Sosialisasi Gaya Hidup Halal oleh Peserta KKNI Turkiye UNIDA Gontor
KALBARNEWS.CO.ID
(MALAYSIA) - Setelah menyelesaikan program di daerah Karabuk, KKNI
Turkiye UNIDA Gontor yang di suport oleh Bank Syariah Indonesia melanjutkan
kegiatan pengabdian di daerah Sakarya. Secara umum, terdapat 2 kegiatan yang
dilaksanakan di kota ini, yang pertama bersama santri Madrasa Bilge, dan yang
kedua bersama para pelajar di Sakarya. Sabtu (9 Maret 2024).
Kedatangan
para peserta KKNI disambut oleh Ketua PPI, Ardhian Rizky Ramdhany, dan
perwakilan dari organisasi Satelit (Sakarya Tempat Literasi) Sayyid Ash
Shiddiq. Kegiatan berlokasi di Serdivan Kültür Sanat Merkezi, salah satu gedung
milik walikota Sakarya dan dimulai pada pukul 15.00 TRT. Adapun jumlah pelajar
Indonesia di Sakarya merupakan populasi mahasiswa/i terbesar di Turkiye, yaitu
830 orang. Namun, karena keterbatasan ruangan, jumlah peserta juga dibatasi
menjadi 60 orang saja.
Kajian
tentang gaya hidup halal ini diisi oleh Mohtar Burhanuddin, salah satu peserta
KKNI Turkiye dari program studi Hukum Ekonomi Syariah. Halal bukan hanya
mengenai makanan dan minuman, melainkan hampir seluruh aspek kehidupan manusia
harus ditinjau dari sisi halal/haramnya. “Halal secara umum dapat dibagi
menjadi 3: Halal memperoleh, halal mengkonsumsi, dan halal memanfaatkan” terang
Mohtar.
Berkaitan
dengan gaya hidup halal, perwakilan dari IKPM Sakarya, Fathan Aulia Rahman,
menyampaikan kepada para hadirin tentang status para mereka sekarang. “Saat ini
kita sudah menjadi alumni dan hidup di luar pondok pesantren, akan tetapi,
jangan sampai kita melepaskan ke-pesantren-an kita, dan melakukan semuanya sesuai
kemauan kita saja”. Hal ini sesuai dengan alam para pelajar yang sudah hidup di
daerah yang dipengaruhi kuat oleh budaya Barat.
Selain
itu, terdapat pertanyaan dari Wakil Ketua PPI, Ilham Syuhada, mengenai cara
menerapkan ekosistem halal di samping hanya mengetahui tentang halal/haram.
Untuk itu, pembimbing KKNI Turkiye, Dr. Riza Azhari, M.Pd.I. menerangkan bahwa
untuk melahirkan ekosistem halal, harus dimulai dengan memiliki pengetahuan dan
keinginan yang kuat, karena darinya akan menjadi kebiasaan, sehingga dapat
menjadi ekosistem yang baik. (WyZ)
Editor : Firdis