Nur Iskandar: Media Sosial adalah Kunci Pencegahan Radikalisme di Era Digital
KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) – Pemimpin Redaksi Teraju News Network, Nur Iskandar, S.Pd., menegaskan pentingnya peran media sosial sebagai alat utama dalam pencegahan radikalisme. Hal ini disampaikan dalam kegiatan "Penguatan Organisasi Pemuda/Pelajar dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme" yang digelar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat di Orchardz Hotel Ayani, Pontianak. (19/12/2024)
Dalam paparannya, Nur menjelaskan bahwa media sosial kini menjadi ruang yang strategis baik bagi penyebar radikalisme maupun bagi upaya pencegahannya. “Radikalisme yang dulu menyasar secara tatap muka kini telah bergeser ke dunia maya. Tetapi, media sosial juga dapat digunakan sebagai 'serum digital' untuk melawan radikalisme dengan pendekatan yang kreatif dan masif,” ujarnya.
Ia memaparkan empat prinsip penting dalam penggunaan media sosial secara sehat untuk pencegahan radikalisme:
Tell the Truth (Sampaikan Kebenaran): Konten yang benar dan berbasis fakta dapat mencegah penyebaran hoaks yang memicu konflik.
Minimize Harm (Minimalkan Dampak Negatif): Sebelum membagikan konten, pastikan tidak ada unsur provokasi atau merugikan pihak lain.
Be Accountable (Bertanggung Jawab): Pengguna media sosial harus siap bertanggung jawab atas konten yang dibuat dan dibagikan.
Act Independently (Bertindak Independen): Dalam menyampaikan informasi, pastikan tidak ada kepentingan yang dapat memecah belah harmoni sosial.
Nur juga menyoroti keberhasilan FKPT Kalimantan Barat dalam menjaga stabilitas sosial melalui program berbasis komunitas, seperti lomba film pendek, puisi, dan pelatihan jurnalistik untuk pelajar. Ia menilai, pendekatan ini telah terbukti efektif dalam menciptakan agen perdamaian di kalangan generasi muda.
"Ketika siswa SMA memahami jurnalistik dan mampu menyampaikan fakta secara akurat, mereka menjadi garda terdepan dalam memerangi hoaks. Hal ini sejalan dengan visi FKPT untuk menciptakan harmoni melalui sinergi lintas generasi," tambahnya.
Ia juga mengapresiasi masyarakat Kalimantan Barat yang hingga saat ini berhasil menjaga keharmonisan, meski memiliki beragam suku, agama, dan budaya. “Kalbar adalah contoh bagaimana keberagaman menjadi kekuatan. Sebagai daerah pelintasan internasional, stabilitas yang kita jaga bersama ini patut diapresiasi,” pungkas Nur.
Kegiatan yang dihadiri pelajar SMA sederajat dan organisasi kepemudaan ini juga menghadirkan narasumber lain, yakni Prof. Dr. Wajidi Sayadi, M.Ag., Ketua FKPT Kalimantan Barat, dan Prof. Dr. Kamarullah, SH, M.Hum., yang membahas dampak radikalisme terhadap pemuda sebagai agen perdamaian.
FKPT Kalimantan Barat berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap bahaya radikalisme sekaligus mendorong mereka untuk menjadi aktor perdamaian di era digital. (Yim Liputan)
Editor : Aan