Studinya: Keramik Biokarbon Dapat Digunakan Untuk Menangkap CO2

Editor: Redaksi author photo

Studinya: Keramik Biokarbon Dapat Digunakan Untuk Menangkap CO2

KALBARNEWS.CO.ID (
Universitas Politeknik Tomsk ) -  Para ilmuwan dari Universitas Politeknik Tomsk telah menciptakan keramik dari karbon, yang diperoleh dari bahan tumbuhan. Perkembangan tersebut dapat digunakan sebagai filter untuk menangkap karbon dioksida. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan oleh New Journal of Chemistry.


Untuk menghasilkan karbon, para peneliti menggunakan berbagai jenis sisa makanan: kulit jeruk (jeruk keprok, jeruk bali), cangkang kelapa dan kenari, serta daun birch, rumput rumput, dan kulit pisang kering. 


“Karbon yang berasal dari bahan baku tumbuhan memiliki sifat unik karena struktur masing-masing tumbuhan. Dalam kasus kami, morfologi karbon yang diperoleh mengulangi morfologi tumbuhan, yaitu memiliki pori-pori dan ciri struktural lainnya. Kami telah melakukan penelitian terhadap karbon yang diperoleh dan menemukan bahwa dari semua limbah tanaman yang kami gunakan, karbon dari kulit jeruk bali memiliki sifat yang sangat baik untuk menghasilkan keramik tahan api,” Politeknik Tomsk mengutip Associate Professor Kirill Larionov.

 

Selama percobaan, para ilmuwan mencampurkan bubuk kulit jeruk bali dengan bubuk titanium dan melakukan sintesis plasma dalam reaktor busur listrik, memperoleh bubuk titanium karbida, yang menjadi dasar pembuatan sampel keramik dengan sintering plasma percikan. Keramik ini mempunyai sifat mekanik yang tinggi dan dapat digunakan baik untuk pembuatan filter penangkap CO2 maupun untuk pemanfaatan karbon.

 

Pengembangan dan penerapan material baru untuk penyerapan CO2 merupakan salah satu segmen energi baru yang berkembang pesat. Misalnya, untuk menangkap karbon dioksida, perusahaan Drax akan menggunakan kerangka logam-organik (MOFs) – bahan berpori kristal berdasarkan penggunaan ion logam yang diikat oleh molekul organik. Pori-pori MOF berubah di bawah pengaruh suhu, kelembapan, dan radiasi elektromagnetik, yang menyebabkan kerangka logam-organik mampu menahan zat eksternal (termasuk CO2), dan melepaskannya ketika kondisi eksternal berubah. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini