KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Kegiatan PKM tahap pertama yakni
edukasi praktik baik budaya literasi. Keua Kegiatan PkM Dessy Setyowati, M.Pd yang
lolos dalam program pengabdian kemitraan masyarakat diselenggarakan oleh
kemendikbudristek tahun 2023 dengan tajuk PkM, yaitu “Pojok Literasi sebagai
Praktik Baik Literasi dan Pengembangan Kreativitas Siswa” beberapa waktu yang lalu.Kegiatan PKM tahap pertama yakni edukasi praktik baik budaya literasi
Kegiatan berlokasi pada sekolah mitra PGSD FKIP UNU Kalbar, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurul Fattah. Kegiatan ini diikuti oleh empat guru PAUD dan tujuh belas orang tua. Dan melibatkan empat mahasiswa PGSD FKIP UNU Kalbar dalam praktik baik iklim budaya pengabdian mahasiswa.
Dessy Setyowati, M.Pd menggagas beberapa alasan diselenggarakan PkM ini selain bentuk praktik baik pengabdian Prodi PGSD FKIP UNU Kalbar yang ingin memberikan kontribusi nyata pada perubahan literasi pada mitra dan masyarakat di sekitar lingkungan UNU Kalbar.
“Kegiatan ini diawali keresahan kami karena anak usia dini yang terpapar layar gawai sejak dini. Bahkan, dampak yang sangat mengkhawatirkan adalah membuat anak kecanduan. Oleh sebab itu, kehadiran pengabdian ini menjadi bentuk realisasi alternatif aktivitas yang membuat anak tetap menjadi literat tanpa harus bergantung pada layar gawai yang berlebihan.,” ungkapnya.
Anggota tim pengabdi Yunika Afryaningsih, M.Pd. menjadi pemateri pada kegiatan edukasi praktik baik budaya literasi bagi guru dan orang tua. Materi yang diberikan pada kegiatan edukasi, yaitu berupa (1) pentingnya literasi pada anak usia dini, (2) contoh aktivitas literasi di rumah dan sekolah, dan (3) cara menciptakan kelas yang literat. Pemateri menyatakan bahwa literasi baca tulis atau praliterasi pada anak usia dini menjadi kunci baginya untuk dapat menguasai kompetensi literasi dasar lainnya (numerasi, saintifik, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan).
Penguatan literasi juga harus menyeseuaikan karakteristik anak usia dini, misalnya saja diiringi dengan aktivitas bermain, minat anak, kondisi lingkungan tempat tinggal, maupun budaya dibangun di dalam keluarga atau sekolah.
“Misalnya saja, ketika menumbuhkan minat pada buku bacaan, baik guru maupun orang tua bisa memanfaatkan buku berjenjang,” jelasnya
Ia juga menyampaikan penyediaan pojok baca (buku cerita bergambar dan buku berjenjang lainnya yang sesuai usia dan kebutuhan anak), kegiatan menggambar, merangkai puzzle huruf atau angka, menggunakan alat peraga yang bisa dimanipulasi anak ataupun guru dan orang tua. Hal tersebut akan merangsang dan membantu anak memasuki literasi awal mereka dengan cara yang menyenangkan.
Kepala PAUD Maryam menyampaikan apresiasinya kepada tim PkM.Sebab, dengan adanya kegiatan ini memberikan informasi bermanfaat untuk menambah wawasan literasi bagi guru-guru PAUD dan wali yang turut serta.
Kepala PAUD juga menegaskan kerja sama dari pihak orang tua agar di rumah, ketika anak tidak mau menghapal huruf atau angka tidak perlu dibentak atau dimarah. Sebab, itu akan mengganggu mental anak. Biarkan anak melakukannya berdasarkan minat dan tetap mendampingi aktivitas anak. (DW).
Editor : Aan