![]() |
Soft Launching Sumitro Institute: Bersiap Memasuki Paradigma Baru Pembangunan |
KALBARNEWS.CO.ID (DEPOK) – Intelektual dan alumni dari berbagai perguruan tinggi yang mengatasnamakan perhimpunan murid Prof Sumitro Djojohadikusumo mengumumkan soft launching Sumitro Institute pada hari ini.
Pembentukan Sumitro Institute dilatarbelakangi dorongan untuk semakin menggali, mempelajari kembali, dan berbagi warisan pemikiran Sumitro Djojohadikusumo atau yang sering disebut sebagai ‘Sumitronomics’. Istilah ini belakangan kembali hangat dibicarakan lantaran banyak pemikiran Sang Begawan Ekonomi justru terbukti semakin relevan dengan kondisi yang berkembang saat ini. (2/6/2025).
Pada kesempatan yang sama diselenggarakan bincang ilmiah dengan mengangkat tema “Prolog Sumitronomics: Pembangunan untuk Ekonomi & Ekonomi untuk Pembangunan”.
Acara ini dihadiri antara lain oleh Thomas Djiwandono, Wakil Menteri Keuangan RI yang merupakan cucu dari Prof. Sumitro, Fahri Hamzah, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI, Fithra Faisal Hastiadi, Ekonom dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), serta Dr. Ubaidillah Nugraha, Ketua Ikatan Alumni (ILUNI) FEUI.
Hadir sebagai narasumber yaitu Prof. Dr. Anggito Abimanyu, Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ternyata punya pengalaman spesial pernah menjadi asisten peneliti di lembaga think-tank kebijakan ekonomi Prof. Sumitro.
Menurut Anggito, pemikiran-pemikiran Prof. Sumitro adalah warisan penting bagi bangsa terutama terkait keberadaan ekonomi pembangunan bukan semata ilmu ekonomi. “Prof. Sumitro bukan hanya milik ILUNI,” tukas Prof. Dr. Anggito Abimanyu, Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM).
Fahri Hamzah, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI, yang juga alumni FEUI menyampaikan bahwa ada beberapa tema yang selalu menjadi atensi Prof Sumitro.
“Ekonomi yang diajarkan Prof. Sumitro adalah ekonomi pembangunan yang menyentuh pedesaan, menggerakkan koperasi, mengentaskan kemiskinan, dan mengadaptasi masa depan,” tegas Fahri.
Fithra Faisal Hastiadi, Ekonom dari FEB UI menimpali, “Yang diperlukan bukan semata-mata pembangunan di Indonesia melainkan pembangunan Indonesia yang lebih inklusif, mengikutsertakan segenap masyarakat. Itulah yang ingin disampaikan Prof. Sumitro melalui pemikiran-pemikirannya selama ini.”
Dr. Ubaidillah Nugraha, Ketua ILUNI FEUI menambahkan bahwa, diskusi ini menjadi mukadimah bagi pembahasan yang lebih komprehensif mengenai Sumitronomics dan penerapannya di berbagai bidang.
Sejalan dengan itu, Pandu Sjahrir, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, menyampaikan Danantara tempatnya berkiprah kini, tak lain adalah wujud dari pemikiran Prof. Sumitro yang sudah dicetuskan semenjak puluhan tahun lalu.
“Danantara bukan hanya profit, tapi nilai, dan kedaulatan, yang sustainable. Oleh karena itu lebih dari optimalisasi kekayaannya, Danantara adalah optimalisasi pelakunya,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Fadli Zon, Menteri Kebudayaan RI, menyebut Prof. Sumitro adalah sosok pejuang ekonomi. Mengenai hal ini pernah diulasnya dalam peringatan 100 tahun Prof. Sumitro di tahun 2017.
Hingga akhir hayatnya, Sang Begawan Ekonomi yang juga pendiri FEB UI ini telah menyumbangkan lebih dari 100 karya bagi bangsa dan dunia, termasuk buku “Ekonomi Pembangunan” yang sangat komprehensif dan, hebatnya, diterbitkan hanya satu dekade setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, di tengah segala keterbatasan dan tantangan pasca-kemerdekaan.
Haryo Budi Rahmadi, Caretaker Sumitro Institute, mengungkap bahwa “Prof. Sumitro adalah yang pertama menulis buku bertajuk Ekonomi Pembangunan atau Development Economics secara spesifik hingga terbitnya buku tersebut di tahun 1955, bahkan sangat besar kemungkinan lebih dulu ketimbang Sir Arthur Lewis yang kerap dianggap sebagai bapak ekonomi pembangunan.”
Peresmian Sumitro Institute yang digelar pada hari Minggu, 1 Juni 2025, bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila menandai langkah penting dalam melestarikan dan mengembangkan pemikiran Prof. Sumitro yang juga banyak berkontribusi dalam pengembangan Ekonomi Pancasila. Sumitro Institute yang berlokasi di bilangan Cibubur ini telah diinisiasi semenjak Januari 2024 sebagai wadah diskusi informal bagi Perhimpunan Murid-Murid Prof. Sumitro atau yang dalam bahasa Sansekerta mereka sebut sebagai Catra Sangha Djojohadikusumo.
Di penghujung kegiatan, Thomas Djiwandono menambahkan, “Agar Sumitro Institute menjadi pusatnya pemikiran Prof. Sumitro yang selalu berpesan bahwa inti pembangunan adalah martabat manusia dan kemerdekaan”.
Adapun berbagai kegiatan yang telah berjalan selama ini adalah preservasi karya-karya Prof. Sumitro serta diskusi rutin lintas disiplin lintas almamater.
“Ke depan, dalam rangkaian kegiatan menuju Grand Launching, Sumitro Institute akan menggelar sejumlah kegiatan antara lain hybrid seminar nasional Hari Koperasi 2025, dan dialog internasional untuk menyambut Peringatan 10 Windu Kemerdekaan RI,” pungkas Gufron Al Bayroni, alumni Universitas Pertahanan yang juga salah satu pendiri Sumitro Institute . (Tim Liputan)
Editor : Aan