![]() |
Calon Wali Kota Tegal Faruq Ibnul Haqi Angkat Visi Kota Hijau untuk Tegal yang Berkelanjutan |
KALBARNEWS.CO.ID (TEGAL) – Dampak perubahan iklim global yang semakin dirasakan oleh masyarakat, terutama dengan meningkatnya suhu harian di Indonesia, mengundang perhatian besar Faruq Ibnul Haqi, calon Wali Kota Tegal yang juga seorang arsitek. Seperti diketahui, sepanjang 2024, suhu bulanan di Indonesia tercatat lebih panas hampir 1derajat celsius dibandingkan dengan rata-rata suhu dalam 30 tahun. (31/10/2024).
Faruq pun memaparkan visinya tentang Kota Hijau sebagai
jawaban terhadap tantangan lingkungan secara umum, termasuk yang dihadapi Kota
Tegal. Sebagai kota pesisir yang berada di kawasan Pantura Jawa, Tegal
menghadapi ancaman nyata dari dampak perubahan iklim yang terus meningkat.
Mulai dari suhu yang semakin panas hingga kenaikan permukaan
air laut yang mengancam garis pantai, dampak ini mengakibatkan abrasi yang
semakin parah di sejumlah titik pesisir. Situasi ini, jika tidak ditangani
dengan serius, berpotensi mengancam permukiman dan lahan produktif di sepanjang
wilayah pantai.
Faruq pun mencetuskan pentingnya Kota Hijau sebagai strategi
yang mendesak untuk menanggulangi berbagai dampak tersebut dan menciptakan kota
yang lebih tahan iklim. “Banyak yang mungkin tidak begitu peduli, bahwa Oktober
kemarin ini adalah bulan diperingatinya Hari Habitat Dunia dan Hari Kota
Dunia,” ujar Faruq.
“Peringatan dua hari tersebut, merefleksikan kelayakan kota
sebagai tempat tinggal kita. Terutama di tengah ancaman krisis iklim yang semakin
kita rasakan, seperti meningkatkanya suhu di kota-kota kita,” lanjutnya.
Di tengah pesatnya pertumbuhan kota dan meningkatnya perhatian
terhadap isu-isu lingkungan, Faruq menawarkan konsep Kota Hijau untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang mempertahankan kualitas hidup serta
keberlangsungan lingkungan.
“Kota Tegal punya potensi luar biasa untuk menjadi kota hijau
yang berkelanjutan. Kita memiliki laut, aliran sungai, dan ruang perkotaan yang
bisa dikembangkan secara ramah lingkungan,” ujar Faruq. “Sebagai arsitek, saya
melihat pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan
lingkungan. Setiap proyek pembangunan di Tegal harus membawa manfaat jangka
panjang, baik secara ekonomi maupun ekologis,” lanjutnya.
Dalam penjelasannya, Faruq mengungkapkan rencana memperketat
regulasi tata ruang, khususnya di wilayah pesisir dan pemukiman padat. Langkah
ini ditujukan untuk mencegah degradasi lingkungan serta menjaga keseimbangan
ekosistem lokal. Lebih lanjut, ia juga menyampaikan komitmennya untuk menambah
Ruang Terbuka Hijau (RTH) di seluruh penjuru kota. Dengan banyaknya ruang hijau
publik, Faruq bertekad menjadikan Tegal lebih asri dan nyaman bagi seluruh
warganya.
Tak hanya itu, Faruq juga memprioritaskan pengembangan sistem
transportasi hijau yang ramah lingkungan. Ia merencanakan pembangunan
infrastruktur transportasi yang mendorong penggunaan sepeda, jalur pejalan
kaki, serta layanan transportasi umum berbasis energi terbarukan. Faruq percaya
bahwa pendekatan ini tidak hanya akan mengurangi emisi karbon tetapi juga
meningkatkan kualitas hidup warga dengan menciptakan lingkungan yang lebih
sehat.
Gagasan Forum
Komunitas Hijau
Faruq menggarisbawahi bahwa program Kota Hijau ini tidak akan
berjalan tanpa dukungan dari berbagai pihak. Menurutnya, keberhasilan visi ini
sangat bergantung pada komitmen dan sinergi lintas sektor, mulai dari
pemerintah daerah hingga masyarakat. Karena itu, ia berencana membentuk Forum
Komunitas Hijau sebagai wadah bagi warga untuk berperan aktif dalam menjaga dan
mengembangkan ruang hijau.
“Kota hijau adalah kota yang melibatkan semua elemen
masyarakat. Tidak cukup hanya kebijakan, tetapi harus ada dukungan dari setiap
warga. Karena itu, kami akan menginisiasi forum komunitas hijau di Tegal yang
akan berfungsi sebagai penggerak dan penjaga komitmen kita bersama,” tutur
Faruq.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Faruq optimistis bahwa
Tegal bisa menjadi kota yang bukan hanya unggul dalam aspek ekonomi dan
infrastruktur, tetapi juga ramah lingkungan dan lestari. “Kota ini adalah rumah
bagi kita semua. Kita harus menjaganya agar tetap hijau, nyaman, dan lestari
untuk anak-cucu kita di masa depan,” ujar Faruq.
Dengan visi Kota Hijau ini, Faruq berharap bahwa Pilkada bisa
menjadi ajang pertukaran gagasan berbobot termasuk isu keberlanjutan
lingkungan. “Sudah seharusnya demokrasi kita naik kelas, tidak hanya berkutat
dengan isu-isu lama, tapi juga gagasan baru yang visioner termasuk visi
kepemimpinan yang adaptif terhadap tantangan aktual seperti krisis iklim,”
pungkas Faruq.
Di Pilkada Kota Tegal 2024, Faruq mengusung visi "Tegal Maju Cemerlang",
dengan empat pilar utama: Cerdas,
Modern, Religius, dan Gemilang. Pemuda asli
Tegal ini berlatar belakang arsitek. Ia menamatkan gelar sarjananya dari
jurusan Arsitektur, Universitas Islam Indonesia (UII) pada tahun 2008.
Beberapa tahun terakhir, Faruq lebih
banyak berada di Australia untuk studi lanjut. Faruq merupakan kandidat doktor
perencanaan kota dan wilayah di University of South Australia. Gelar master
bidang yang sama juga ia peroleh di kampus tersebut.
“Saya akan manfaatkan semaksimal mungkin pengetahuan dan pengalaman saya sebagai arsitek untuk menata kota tanah kelahiran saya, termasuk merealisasikan konsep Kota Hijau,” pungkas Faruq. (Tim Liputan)
Editor : Aan