Pangsa Energi Terbarukan Dalam Kapasitas Pembangkit Terpasang Tiongkok Mencapai Hampir 50%

Editor: Redaksi author photo

Pangsa Energi Terbarukan Dalam Kapasitas Pembangkit Terpasang Tiongkok Mencapai Hampir 50%

KALBARNEWS.CO.ID (TIONGKOK)
- Kapasitas terpasang pembangkit listrik berbasis sumber energi terbarukan (RES) di Tiongkok melebihi 1,4 terawatt (TW), sementara pangsa pembangkit listrik tersebut dalam struktur kapasitas terpasang sektor energi listrik Tiongkok mencapai 49,9%, menurut laporan Administrasi Energi Nasional Tiongkok.


Jenis pembangkit listrik terbarukan yang paling banyak tersebar adalah panel surya dan konsentrator, yang total kapasitasnya mencapai 536 GW pada akhir tahun ini. Urutan kedua dalam indikator ini ditempati oleh pembangkit listrik tenaga air (420 GW), disusul pembangkit listrik tenaga angin (404 GW) dan instalasi biomassa (44 GW).


Pengoperasian RES di Tiongkok pada periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai 190 GW, lebih tinggi dibandingkan indikator serupa pada sepuluh bulan pertama tahun 2022 sebesar 90,8%. Seperti halnya ‘statistik yang masih harus dibayar’, pembangkit listrik tenaga surya menjadi yang terdepan (142 GW), diikuti generator angin (37,3 GW), pembangkit listrik tenaga air (8,4 GW) dan instalasi biomassa (2,3 GW). 


Dengan demikian, porsi RES dalam struktur umum kapasitas pembangkit yang dioperasikan (termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir, batubara, dan gas) berjumlah 76,4% berdasarkan hasil sepuluh bulan pertama tahun 2023.

 

Hasil awal tahunan sekali lagi menunjukkan bahwa Tiongkok adalah salah satu pemimpin dalam pengembangan energi terbarukan. Cadangan untuk pengembangan energi terbarukan di Tiongkok adalah ketersediaan bahan bakunya sendiri: menurut Survei Geologi AS, pada tahun 2022 pangsa Tiongkok dalam produksi silikon global mencapai 68%, dalam produksi perak 14% dan dalam produksi tembaga 9%, yaitu 9% dalam produksi perak. 


Bahan yang digunakan dalam teknik tenaga surya. Pada tahun 2022, Tiongkok memiliki pangsa produksi litium global (30%) dan grafit (65%) yang sama tingginya, yang digunakan untuk membuat baterai litium-ion. Bukan suatu kebetulan bahwa pada tahun 2022, pangsa investasi Tiongkok di dunia dalam pembangunan fasilitas penyimpanan energi berjumlah 38% ($8 miliar dari $21 miliar).

 

Ketergantungan yang tinggi dari produsen peralatan RES pada pasokan bahan baku dari Tiongkok mendorong pencarian alternatif bahan tradisional untuk sumber energi terbarukan. Misalnya, perusahaan Stora Enso mengembangkan lignode, karbon keras dari lignin. yaitu polimer alami yang terkandung pada lapisan luar serat selulosa. Lignode dapat digunakan sebagai anoda (elektroda negatif) dari baterai lithium-ion. (Tim Liputan)

Editor : Aan

 

Share:
Komentar

Berita Terkini