Ketapang Dominasi Titik Panas Kalbar, Waspadai Potensi Karhutla di Musim Kemarau

Editor: Redaksi author photo


Ketapang Dominasi Titik Panas Kalbar, Waspadai Potensi Karhutla di Musim Kemarau

KALBARNEWS.COM (PONTIANAK)
– Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai meningkat seiring memasuki musim kemarau di Kalimantan Barat. Berdasarkan rilis terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kalimantan Barat, terdeteksi sebanyak 21 titik panas (hotspot) di wilayah Kalbar pada tanggal 3 Juni 2025. (4/6/2025).


Deteksi tersebut dilakukan menggunakan sensor satelit VIIRS dan MODIS yang terpasang pada empat satelit pemantau, yakni NOAA20, S-NPP, TERRA, dan AQUA. Alat ini bekerja dengan memindai anomali suhu permukaan yang lebih tinggi dari sekitarnya dan mengindikasikan potensi terjadinya kebakaran hutan atau lahan.


Ketapang Jadi Episentrum Hotspot

Dari total 21 titik panas yang tercatat, Kabupaten Ketapang menjadi wilayah dengan jumlah terbanyak, yakni 18 titik, atau sekitar 86% dari total temuan. Fokus titik panas di Ketapang terutama berada di Kecamatan Kendawangan, yang menyumbang sedikitnya 16 titik panas, menjadikannya wilayah paling rentan pada periode tersebut. Selain Kendawangan, masing-masing satu titik panas juga muncul di Kecamatan Riam dan Tumbang Titi.


Sementara itu, Kabupaten Landak mencatat 3 titik panas, yang tersebar di Kecamatan Ngabang dan Sompak. Meski jumlahnya relatif lebih kecil, kemunculan hotspot tetap menjadi sinyal peringatan awal terhadap risiko karhutla.


Data BMKG juga mengungkapkan bahwa seluruh titik panas tersebut berada pada kategori tingkat kepercayaan rendah hingga menengah. Tidak ada titik dengan kepercayaan tinggi yang terdeteksi, namun hal ini tidak mengurangi urgensi pengawasan karena titik menengah berpotensi berkembang menjadi kebakaran aktif, terutama dalam cuaca kering dan berangin.

Rincian Tingkat Kepercayaan Titik Panas:

  • Kategori Rendah (warna hijau): 19 titik

  • Kategori Menengah (kuning): 2 titik

  • Kategori Tinggi (merah): 0 titik


BMKG menjelaskan bahwa tingkat kepercayaan mengindikasikan probabilitas bahwa anomali suhu tersebut benar-benar merupakan kejadian kebakaran. Titik dengan kategori menengah sudah cukup signifikan untuk ditindaklanjuti secara cepat oleh aparat terkait, terutama bila ditemukan di wilayah dengan histori karhutla tinggi.


Cuaca Mendukung Terjadinya Karhutla

Sebelumnya, BMKG Kalbar juga merilis peta sebaran curah hujan pada periode yang sama. Hasilnya menunjukkan bahwa wilayah barat dan pesisir Kalbar, termasuk Ketapang, Pontianak, Kubu Raya, dan Kayong Utara, berada dalam zona curah hujan rendah hingga tidak hujan.


Wilayah-wilayah tersebut didominasi warna hijau dan abu-abu dalam peta curah hujan, yang mengindikasikan curah hujan ringan (0,5–20 mm/hari) hingga tidak hujan sama sekali. Dengan kondisi kering yang meluas dan minimnya kelembaban tanah, risiko kebakaran lahan menjadi semakin besar.


Kombinasi antara tingginya suhu permukaan dan cuaca kering secara signifikan memperbesar kemungkinan terjadinya karhutla, terutama di kawasan gambut dan hutan sekunder yang mudah terbakar.


Imbauan BMKG dan Langkah Antisipasi

Menanggapi situasi ini, BMKG Kalbar mengimbau agar pemerintah daerah, aparat keamanan, dan masyarakat umum:

  1. Tidak membuka lahan dengan cara membakar, baik untuk pertanian maupun perkebunan.

  2. Meningkatkan patroli di wilayah-wilayah rawan titik panas, khususnya yang tercatat secara konsisten seperti Kendawangan.

  3. Mengaktifkan posko siaga karhutla, termasuk sistem deteksi dini dan pemantauan satelit harian.

  4. Meningkatkan koordinasi lintas instansi, termasuk TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, dan perangkat desa setempat.

  5. Memastikan edukasi masyarakat di sekitar lahan gambut agar memahami bahaya karhutla dan prosedur pelaporan bila menemukan asap atau api.

BMKG juga mengingatkan bahwa deteksi satelit memiliki keterbatasan, khususnya di wilayah yang tertutup awan atau blank zone. Artinya, jumlah titik panas di lapangan bisa lebih banyak dari yang terdeteksi, dan pengawasan langsung tetap dibutuhkan.

Monitoring Harian Tersedia

Sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana, BMKG Kalimantan Barat melakukan pemutakhiran data sebaran hotspot setiap hari dan dapat diakses secara terbuka oleh publik melalui:

🔗 Website: https://kalbar.bmkg.go.id
📱 Instagram, Facebook, dan Twitter: @bmkgkalbar

Masyarakat juga didorong untuk segera melapor kepada pihak berwenang bila menemukan indikasi awal kebakaran, seperti kepulan asap di area perkebunan, hutan, atau semak belukar. Keterlibatan publik menjadi kunci keberhasilan pencegahan karhutla yang berkelanjutan. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini