GCL Raih Pesanan Panel Surya Dengan Volume 1,1 GW dari NTPC
KALBARNEWS.CO.ID (SUZHOU) -- GCL System Integration Technology Co. Ltd. (GCLSI),
pemain utama pada segmen pasar PV global, meresmikan kerja sama dengan NTPC
Renewable Energy Limited, India (NTPCREL) untuk memasok panel surya berefisiensi tinggi
dengan volume 1.100 MW. (11 Januari 2024 ).
Proyek ini merupakan pesanan panel surya terbesar dari
NTPCREL untuk satu produsen. Panel surya tersebut akan digunakan dalam
berbagai proyek NTPC yang tengah difinalisasi. GCLSI akan merampungkan seluruh
pesanan bervolume 1.100 MW ini dalam waktu yang memecahkan rekor, yakni lima
minggu.
Bagi
GCLSI, kontrak ini menjadi pencapaian penting terbaru dalam ekspansi bisnis
di India dan pasar-pasar global lain. Kontrak lain dengan volume
serupa, 1,1 GW, diraih GCLSI dari perusahaan IPP terkemuka
di India pada September 2023. Produk yang dipesan perusahaan
tersebut akan dikirim pada Triwulan II-2024.
"Kami
berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan NTPCREL kepada GCLSI. Kami
berharap, GCLSI dapat menjadi salah satu mitra jangka panjang yang tepercaya.
Kami berkomitmen memberikan kualitas kelas dunia, teknologi terkini, dan solusi
tenaga surya yang reliabel guna mendukung target energi
berkelanjutan India," ujar Zhang Kun, Executive
President, GCLSI.
NTPC adalah
BUMN listrik terbesar di India dengan kapasitas terpasang
73.874 MW. Sementara, NTPCREL, anak usaha NTPC, menggarap proyek
tenaga surya, tenaga bayu, dan tenaga hibrida di India.
GCLSI adalah bagian dari konglomerasi energi, Golden Concord Holdings Ltd.(GCL), yang berada pada posisi kedua dalam daftar 500 perusahaan energi baru berskala global yang terbesar.
Menjangkau lebih dari 30 negara, dan memiliki lebih dari
40.000 tenaga kerja, GCL merambah berbagai jenis industri terdiversifikasi,
seperti produksi silikon FBR, silikon semikonduktor, sel & panel PV,
penyimpanan energi, energi portabel, hidrogen energi, gas alam, material
litium, dan lain-lain.
Selain
portofolio solusi konvensional, GCLSI memimpin industri dengan mengembangkan
solusi traceability yang memadukan sertifikasi jejak karbon
dan teknologi blockchain. Pendekatan inovatif ini sejalan dengan
regulasi perdagangan karbon yang semakin ketat di dunia guna memerangi
perubahan iklim.
Menurut World Economic Forum (WEF), India segera memimpin pertumbuhan tenaga surya di dunia berkat pesatnya permintaan energi. Pemerintah India pun telah menetapkan target ambisius untuk memasang 500 GW fasilitas energi terbarukan, serta meningkatkan porsi listrik yang tidak memakai bahan bakar fosil.
Tujuannya, mewujudkan masa depan yang lebih lestari di India dengan
memanfaatkan teknologi mutakhir, pengalaman industri yang luas, serta komitmen
inovasi. (Tim Liputan)
Editor : Aan