Tidak Lagi Defisit: Pasokan Pasar Lithium Telah Melampaui Permintaan

Editor: Redaksi author photo

Tidak Lagi Defisit: Pasokan Pasar Lithium Telah Melampaui Permintaan

KALBARNEWS.CO.ID (AFRIKA)
- Pasar litium telah mengatasi defisit: pada tahun 2022 permintaan global untuk litium melampaui pasokannya sebesar 9%, tetapi pada akhir tahun 2024, volume produksi litium akan melampaui volume konsumsi sebesar 11%, menurut perkiraan triwulanan terbaru dari Departemen Sains, Industri, dan Sumber Daya Alam Australia. 


Menurut perkiraannya, konsumsi litium global akan mencapai 1,16 juta ton (setara litium karbonat) pada akhir tahun ini, sementara produksi akan mencapai 1,28 juta ton. Tanggal 02.11.2024



Meningkatnya permintaan litium dalam pembangkitan listrik dan transportasi telah menyebabkan maraknya proyek-proyek pertambangan baru. Menurut Energy Institute, volume produksi litium dalam kurun waktu 2021-2023 meningkat hingga 80%. Secara absolut, peningkatan ini mencapai 90,1 ribu ton per tahun, yang mana 78 ribu ton di antaranya berasal dari tiga negara saja, yakni Tiongkok, Chili, dan Australia. 


Seiring dengan meningkatnya minat terhadap industri ini, estimasi cadangan bahan baku juga mengalami perubahan. Pada tahun 2019, US Geological Survey memperkirakan cadangan litium dunia yang dapat dipulihkan secara ekonomis sebesar 17 juta ton, sementara pada akhir tahun 2023 estimasi tersebut naik menjadi 28 juta ton per tahun. Pada saat yang sama, estimasi cadangan geologis untuk periode yang sama meningkat dari 80 juta menjadi 105 juta ton, yang mana Bolivia menyumbang 23 juta ton pada akhir tahun 2023.


Dalam beberapa tahun mendatang, tren utama dalam industri ini adalah diversifikasi geografi dan metode produksi. Menurut perkiraan Infomain, Amerika Selatan akan menyumbang 42% dari pertumbuhan produksi litium global hingga tahun 2030, Amerika Utara – sebesar 24%, Eropa – sebesar 14%, dan Afrika – sebesar 12%, sementara Australia hanya akan menyumbang 8%. 


Sebagai perbandingan, Australia menyumbang 24% dari produksi litium global pada tahun 2023. Batuan padat akan menyumbang “hanya” 39% dari pertumbuhan produksi global, sementara air garam akan menyumbang 46%, dan 15% lainnya akan diperhitungkan dengan metode penambangan langka, termasuk ekstraksi litium dari tanah liat dan air tanah.


Transportasi listrik masih menjadi pendorong pertumbuhan industri. Menurut perkiraan dasar IEA berdasarkan analisis tren yang tersedia (Stated Policies Scenario), penjualan global mobil listrik baru dan plug-in hybrid akan meningkat dari 13,8 juta unit pada tahun 2023 menjadi 40,7 juta pada tahun 2030, dan pangsa mereka dalam penjualan mobil penumpang baru akan meningkat dari 3,2% menjadi 16%. 


Penyimpanan energi akan terus menjadi pendorong pertumbuhan lainnya. Menurut Energy Information Administration (EIA), industri tenaga listrik AS menambahkan kapasitas penyimpanan sebesar 20,2 GW pada paruh pertama tahun 2024, naik 20% dari paruh pertama tahun 2023. (tim Liputan)

Editor : Aan


Share:
Komentar

Berita Terkini