Gugatan Heritage Foundation dan Kontroversi Visa Pangeran Harry di AS

Editor: Redaksi author photo

Gugatan Heritage Foundation dan Kontroversi Visa Pangeran Harry di AS

KALBARNEWS.CO.ID (AMERIKA SERIKAT) - 
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memutuskan untuk tidak mendeportasi Pangeran Harry dari AS, meskipun masih ada gugatan hukum yang mempertanyakan status imigrasi Duke of Sussex. Keputusan ini muncul di tengah proses litigasi yang sedang berlangsung di Washington DC, di mana organisasi konservatif Heritage Foundation menuduh bahwa Harry mungkin telah menyembunyikan riwayat penggunaan obat-obatan terlarang saat mengajukan visa AS. Jika tuduhan ini terbukti, maka secara hukum Harry bisa saja kehilangan haknya untuk tinggal di AS dan berisiko dideportasi.


Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan The New York Post pada Jumat, 7 Februari 2025, Trump menegaskan bahwa dirinya tidak tertarik untuk mengambil tindakan terhadap status imigrasi Pangeran Harry. Ia menyatakan bahwa meskipun kasus ini menjadi perhatian banyak pihak, ia tidak ingin terlibat lebih jauh dalam masalah tersebut.


"Saya tidak ingin melakukan itu," ujar Trump ketika ditanya mengenai kemungkinan deportasi Pangeran Harry.


Lebih lanjut, Trump menambahkan pernyataan kontroversial mengenai hubungan Harry dan Meghan Markle, dengan mengatakan, "Saya akan membiarkannya sendiri. Dia sudah cukup banyak mengalami masalah dengan istrinya. Istrinya sangat buruk." Komentar ini langsung menarik perhatian publik karena selama ini hubungan antara Trump dan pasangan Harry-Meghan memang dikenal tidak harmonis.


Pernyataan Trump datang di tengah gugatan yang diajukan oleh Heritage Foundation terhadap Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Lembaga pemikir konservatif ini mempertanyakan apakah Harry telah mengungkapkan riwayat penggunaan narkoba ilegalnya di masa lalu saat mengajukan visa AS. Pengakuan Harry tentang penggunaan narkoba, yang tertuang dalam memoarnya yang berjudul Spare, menjadi dasar bagi Heritage Foundation untuk menggugat keabsahan visa yang dimilikinya saat ini. Menurut peraturan imigrasi AS, seseorang yang memiliki riwayat penggunaan narkoba yang tidak diungkapkan dalam permohonan visa dapat kehilangan hak untuk tinggal di negara tersebut.


Hubungan antara Trump dan pasangan Harry-Meghan memang telah lama dikenal tegang. Pangeran Harry dan Meghan Markle, yang kini tinggal di California, AS, telah menjadi pengkritik vokal terhadap Trump selama bertahun-tahun. Meghan pernah menyebut Trump sebagai sosok yang "memecah belah" dan "misoginis," sebuah pernyataan yang menuai banyak perhatian publik dan semakin memperburuk hubungan mereka. Trump, di sisi lain, kerap memberikan komentar negatif mengenai pasangan ini, terutama terhadap Harry yang dianggapnya "terlalu menurut" pada istrinya.


"Saya pikir Harry yang malang sedang ditipu," ujar Trump dalam wawancara yang sama, menegaskan pandangannya bahwa Meghan Markle memiliki pengaruh besar terhadap keputusan-keputusan yang diambil oleh suaminya.


Di sisi lain, dalam wawancara dengan New York Post, Trump secara terbuka memuji kakak Harry, Pangeran William. Ia menyebut pewaris takhta Kerajaan Inggris tersebut sebagai "seorang pemuda yang hebat." Trump dan William sempat bertemu dalam acara pembukaan kembali Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis, pada Desember 2024. Pertemuan tersebut dinilai sangat kontras dengan hubungan buruk yang ia miliki dengan Harry dan Meghan. Sementara Trump menunjukkan rasa hormat dan kekagumannya terhadap William, ia tidak ragu untuk mengkritik Harry dan istrinya secara terbuka di hadapan media.


Heritage Foundation tetap melanjutkan gugatan mereka terhadap Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dengan alasan bahwa ada kemungkinan Pangeran Harry telah menerima perlakuan istimewa dari pemerintahan Joe Biden terkait visanya. Mereka menyoroti bagian dalam otobiografi Spare di mana Harry secara terbuka mengakui bahwa ia pernah menggunakan kokain, ganja, dan psikedelik di masa lalu.


"Siapa pun yang melamar ke Amerika Serikat harus jujur dalam lamaran mereka, dan tidak jelas apakah hal itu berlaku untuk Pangeran Harry," ujar Nile Gardiner, seorang analis dari Heritage Foundation, yang menegaskan bahwa pihaknya menginginkan transparansi penuh dalam kasus ini.


Heritage Foundation juga mencurigai bahwa setelah Harry dan Meghan pindah ke California pada tahun 2020, mereka mendapat perlakuan istimewa dari pemerintahan Biden, mengingat hubungan baik pasangan tersebut dengan kalangan liberal di AS. Isu ini semakin memperkeruh perdebatan mengenai apakah Harry seharusnya diperbolehkan tetap tinggal di AS atau tidak.


Meskipun gugatan terhadap status imigrasi Pangeran Harry masih berlangsung, pernyataan Trump menegaskan bahwa setidaknya selama ia menjabat sebagai presiden, tidak akan ada upaya dari pemerintahannya untuk mendeportasi Duke of Sussex. Namun, proses hukum yang sedang berjalan tetap dapat mempengaruhi masa depan Harry di AS. Jika pengadilan atau otoritas imigrasi menemukan bahwa Harry memang tidak jujur dalam permohonan visanya, maka ia masih berisiko kehilangan hak tinggalnya di negara tersebut.


Keputusan Trump untuk tidak mendeportasi Harry bisa menjadi strategi politik di tengah persaingan politik yang semakin memanas menjelang pemilihan presiden AS berikutnya. Trump, yang kembali mencalonkan diri sebagai presiden, mungkin tidak ingin mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih besar dan lebih strategis bagi kampanyenya. 


Selain itu, keputusannya juga dapat dipandang sebagai bentuk pembalasan terselubung terhadap Meghan Markle, yang selama ini vokal mengkritiknya. Dengan membiarkan Harry tetap tinggal di AS tetapi tetap memberikan komentar tajam mengenai pernikahannya, Trump tampaknya ingin menunjukkan bahwa ia tetap memiliki kendali dalam narasi publik mengenai pasangan ini.


Sejauh ini, baik Pangeran Harry maupun Meghan Markle belum memberikan tanggapan resmi terhadap pernyataan Trump. Namun, isu mengenai visa Harry terus menjadi sorotan, terutama di kalangan konservatif yang ingin menegakkan aturan imigrasi secara ketat. Dengan adanya proses hukum yang masih berlangsung, masa depan Harry di Amerika Serikat masih belum sepenuhnya jelas. (Tim Liputan).

Editor : Lan

Share:
Komentar

Berita Terkini