Edisi Perdana BRST Diikuti Peserta di Lebih dari 80 Negara,
KALBARNEWS.CO.ID (CHONGQING) -- Artikel berita
dari iChongqing - Edisi perdana Belt and Road Conference on Science and Technology
Exchange (BRST) telah dibuka di Kota Chongqing, Tiongkok Barat Daya, pada 6
November lalu, dengan tema "Together for Innovation,
Development for All" (8 November 2023 ).
Presiden Tiongkok Xi Jinping mengirimkan surat berisi
ucapan selamat untuk edisi perdana BRST. Dalam suratnya, Xi mencatat kesuksesan
edisi ketiga Belt and Road Forum for International Cooperation, menghadirkan
babak baru pembangunan bermutu tinggi untuk Belt and Road Initiative (BRI), dan
kerja sama sains-teknologi menjadi unsur penting, menurut Xinhua.
Lebih
dari 300 tamu internasional di lebih dari 80 negara berpartisipasi dalam
konferensi ini, termasuk para pemenang Penghargaan Nobel, akademisi asing,
pakar, ilmuwan, serta rektor universitas asing ternama. Bersama 500 pakar,
akademisi, pemimpin bisnis dalam negeri, ajang ini diikuti 800 peserta.
Di
konferensi ini, International Science and Technology Cooperation Initiative
turut diresmikan. Inisiatif tersebut memperjuangkan dan mempraktikkan konsep
kerja sama sains-teknologi internasional yang terbuka, adil, setara, serta
nondiskriminatif. Maka, inisiatif ini melibatkan kerja sama untuk membangun
komunitas sains dan teknologi global.
Lebih
lagi, pendirian Belt and Road Science and Technology Innovation Cooperation
Zone di wilayah Chengdu-Chongqing juga diluncurkan bersama "Belt and
Road Science and Technology Innovation Special Cooperation Plan" dan
"Innovative Silk Road Development Report".
Lewat
paparannya di edisi perdana BRST, Carsten Fink, Chief Economist, World
Intellectual Property Organization, menerbitkan "Global Innovation Index
2023 Top 100 Science and Technology Clusters". Beberapa kota di Tiongkok
tercantum dalam jajaran 10 besar, termasuk Beijing, Shanghai, dan
Suzhou, sebagai cerminan dari pengaruh dan dampak inovasi globalnya.
Menurut
Konstantin Novoselov, Pemenang Penghargaan Nobel Fisika 2010,
bersama National University of Singapore (NUS) (Chongqing) Research
Institute, timnya terus mendalami ilmu fisika untuk meningkatkan produksi
grafena (graphene). Dia memperkirakan, di masa depan, robot yang
bertugas mengakuisisi data akan menciptakan rangkaian data masif untuk machine
learning sehingga membuat perkembangan teknik material secara
signifikan.
Tahun
ini merupakan momen 10 tahun BRI. Pada dekade lalu, mekanisme kerja sama sains
dan teknologi berjalan semakin luas, pertukaran peneliti pun kerap dilakukan.
Di sisi lain, pencapaian kerja sama sains dan teknologi kian mendatangkan
manfaat besar, seperti disampaikan Zhang Guangjun, Wakil Menteri Sains dan
Teknologi Tiongkok pada 30 Oktober lalu. (Tim Liputan)
Editor : Aan