Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Barat, Drs. H. Manto, M.Si.
KALBARNEWS.CO.ID (MELAWI) - Dalam upaya memperkuat ketahanan ideologi generasi muda terhadap ancaman radikalisme dan terorisme, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Barat menggelar Roadshow Anti Terorisme di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi. Kegiatan ini melibatkan Badan Kesbangpol Kabupaten Melawi, Satuan Tugas Wilayah (Satgaswil) Densus 88 Kalbar, eks narapidana teroris (napiter), serta pelajar dari SMA negeri dan swasta di Kabupaten Melawi.Rabu, 14 Mei 2025.
Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Kalimantan Barat, Drs. H. Manto, M.Si., dalam paparannya menyampaikan pentingnya membangun generasi muda yang tangguh terhadap infiltrasi paham radikal.
“Terorisme adalah ancaman global yang tidak mengenal usia, gender, atau status sosial. Maka generasi muda harus dibekali dengan literasi dan kewaspadaan sejak dini,” ujarnya.
Materi edukasi yang disampaikan dalam roadshow ini meliputi definisi dan bahaya terorisme, ciri-ciri radikalisme, hingga strategi pencegahan melalui pendekatan lunak (soft approach) seperti media literasi, pembinaan eks napiter, dan penguatan nilai toleransi.
Kegiatan ini menjadi istimewa dengan kehadiran seorang eks napiter yang membagikan kisah nyata proses radikalisasi yang pernah dialaminya serta proses deradikalisasi yang membawanya kembali ke masyarakat. Kesaksian tersebut menjadi pembelajaran langsung yang menyentuh dan menggugah kesadaran para pelajar yang hadir.
Kasatgaswil Densus 88 Kalbar juga memberikan gambaran faktual terkait peta ancaman terorisme di Indonesia serta peran aktif masyarakat dalam deteksi dini dan pelaporan.
Kegiatan ini disambut antusias oleh para siswa yang terlibat, terlihat dari diskusi interaktif yang berlangsung hangat dan penuh semangat. Melalui kegiatan ini, diharapkan pelajar di Kabupaten Melawi menjadi duta perdamaian yang mampu menyebarkan nilai-nilai toleransi dan menolak segala bentuk kekerasan ekstrem.
Roadshow ini merupakan bagian dari program terpadu pencegahan terorisme berbasis edukasi dan literasi publik, dengan prinsip koordinasi lintas sektor, keterlibatan masyarakat, serta penghormatan terhadap hak asasi manusia. (Tim Liputan)
Editor : Aan