah dan Sintang Masih Aman, Namun Perlu Waspada
Sementara itu, wilayah Mempawah dan Sintang tercatat berada pada level Sedang. Di Mempawah, PM2.5 tertinggi terdeteksi pada pukul 07.00 WIB dengan konsentrasi 30,5 µg/m³, sedangkan di Sintang, puncaknya terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan konsentrasi 23,1 µg/m³.
Meski tergolong masih aman, warga di kedua wilayah tetap diminta waspada, terutama jika terjadi peningkatan kebakaran lahan atau aktivitas yang memicu polusi udara lainnya.
Kategori Kualitas Udara PM2.5 Menurut BMKG:
-
Baik (Hijau): 0 – 15.4 µg/m³
-
Sedang (Biru): 15.5 – 55.4 µg/m³
-
Tidak Sehat (Kuning): 55.5 – 150.4 µg/m³
-
Sangat Tidak Sehat (Merah): 150.5 – 250.4 µg/m³
-
Berbahaya (Hitam): > 250.4 µg/m³
BMKG mengingatkan bahwa peningkatan PM2.5 bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti aktivitas kendaraan bermotor, pembakaran sampah, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak melakukan pembakaran terbuka dan melaporkan titik api jika ditemukan.
Informasi lebih lanjut mengenai kualitas udara dan perkembangan cuaca harian dapat diakses melalui aplikasi Info BMKG atau situs resmi iklimkalbar.bmkg.go.id. (Tim Liputan)
Editor : Aan