Bangladesh Membuat Produksi Batu Bata Lebih Hemat Energi Dan Ramah Lingkungan

Editor: Redaksi author photo

 Bangladesh membuat produksi batu bata lebih hemat energi dan ramah lingkunganKALBARNEWS.CO.ID (BANGLADESH) Sebuah tim ilmuwan dari Universitas Stanford dan Universitas Teknik dan Teknologi Bangladesh telah melakukan penelitian lapangan di Bangladesh dengan partisipasi perusahaan konsultan Greentech Knowledge Solutions, yang menawarkan kepada pemilik pabrik batu bata lokal cara-cara baru untuk menghemat energi dan mengurangi emisi berbahaya ke atmosfer. Hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Science . 


Hal ini dapat menjadi titik awal untuk reformasi dalam industri batu bata, yang memainkan peran kunci dalam ekonomi Bangladesh tetapi tetap menjadi sumber utama polusi udara, termasuk emisi karbon dioksida (CO₂) dan partikel halus PM2.5, yang berbahaya bagi kesehatan manusia.


Produksi batu bata di Bangladesh sebagian besar dilakukan dengan menggunakan metode konvensional berteknologi rendah. Sebagian besar tungku pembakaran dioperasikan secara manual berdasarkan musim, menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utama. 


Produsen sering menggunakan tungku pembakaran zig-zag, yang dapat lebih ramah lingkungan jika dioperasikan dengan benar, meskipun banyak pemilik tidak tahu cara menggunakannya secara efektif. 



Meskipun demikian, Bangladesh memproduksi sekitar 27 miliar batu bata per tahun, yang menjadikan industri ini sangat penting sekaligus sulit diatur.



Pada tahun 2023–2024, para ilmuwan melakukan uji coba terkontrol yang melibatkan 276 pemilik tanur yang ditawarkan pelatihan dan dukungan teknis untuk mengadopsi metode produksi baru, termasuk beralih dari batu bara ke biofuel. Hasilnya sangat mengesankan: 65% pemilik menerapkan teknologi baru, mengurangi biaya bahan bakar, dan meningkatkan kualitas produk mereka. 


Yang terpenting, konsumsi energi mereka turun hingga 23%, dengan emisi CO₂ dan PM2.5 menurun hingga 20%.


Menurut perhitungan para peneliti, manfaat sosial dari pengurangan emisi melebihi biaya implementasi hingga 65 kali lipat, dengan biaya pengurangan satu ton CO₂ hanya sebesar $2,85. Setahun setelah percobaan, sebagian besar pemilik terus menggunakan metode baru, dan beberapa bahkan menerapkan perbaikan tambahan.


Jika semua pemilik tungku di Bangladesh beralih ke teknologi pembakaran dan penumpukan yang diusulkan, emisi CO₂ musiman dapat turun hingga 2,4 juta ton, yang merupakan sekitar 2% dari seluruh emisi tahunan di negara tersebut. 


Para peneliti yakin bahwa metode yang diuji di Bangladesh dapat digunakan di negara-negara Asia Selatan lainnya, seperti India dan Nepal, tempat batu bata diproduksi dengan cara yang sama. (Tim Liputan)

editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini