Pj Gubernur Tekankan Lurah dan Camat Harus Tahu Anak Stunting Diwilayahnya

Editor: Redaksi author photo

 Pj Gubernur Tekankan Lurah dan Camat Harus Tahu Anak Stunting Diwilayahnya 

KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK)
- Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Harisson mengingatkan keterlibatan semua stakeholder dalam upaya percepatan penurunan stunting. Termasuk para lurah, kepala desa dan camat juga harus menunjukkan keseriusan menekan angka stunting.


Hal tersebut diungkapkan Pj Gubernur Harisson saat turun langsung memberikan edukasi gizi bagi ibu-ibu di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Pelangi Kecamatan Pontianak Barat Kota Pontianak pada Kamis (25/1) pagi.


Harisson mengungkapkan para lurah dan camat di Kota Pontianak harus hafal anak-anak yang mengalami stunting diwilayah mereka masing-masing. Dengan demikian maka akan mudah untuk melakukan intervensi terhadap anak-anak stunting disetiap kelurahan dan kecamatan.


“Lurah-lurah dan camat harus tahu berapa anak stunting diwilayahnya, lurah dan camat juga harus tahu langkah apa yang sudah dilakukan untuk menekan stunting,” kata Pj Gubernur Harisson.


Dirinya pun menyebut para camat dan lurah juga harus memaksimalkan upaya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengentaskan stunting diwilayah mereka. Sehingga upaya untuk mencapai target penurunan stunting secara nasional bisa semakin maksimal.


“Para camat dan lurah harus memastikan ada langkah nyata intervensi yang dilakukan terhadap anak stunting,” tegasnya.


Harisson menekankan urgensi percepatan penurunan stunting di Indonesia. Menyambung pesan Presiden Joko Widodo, untuk mempersiapkan generasi Indonesia Emas 2045 harus dimulai dari sekarang dengan memenuhi gizi anak sejak balita.


“Dua puluh sampai tiga puluh tahun ke depan, anak-anak kita harus mencapai top management level di dunia kerja. Tidak ada lagi buruh kasar,” jelasnya.


Harisson berharap adanya upaya serius dari berbagai pihak dalam percepatan penurunan stunting. Lantaran stunting akan berdampak pada kemampuan kognitif anak-anak yang berkurang. 


Lalu akibat stunting kemampuan anak untuk berpikir lebih komplek dan mengembangkan nalarnya dalam memecahkan masalah akan lebih rendah. Sehingga nanti hal tersebut akan menghambat mereka pada saat menyerap ilmu pengetahuan disekolah.


Maka stunting harus dicegah sejak dini mulai dari remaja putri pra konsepsi, konsepsi, ibu hamil, ibu menyusui dan kemudian sampai anak berumur dua tahun. 


“Sekarang saatnya kita turun langsung ke ibu-ibu untuk memberikan edukasi gizi yang baik,” ujar Harisson.


Ditekankan Harisson dalam penanganan stunting tidak hanya sekadar berakhir diomongan belaka atau lip servis. Misalnya usai dirinya turun langsung ke posyandu-posyandu lantas setelah itu tidak ada tindak lanjut lagi dari pemerintah kabupaten kota.


Menurutnya pasca ia turun ke posyandu harus dibarengi upaya lanjutan dengan berbagai program yang harus dilakukan dalam menurunkan stunting. Terutama dalam memasifkan edukasi gizi yang tepat dengan menyasar langsung para ibu-ibu.


“Penanganan stunting kita harus benar-benar melakukan aksi nyata tidak hanya sekadar lip servis,” tegas Harisson.


Dalam kesempatan tersebut Pj Gubernur Harisson turut disampingi Pj Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalbar Windy Prihastari. Lalu Direktur Utama Bank Kalbar Rokidi serta pejabat lainnya.


Pada momentum tersebut Pj Gubernur Harisson juga menyerahkan bantuan 200 paket sembako dari CSR Bank Kalbar. Lalu 200 paket bantuan bahan pangan yang berisikan beras premium, gula pasir, minyak goreng premium dan susu. Serta berbagai bantuan lainnya yang menyasar langsung masyarakat. (BP)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini