Akuifer adalah batuan berpori dalam yang terisi air asin, yang tidak cocok untuk air minum atau pertanian. Akuifer tersebar luas di seluruh dunia dan memiliki potensi besar untuk menyimpan CO₂. Pada kedalaman lebih dari 800 meter, karbon dioksida berada dalam keadaan superkritis, dalam bentuk gas atau cairan padat.
Dalam bentuk ini, karbon dioksida dengan mudah menembus pori-pori dan dapat tertahan di bawah tanah dengan berbagai cara: dengan larut dalam air garam (perangkap kelarutan), dengan bereaksi secara kimia dengan batuan dan membentuk mineral padat (mineralisasi), dengan tertahan di pori-pori akibat gaya kapiler, atau dengan terakumulasi di bawah lapisan batuan kedap air.
Baca Juga: AI Menghasilkan 157 Ide Baru Untuk Bahan Bakar Diesel Bersih
Setelah mempelajari mekanisme ini, para peneliti dari Universitas Perminyakan dan Mineral King Fahd telah mengusulkan solusi yang tidak biasa: penggunaan nanogelembung CO₂ untuk meningkatkan efisiensi penyimpanan.
Ini mengacu pada gelembung gas dengan diameter kurang dari satu mikrometer. Tidak seperti gelembung biasa, gelembung ini tidak mengapung ke permukaan dan tidak cepat pecah.
Karena daya apung yang sangat rendah dan gerak Brown, nanogelembung tetap berada di dalam cairan untuk waktu yang lama dan dapat menembus struktur berpori batuan secara merata.
Luas permukaannya yang tinggi membantu CO₂ larut dengan cepat dalam air garam dan mengaktifkan reaksi kimia dengan mineral. Selain itu, penggunaan nanogelembung dapat mengurangi kebutuhan kompresi gas awal, sehingga proses injeksi menjadi lebih murah.
Namun, teknologi ini masih dalam tahap awal penelitian. Sebagian besar eksperimen dilakukan di laboratorium dengan air murni, sementara CO₂ berinteraksi dengan larutan garam multikomponen dalam akuifer sungguhan.
Perilaku nanobubble di bawah tekanan dan suhu tinggi yang menjadi ciri khas formasi bawah tanah juga belum sepenuhnya jelas. Masalah lainnya adalah tingginya biaya eksperimen tanpa adanya subsidi pemerintah.
Meskipun demikian, para peneliti yakin akan potensi besar nanobubble untuk penyimpanan CO₂, menyerukan komunitas ilmiah untuk bekerja sama dan mengusulkan untuk mengembangkan standar evaluasi yang seragam, memperkuat pertukaran data antar laboratorium, dan memulai uji lapangan percontohan pertama. (Tim Liputan)
Editor : aan