Dari 100 Anak di Indonesia 26 Diantaranya Menderita Stunting

Editor: Redaksi author photo

Anggota Paguyuban Juang Kencana Provinsi Jawa Barat

KALBARNEWS.CO.ID (KUBU RAYA)
- Anggota Paguyuban Juang Kencana Provinsi Jawa Barat, Rukman Heryana mengatakan Indonesia saat ini sedang tinggi angka kasus stuntingnya. Dari 100 anak di Indonesia saat ini 26 diantaranya mengalami stunting. Hal itu diungkapnya usai hadir sebagai narasumber dalam kegiatan sosialisasi percepatan penurunan stunting bagi calon pengantin dan pasangan pengantin baru di aula kantor Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat pada 8 Desember 2023.


"Melihat kondisi ini memang sangat berbahaya bagi kelangsungan kemajuan Indonesia kedepan. Indonesia akan menjadi negara lemah, padahal kita ini bercita-cita ingin mempunyai generasi emas di tahun 2045," kata Rukman di Kubu Raya, Jumat.


Dia mengatakan, terjadinya stunting salah satunya dari terjadinya kawin muda. Untuk itu melalui pemberian edukasi langsung kepada calon pengantin (catin) dan pasangan pengantin baru seperti ini, para catin ini bisa melangsungkan pernikahan secara dewasa.


"Ada yang diusahakan pada saat dewasa menikah, mereka itu harus dewasanya dalam tiga hal yaitu dewasa seksual, emosional dan dewasa sosial. Jadi bukan hanya sibuk untuk mempersiapkan baju pengantin, prewedding dan lain sebagainya. Namun yang paling penting untuk di persiapkan adalah menjaga kesehatan pasangan catin baik  untuk laki-laki maupun perempuannya," ungkap Rukman.  


Para catin ini kata Rukman perlu mempersiapkan diri tidak hanya mental akan tetapi juga fisik dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan sehat. Ini dimaksudkan supaya bibit dari kedua pasangan itu bagus dan unggul. Sehingga nantinya mereka bisa melahirkan anak-anak yang sehat dan cerdas. Kemudian ini akan dilanjutkan pada saat kehamilan, dimana selama masa kehamilan itu harus dijaga. 


"Ibu hamil ada dua syaratnya untuk melahirkan anak yang sehat dan cerdas, yang pertama si ibu tidak boleh sakit badannya dan kedua tidak boleh sakit hatinya. Ini yang perlu diketahui makanya pasangan itu kita beri penataran. Selama ini dari KUA mereka diberi tentang keagamaan, dari tenaga kesehatan diberi pengetahuan tentang menjaga kesehatan dan dari kemasyarakatan sosial meraka juga harus memahami agar nanti bisa hidup di tengah-tengah masyarakat," tuturnya.


Sementara itu salah satu peserta sosialisasi, pasangan catin Ela Paryani dan Mulyono asal Tembang Kacang Kubu Raya menyatakan, kegiatan edukasi sosialisasi persiapan menjelang pernikahan ini sangat membantu keduanya untuk mempersiapkan bagaimana membina masa depan keluarga mereka yang baik dan benar.


"Pengetahuan yang kami dapatkan dari kegiatan yang diawali dengan pemeriksaan kesehatan ini sangat membantu. Dengan ini, kami saling mengetahui apakah pasangan kami dalam konsidi sehat atau tidak. Sebab ini menjadi syarat di KUA untuk menikah dimana pasangan harus sudah siap segala-galanya," kata Ela.


Ela mengakui dirinya secara pribadi tentu sangat menginginkan keluarga yang kuat, tangguh dan memiliki keturunan yang sehat dan cerdas. "Dan Kami sangat terbantu dengan kegiatan pemeriksaan dan edukasi yang dilakukan oleh BKKBN, Pemda Kubu Raya, Kemenag, KUA dan OPD KB serta Dinas Kesehatan  Kubu Raya," pungkas Ela. (Tim Liputan)

Editor : Aan

Share:
Komentar

Berita Terkini