Tingkat Kesadaran Publik, Aksesibilitas, dan Keterjangkauan Informasi Berperan Deteksi Awal Talasemia
KALBARNEWS.CO.ID
(BANGKOK) -- Talasemia, kelainan hemoglobin yang menjadi penyakit
keturunan (hereditary hemoglobinopathy), dialami 4,4 bayi dari setiap
10.000 bayi yang lahir dengan selamat. Talasemia banyak muncul di wilayah
pesisir Mediterania, Afrika, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Tiongkok
Selatan. (30 November 2023).
Pemeriksaan dan diagnosis kehamilan (antenatal)
mengurangi kemunculan talasemia-β di banyak negara Mediterania. Mengkaji
sejumlah wilayah lain dengan prevalensi talasemia yang tinggi, BGI meluncurkan "Global 2023 State of Thalassemia Awareness
Report" yang melibatkan 1.847 perempuan
di Azerbaijan, Tiongkok, Indonesia, Kuwait, Arab Saudi,
dan Thailand. Riset ini menilai tingkat pemahaman dan perilaku seputar
risiko kesehatan terkait, pemeriksaan gen talasemia, serta konsultasi genetika
bagi orang yang memiliki gen talasemia.
Dr. Androulla Eleftheriou, Executive
Director, Thalassaemia International Federation (TIF), Dr. Zhiyu
Peng, Deputy GM, BGI Genomics, dan Head, World
Hemoglobinopathy Foundation, berbagi perspektif dalam laporan ini agar berbagai
orang semakin memahami talasemia.
Dr. Eleftheriou berkata: "Sebagai
fakta yang mengejutkan, banyak orang yang disurvei kurang memahami penyakit ini
sehingga menghambat tindak pencegahan dan pengendalian penyakit secara
efektif. Temuan riset ini senada dengan laporan 'Global Thalassemia
Review 2022' yang diterbitkan TIF, yakni tingkat kesadaran publik tentang
talasemia dan dampaknya harus diperkuat."
Sekitar 70% responden dari negara-negara dengan tingkat prevalensi talasemia yang tinggi mengaku bahwa mereka kurang memahami penyakit ini. Maka, Dr. Peng menganjurkan: "Program peningkatan kesadaran publik berskala nasional masih memiliki peluang untuk dijalankan secara lebih dini. Lewat program tersebut, publik dapat diingatkan mengenai sejumlah fase penting.
Misalnya, program peningkatan kesadaran
publik tersebut dapat dilakukan pada tingkat SMA, mengingatkan pria dan
perempuan sejumlah pemeriksaan kesehatan pada fase tertentu, seperti menjelang
pernikahan, mempersiapkan kehamilan, dan kelahiran." Agar publik
menyadari alasan dan cara pemeriksaan talasemia, program ini juga harus
membahas metode skrining kesehatan, seperti pemeriksaan darah rutin, hemoglobin
electrophoresis, pemeriksaan genetika.
Kesadaran publik berperan penting dalam pencegahan penyakit, deteksi awal, pengobatan berdasarkan target, dan pengobatan efektif. Menurut Dr. Eleftheriou, pemahaman penyakit dan gejalanya mendorong langkah preventif penting, seperti skrining dan pemeriksaan rutin.
Dengan mengenali kesenjangan informasi, pihak terkait dapat merancang strategi
pencegahan penyakit hemoglobin dan inisiatif pengendalian penyakit yang sesuai
dengan setiap kondisi sosial, ekonomi, dan ciri khas budaya sebuah negara.
Laporan
ini menganjurkan sejumlah langkah penting untuk meningkatkan kesadaran publik,
aksesibilitas, dan keterjangkauan informasi dalam program pengendalian
talasemia. Rumah sakit atau dinas pemerintah setempat yang menyediakan layanan
skrining (43,1%) dan biaya layanan skrining (38,1%) merupakan faktor-faktor
utama yang memengaruhi keinginan seseorang mengikuti pemeriksaan talasemia.
Menurut Dr. Peng, di Jiangxi,
sebuah provinsi di Tiongkok berpenduduk sekitar 45 juta, pemeriksaan genetika
dianjurkan bagi seseorang yang memiliki gen talasemia. Hal ini kian
meningkatkan aksesibilitas dan menghemat biaya.
TIF adalah lembaga nirlaba dan nonpemerintah
yang meningkatkan mutu hidup pasien talasemia dan kelainan hemoglobin di
seluruh dunia.
Berkolaborasi dengan komunitas
pasien, praktisi medis, serta badan kesehatan tingkat internasional, regional,
dan nasional, TIF mendukung pengembangan Program Pengendalian Penyakit Berskala
Nasional baru, serta memperkuat program yang telah berjalan untuk mencegah dan
merawat kelainan hemoglobin di seluruh dunia.
Mencatat bahwa TIF memiliki asosiasi
yang menjadi anggotanya di seluruh negara yang dikaji dalam riset tersebut
(Azerbaijan, Tiongkok, Indonesia, Kuwait, Arab Saudi,
dan Thailand), Dr. Eleftheriou berkata: "TIF akan terus memperkuat
upaya dan program untuk melindungi hak pasien, serta meningkatkan perawatan dan
manfaat bagi pasien."
Pada 2017, BGI Genomics mendirikan
World Hemoglobinopathy Foundation untuk memerangi talasemia dan mewujudkan
dunia yang lebih baik tanpa penyakit tersebut. BGI Genomics menjadi pionir yang
menyediakan layanan pemeriksaan gen talasemia berdasarkan teknologi next-generation
sequencing (NGS) sejak 2013. Dr. Peng menegaskan, BGI Genomics
berkomitmen menjalankan riset untuk mengendalikan penyakit talasemia yang
meliputi tahap skrining, diagnosis, dan pengobatan.
Sebagai bagian dari misi ini,
Azerbaijan Thalassemia Center dan BGI Genomics menandatangani Kontrak
Kerja sama pada September 2022 untuk meningkatkan pemeriksaan
talasemia lewat teknologi genetika. Agar praktisi medis setempat semakin
memahami penyakit ini, BGI Genomics menggelar simposium di Azerbaijan
Laboratory Medicine Congress & Lab Expo pada Mei 2023.
Pada akhir Juni 2023, BGI Genomics
telah melakukan pemeriksaan gen talasemia terhadap lebih dari 1,4 juta orang
dan terapi gen untuk enam pasien, mengurangi ketergantungan pasien pada metode
perawatan dengan transfusi darah. (Tim Liputan)
Editor
: Aan