IKG Kalimantan Barat 2024 Turun, Ketimpangan Gender Terus Membaik di Semua Dimensi

Editor: Redaksi author photo

 IKG Kalimantan Barat 2024 Turun, Ketimpangan Gender Terus Membaik di Semua Dimensi

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) 
— Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat merilis data terbaru Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2024. Dalam laporan yang dipublikasikan melalui Berita Resmi Statistik (BRS) No. 31/05/61/Th. XXVIII tanggal 5 Mei 2025, disebutkan bahwa IKG Kalimantan Barat tahun 2024 tercatat sebesar 0,493, menurun 0,026 poin dibandingkan tahun 2023 yang berada di angka 0,519.6 Mei 2025.


Penurunan ini mencerminkan kemajuan signifikan dalam mengurangi ketimpangan gender, yang didorong oleh perbaikan pada ketiga dimensi utama pembentuk IKG, yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan pasar tenaga kerja.


Perbaikan Konsisten Selama Lima Tahun Terakhir

Dalam lima tahun terakhir (2019–2024), IKG Kalimantan Barat terus menunjukkan tren menurun yang konsisten. Sejak 2019, IKG berhasil dikurangi sebesar 0,073 poin, dengan rata-rata penurunan 0,015 poin per tahun. Capaian ini menunjukkan bahwa upaya mendorong kesetaraan gender di Kalimantan Barat telah berjalan efektif dan terarah.



Dimensi Kesehatan Reproduksi: Risiko Menurun

Dimensi kesehatan reproduksi diukur melalui dua indikator, yakni proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang melahirkan tidak di fasilitas kesehatan (MTF) dan proporsi perempuan usia 15–49 tahun yang melahirkan pertama kali pada usia di bawah 20 tahun (MHPK20).



Pada tahun 2024, indikator MTF menunjukkan penurunan signifikan dari 0,241 poin (2023) menjadi 0,190 poin. Sementara itu, indikator MHPK20 juga mengalami penurunan dari 0,326 menjadi 0,324. Penurunan ini menandakan peningkatan akses dan kesadaran terhadap pentingnya layanan kesehatan ibu di fasilitas resmi serta penurunan angka kelahiran pada usia muda.


Dimensi Pemberdayaan: Keterwakilan Perempuan Meningkat

Perbaikan juga terlihat pada dimensi pemberdayaan. Indikator keterwakilan perempuan di legislatif mengalami peningkatan tajam dari 18,46 persen pada 2023 menjadi 23,08 persen pada 2024, sedangkan keterwakilan laki-laki menurun dari 81,54 persen menjadi 76,92 persen.


Dari sisi pendidikan, persentase perempuan usia 25 tahun ke atas dengan pendidikan SMA ke atas meningkat dari 30,46 persen menjadi 30,77 persen, dan laki-laki naik dari 53,11 persen menjadi 53,95 persen. Meskipun kesenjangan masih ada, arah perbaikannya menunjukkan langkah positif menuju keseimbangan gender dalam pendidikan dan pengambilan keputusan politik.


Dimensi Pasar Tenaga Kerja: Masih Ada Ketimpangan

Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mencatat kenaikan, baik untuk perempuan maupun laki-laki. TPAK laki-laki naik dari 84,85 persen (2023) menjadi 86,05 persen (2024), sementara TPAK perempuan naik dari 52,51 persen menjadi 53,95 persen. Meski mengalami peningkatan, kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam pasar kerja masih cukup besar, menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih inklusif untuk mendukung partisipasi perempuan.


Capaian IKG Menurut Kabupaten/Kota

Secara wilayah, 10 dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat mencatatkan penurunan IKG pada tahun 2024. Penurunan paling signifikan terjadi di:

  • Kabupaten Kayong Utara: turun 0,224 poin

  • Kota Singkawang: turun 0,158 poin

  • Kabupaten Bengkayang: turun 0,113 poin

Sebaliknya, empat daerah mencatatkan kenaikan IKG, yaitu:

  • Kabupaten Sekadau: naik 0,195 poin (tertinggi)

  • Kubu Raya: naik 0,046 poin

  • Ketapang: naik 0,032 poin

  • Sanggau: naik 0,022 poin

Untuk tahun 2024, IKG terendah terdapat di:

  • Kota Singkawang: 0,214

  • Kota Pontianak: 0,239

  • Kabupaten Bengkayang: 0,319

  • Kapuas Hulu: 0,398

Sedangkan IKG tertinggi berada di:

  • Kabupaten Sekadau: 0,856

  • Ketapang: 0,634

  • Kayong Utara: 0,617

Hanya enam kabupaten/kota yang memiliki IKG lebih baik dari rata-rata provinsi (0,493), menunjukkan masih adanya disparitas ketimpangan gender antarwilayah yang perlu ditangani lebih serius.


Metodologi dan Catatan Teknis

IKG disusun berdasarkan metodologi Gender Inequality Index (GII) yang diadopsi dari UNDP, dengan beberapa penyesuaian karena keterbatasan data nasional tahunan, seperti penggantian indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dengan proksi MTF, serta Adolescent Birth Rate (ABR) dengan MHPK20.


IKG dibentuk dari tiga dimensi utama:

  1. Kesehatan reproduksi (MTF dan MHPK20)

  2. Pemberdayaan (pendidikan dan keterwakilan legislatif)

  3. Pasar tenaga kerja (TPAK)

Nilai IKG berada pada skala 0–1, di mana semakin kecil nilainya, maka semakin kecil ketimpangan gender yang terjadi di wilayah tersebut.


Penurunan IKG Kalimantan Barat tahun 2024 merupakan sinyal positif atas upaya-upaya nyata yang dilakukan berbagai pihak dalam meningkatkan kesetaraan gender. Namun demikian, ketimpangan di sektor tenaga kerja dan disparitas antarwilayah masih menjadi tantangan yang perlu diatasi dengan program dan kebijakan yang lebih inklusif, responsif gender, dan terintegrasi lintas sektor. (Tim Liputan)

Editor :  Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini