![]() |
| Ritual Sedekah Bumi Di Desa Jawa Tengah Sungai Ambawang Tahun 2024 |
KALBARNEWS.CO.ID (KUBU
RAYA) - Desa Jawa Tengah kembali merayakan tradisi tahunan yang
penuh makna, yaitu ritual Sedekah Bumi. Acara ini merupakan ungkapan rasa
syukur masyarakat atas hasil bumi yang melimpah serta permohonan perlindungan
dan keberkahan dari Yang Maha Kuasa untuk tahun-tahun mendatang.
Sedekah Bumi, yang juga dikenal
dengan istilah "Gasdeso" atau "Bersih Deso" adalah tradisi
yang telah diwariskan secara turun-temurun. Ritual ini mencerminkan rasa syukur
masyarakat desa kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah serta sebagai
bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur. Kegiatan ini juga menjadi momen
penting untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Rangkaian kegiatan Sedekah Bumi
diawali dengan gotong royong warga untuk mempersiapkan segala kebutuhan acara.
Mulai dari membersihkan lingkungan desa, menghias tempat-tempat penting, hingga
mempersiapkan berbagai sesaji dan hidangan tradisional. Puncak acara biasanya
ditandai dengan prosesi arak-arakan yang membawa berbagai hasil bumi dan sesaji
menuju tempat keramat atau pusat desa.
Di Desa Jawa Tengah Kecamatan
Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya, Sedeqah Bumi yang dilaksanakan setiap
Senin Legi Sasi Suro itu dilakukan dengan kenduri Kampung dan puncaknya dengan
pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk.
Hal tersebut disampaikan Ketua
Panitia Sedeqah Bumi Desa Jawa Tengah tahun 2024, Guntur Slamet pada pembukaan
kenduri kampung yang dihadiri semua warga Desa Jawa Tengah serta tokoh-tokoh
dan sesepuh warga Jawa yang ada.
Tampak Hadir Sekretaris Paguyuban
Jawa Kalimantan Barat (PJKB), Edi Jenggot, Ketua Paguyuban Jawa Kabupaten Kubu
Raya, Lilik Suharto, Kapolres Kubu Raya, AKBP Wahyu Jati Wibowo, SH, S.I.K,
yang diwakili Kasat Intelkam Polres Kubu Raya, AKP Sri Nanto, Camat Sungai
Ambawang serta sespuh-sesepuh lainnya.
Para sesepuh desa memimpin doa
dan ritual, memohon keselamatan dan keberkahan untuk seluruh warga desa. Doa
ini diiringi dengan berbagai pertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit,
kuda lumping, dan gamelan.
Anak-anak dan pemuda desa turut
berpartisipasi dengan penuh semangat, mengenakan pakaian adat yang
berwarna-warni, menambah semarak suasana.
Sedekah Bumi juga menjadi ajang
untuk mempererat kebersamaan dan gotong royong antarwarga. Setelah prosesi doa,
masyarakat desa berkumpul untuk menikmati hidangan yang telah disiapkan
bersama-sama.
Hidangan ini biasanya terdiri
dari berbagai makanan khas daerah yang dimasak secara bersama-sama oleh warga
desa.
Kepala Desa Jawa Tengah, Sumarlin
menyampaikan harapannya agar tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi
pengingat bagi generasi muda akan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan
alam dan sesama.
"Ritual Sedekah Bumi ini
bukan hanya tentang tradisi, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan alam dan
memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat," ujarnya.
Masyarakat desa berharap agar
tradisi Sedekah Bumi tetap dilestarikan dan diwariskan kepada generasi
mendatang. Mereka juga menginginkan agar pemerintah daerah memberikan dukungan
lebih dalam pelaksanaan tradisi ini, baik dalam bentuk pembiayaan maupun promosi
budaya, sehingga tradisi ini bisa dikenal lebih luas dan menjadi daya tarik
wisata budaya.
Ritual Sedekah Bumi di Jawa
Tengah tahun 2024 kembali menjadi bukti kekayaan budaya Indonesia yang sarat
akan nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan penghormatan terhadap alam.
Melalui tradisi ini, masyarakat
desa berharap dapat terus hidup harmonis dengan alam dan mendapatkan keberkahan
dalam setiap langkah kehidupannya. (tim liputan).
Editor : Heri

