Tiga Bibit Siklon Tropis Berpotensi Pengaruhi Kondisi Cuaca

Editor: Redaksi author photo

Tiga Bibit Siklon Tropis Berpotensi Pengaruhi Kondisi Cuaca

KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - 
BMKG kembali mengeluarkan peringatan tentang potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa hari ke depan. Peringatan ini didasarkan pada data terbaru yang menunjukkan adanya peningkatan curah hujan di berbagai daerah, yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga badai.


Menurut data dari BMKG, selama sepekan terakhir, curah hujan yang sangat lebat hingga ekstrem telah terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, mengakibatkan beberapa daerah mengalami bencana seperti genangan air, banjir bandang, dan tanah longsor. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan yang sering terdampak bencana hidrometeorologi.


Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, memberikan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah-wilayah yang rentan terhadap dampak cuaca ekstrem.


"Oleh karena itu, masyarakat yang berada di daerah rawan bencana diimbau untuk lebih waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem," ujarnya dalam konferensi pers BMKG yang digelar pada Sabtu, 1 Februari 2025.


Ia juga menambahkan bahwa informasi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG dapat menjadi pedoman bagi masyarakat untuk mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan guna mengurangi risiko bencana.


"Tetaplah mengikuti informasi terbaru dari BMKG guna memperkuat langkah antisipasi dan meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi," imbuhnya.


Menurut keterangan yang dikutip dari laman resmi BPBD Kabupaten Bogor, bencana hidrometeorologi adalah jenis bencana yang dipengaruhi oleh aktivitas cuaca dan iklim, seperti siklus hidrologi, curah hujan yang tinggi, suhu ekstrem, angin kencang, dan kelembapan udara yang berlebihan.


Bencana ini dapat berupa kekeringan yang berkepanjangan, banjir bandang, badai tropis, kebakaran hutan akibat suhu tinggi, tanah longsor akibat hujan deras, angin puting beliung, serta fenomena gelombang panas dan gelombang dingin yang dapat berdampak luas pada lingkungan dan kehidupan manusia.


BMKG Temukan Tiga Bibit Siklon Tropis di Selatan Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Dwikorita Karnawati juga mengungkapkan adanya gangguan atmosfer yang saat ini terdeteksi di wilayah selatan Indonesia. BMKG mengidentifikasi tiga bibit siklon tropis yang berpotensi berkembang dan berpengaruh terhadap kondisi cuaca di beberapa daerah di Indonesia.


Dua bibit siklon yang terpantau adalah Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S yang berada di Samudra Hindia, masing-masing terletak di selatan Banten dan selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).


Menurut penjelasan Dwikorita, kedua bibit siklon ini berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di beberapa wilayah pesisir selatan Jawa, Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Dampaknya meliputi peningkatan intensitas curah hujan, angin kencang, hingga gelombang tinggi di perairan sekitar daerah tersebut.


Meski kedua bibit siklon tropis ini cenderung menjauhi wilayah Indonesia, BMKG tetap memantau kemungkinan berkembangnya sistem ini menjadi siklon tropis yang lebih kuat dalam dua hingga tiga hari ke depan.


Selain dua bibit siklon yang terdeteksi di Samudra Hindia, BMKG juga mengidentifikasi Bibit Siklon Tropis 96P yang terletak di Teluk Carpentaria, Australia. Keberadaan sistem ini berkontribusi terhadap meningkatnya potensi cuaca ekstrem, khususnya di wilayah Papua dan NTT.


Prediksi Cuaca Ekstrem: Hujan Lebat Disertai Kilat/Petir dan Angin Kencang

Dwikorita menegaskan bahwa cuaca ekstrem yang dipicu oleh bibit siklon ini dapat menyebabkan hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang di beberapa daerah, terutama di wilayah Papua.


Selain itu, intensitas hujan juga diprediksi akan meningkat di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Beberapa wilayah di Pulau Jawa, seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, juga diperkirakan akan terdampak cuaca ekstrem meskipun dalam skala yang lebih ringan dibandingkan dengan Papua dan NTT.


Tidak hanya itu, wilayah lain seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, serta Jambi diperkirakan akan mengalami peningkatan curah hujan dalam beberapa hari ke depan.


Untuk mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem ini, BMKG terus memberikan informasi yang lebih akurat mengenai pola hujan, termasuk prediksi waktu dan lokasi terjadinya hujan lebat agar masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.


BMKG Beri Panduan Antisipasi bagi Masyarakat

Dalam upaya mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, Dwikorita juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah yang rawan banjir dan longsor.


Ia menyarankan masyarakat yang berada di kawasan bantaran sungai agar segera mengungsi jika kondisi cuaca mulai memburuk.


"BMKG memberikan informasi hujannya akan mulai jam berapa sampai jam berapa sehingga bisa merencanakan kapan harus meninggalkan bantaran sungai atau menjauh dari sungai," ujarnya.


Selain risiko banjir akibat luapan sungai, masyarakat yang tinggal di lereng-lereng bukit dan daerah dengan potensi longsor tinggi juga diimbau untuk segera mencari tempat yang lebih aman saat tanda-tanda cuaca ekstrem mulai terlihat.


"Saat cuaca mulai mendung, semakin gelap, bahkan gerimis, segera menjauh dari lereng, cari tempat yang datar dan jauh," tambahnya.


Pihak BMKG juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem ini.


Dengan peringatan dan informasi yang terus diperbarui oleh BMKG, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi cuaca ekstrem dan mengurangi risiko yang dapat timbul akibat bencana hidrometeorologi. (Tim Liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini