KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio mencatat sebanyak 878 titik panas (hotspot) tersebar di wilayah Kalimantan Barat dalam periode pemantauan 30 Juli 2025 pukul 00.00 hingga 23.00 WIB. Temuan ini diperoleh melalui pemantauan satelit VIIRS dan MODIS dari satelit polar NOAA20, S-NPP, TERRA, dan AQUA. (31/7/2025). 878 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Sanggau Jadi Wilayah Terbanyak Alami Hotspot
Berdasarkan tingkat kepercayaannya, dari total tersebut:
-
817 titik dikategorikan sebagai kepercayaan rendah
-
42 titik berkategori kepercayaan menengah
-
19 titik terkonfirmasi memiliki kepercayaan tinggi
Temuan ini menunjukkan adanya potensi signifikan peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah-wilayah dengan akumulasi hotspot tinggi.
Sebaran Titik Panas per Kabupaten
Dari 14 kabupaten/kota di Kalbar, wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak adalah:
-
Sanggau: 180 titik (seluruhnya tingkat kepercayaan rendah)
-
Mempawah: 125 titik (termasuk 10 titik menengah)
-
Sambas: 98 titik (14 menengah, 3 tinggi)
-
Landak: 97 titik (2 tinggi)
-
Kapuas Hulu: 68 titik (1 menengah, 1 tinggi)
Wilayah Ketapang mencatat 41 hotspot, sedangkan Kubu Raya terpantau 62 titik panas. Sintang, meskipun hanya mencatat 53 titik, terdeteksi satu titik dengan tingkat kepercayaan tinggi. Adapun Melawi dan Kayong Utara masing-masing terdeteksi satu titik dengan kepercayaan tinggi.
Sementara itu, Bengkayang, Pontianak, dan Singkawang tidak mencatat adanya hotspot dalam periode pemantauan ini.
Hotspot yang terdeteksi berasal dari anomali suhu panas di permukaan bumi yang berbeda signifikan dibandingkan suhu sekitarnya. Citra satelit ini diambil pada waktu siang dan malam hari untuk memaksimalkan jangkauan pengamatan. Namun, BMKG mengingatkan bahwa area yang tertutup awan atau blank zone tidak dapat terpantau, sehingga jumlah aktual titik panas bisa saja lebih tinggi.
BMKG mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di wilayah rawan karhutla, agar:
-
Tidak melakukan pembakaran lahan secara terbuka
-
Melapor jika menemukan kebakaran hutan atau lahan
-
Waspada terhadap kabut asap dan dampaknya terhadap kesehatan
Pemerintah daerah diminta untuk meningkatkan patroli dan respons cepat atas laporan warga guna mencegah meluasnya kebakaran. Informasi seputar titik panas dan potensi cuaca ekstrem bisa diakses melalui laman resmi https://kalbar.bmkg.go.id atau aplikasi Info BMKG. (Tim Liputan)
Editor : Aan