KALBARNEWS.CO.ID (NICOSIA) -- Nicosia Book Fest 2023, festival sastra yang paling
bergengsi di Siprus, menampilkan Tiongkok sebagai Negara Kehormatan, serta
menghadirkan salah satu sastrawan yang paling ternama dan berpengaruh di dunia
sastra kontemporer Tiongkok, Liu Zhenyun. Di ajang ini, Liu menampilkan karya-karya
terjemahannya sekaligus berbagi tentang ide di balik karyanya yang memadukan
tragedi dan komedi tokoh-tokoh biasa namun unik. (19 Oktober 2023 )Liu Zhenyun Tampil di Nicosia Book Fest 2023
Dengan tema "Separation of Mountains and Seas, Reunion in laughter and tears" (Tercerainya Gunung dan Laut, Sebuah Pertemuan dalam tawa dan air mata), sesi acara tentang karya Liu Zhenyun ini digelar oleh China National Publications Import & Export (Group) Co., Ltd. di Nicosia Book Fest Kedelapan.
Di sesi ini,
sejumlah pembicara tamu turut berpartisipasi, termasuk Profesor Dr. Kostas
Gouliamos, Deputy President, Prometheus Research Institute, Ordinary
Member, European Academy of Science and Arts, Mantan Rektor European
University Cyprus. serta Cao Li, Chinese Director,
Confucius Institute at the University of Cyprus. Mereka memperkenalkan
kontribusi luar biasa Liu Zhenyun di dunia sastra, serta membahas
karyanya yang penuh terobosan dan berdampak luas di dunia sastra.
Sebagai
sastrawan ternama yang cerita pendek dan novelnya dianggap sebagai karya klasik
dalam dunia sastra kontemporer Tiongkok, gaya berkisah Liu Zhenyun melampaui
berbagai batas wilayah, serta mengusung intisari kemanusiaan sehingga memukau
pembaca di seluruh dunia lewat perpaduan humor, filosofi, dan narasi
tajam.
Salah
satu mahakarya Liu Zhenyun, "One Day, Three Autumns", dibahas di sesi
ini, yakni sebuah kisah kehidupan seorang ayah dan anak yang diliputi
petualangan ketika mereka bertemu dengan berbagai sosok sekaligus menyaksikan,
merasakan, dan menjalani suka duka yang terdapat dalam kehidupan manusia. Karya
ini menggali keterkaitan antara humor, bangsa, dan komunitas, serta menampilkan
lelucon yang kelam tentang orang biasa yang sulit melarikan diri, dan harus
bertahan serta menertawakan absurditas kehidupan.
Ketika
berbagi tentang perspektif pribadinya, Cao Li berkata, "Buku ini
mengeksplorasi keterkaitan antara lelucon dan manusia. Beberapa orang menilai,
eksistensi manusia dirangkum dalam bentuk lelucon saat mereka berkontemplasi
tentang perjalanan hidupnya. Namun, kita menemui seseorang yang unik, sosok yang
mencari lelucon dalam mimpi orang lain. Ketika melakukannya, dia menjadi sosok
abadi yang hidup hingga tiga ribu tahun."
"Ajang ini merupakan Nicosia Book Fest paling menarik
yang pernah saya hadiri. Kami berdiskusi seputar sikap saling memahami antara
peradaban, menggarisbawahi peran bahasa sebagai basis pertukaran budaya. Demi
membina komunikasi antara berbagai bangsa, kami ingin mempromosikan bahasa
Mandarin sebagai pintu gerbang kebudayaan Tiongkok. Dengan demikian, semakin
banyak orang mengapresiasi karya-karya sastrawan seperti Liu Zhenyun. Kami juga
mengajak pihak penerbit agar memasukkan buku-buku tersebut dalam buku teks.
Dengan demikian, semakin banyak materi belajar tersedia bagi orang-orang yang
ingin belajar, menulis, dan berbicara dalam bahasa Mandarin sebagai pintu
gerbang kebudayaan Tiongkok," jelas Cao Li.
Di sesi
ini, Profesor Dr. Kostas Gouliamos ingin membaca karya Liu dalam versi
bahasa Yunani, serta menantikan penerbitan buku tersebut. Dia memuji gaya
menulis Liu Zhenyun yang menarik dan memukau, serta sangat relevan dengan
pembaca global dari seluruh lapisan masyarakat.
Liu Zhenyun telah berkiprah selama beberapa dekade, serta menampilkan koleksi karya-karya yang meraih penghargaan, termasuk "Tofu", "College", "Office", "Officials", "Recruits", dan "Remembering 1942". Karya-karya novel terbarunya, seperti "Cellphone", "The Cook, the Crook, and the Real Estate Tycoon", "Nonsense Talk", "Someone To Talk To", "I Did Not Kill My Husband", "Strange Bedfellows", dan "One Day Three Autumns" juga meraih pujian dari kritikus sastra dan pembaca global.
Sejumlah penghargaan
yang telah dimenangkan Liu Zhenyun antara lain penghargaan bergengsi di
Tiongkok "Mao Dun Literature Prize" pada 2011, serta "Knight of
the Order of Arts and Letters" di Perancis pada 2018.
Karya-karya Liu Zhenyun menarik minat pembaca
dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Portugis, Swedia,
Belanda, Rusia, Ceko, Hungaria, Rumania, Serbia, Ibrani, Persia, Arab, Turki,
Jepang, Korea, Vietnam, Thai, Kazak, Uygur, dan bahasa-bahasa lain. Hingga kini,
buku Liu Zhenyun terjual lebih dari 15 juta kopi di Tiongkok, dan berbagai
adaptasi dari karya tersebut telah ditayangkan di layar perak. (Tim
Liputan)
Editor : Aan