KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Perempuan Dayak di Indonesia diperkirakan
mencapai 6 juta jiwa dan rata-rata masih memegang akar tradisi yang kuat. Sama
seperti kelompok perempuan yang lain, perempuan Dayak memiliki potensi kekuatan
yang besar untuk bisa berdaya dan mandiri jika diberikan kesempatan untuk
mengembangkan diri. (26 September 2023)Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau yang dikenal sebagai Bintang Puspayoga dan Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) Ir. Nyelong Inga Simon
Bertempat di Betang Sei Pasah Kuala Kapuas, Kabupate Kapuas,
Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) bersama Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia menggelar kegiatan
“Sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan Gender”.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Menteri PPPA I Gusti Ayu
Bintang Darmawati atau yang dikenal sebagai Bintang Puspayoga dan Ketua Umum
Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) Ir. Nyelong Inga Simon juga LPDN
Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Palangkaraya,
Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Katingan, Pemda Kapuas dan anggota DPRD berserta
masyarakat di Sei Pasah.
Ketua Umum LPDN, Ir. Nyelong Inga Simon dalam kesempatan tersebut
menyampaikan bahwa LPDN merupakan Wadah bagi perempuan Dayak ini diberi
julukan “Intan Kanuah Tapusak-Lingu“ yang menggambarkan perempuan Dayak
dengan kecantikannya yang diakui dunia, punya kecerdasan dan kegigihan yang
luar biasa. Wadah ini dimaksudkan untuk mengajak semua perempuan Dayak
mengoptimalkan daya juangnya bagi bangsa dan negara, yang adil, mandiri dan
sejahtera,
Lebih jauh Nyelong Inga Simon yang juga Caleg PDIP DPRD Kalteng
Nomor Urut 2 untuk Dapil Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau menjelaskan bahwa
dalam sosialisasi kesetaraan dan keadilan gender tersebut menitikberatkan pada
Pemberdayaan dan Ekspos UMKM kreasi Perempuan Dayak dengan sentuhan kearifan
lokal, Kolaborasi pemberdayaan perempuan dan anak di Kabupaten Kapuas, Peran
Perempuan Dayak dalam Pembangunan IKN secara khusus dan dalam segala bentuk
eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan di Bumi Borneo.
“Kesetaraan dan Keadilan Gender di sini adalah bagaimana
perempuan Dayak senantiasa dilibatkan dalam dalam hal menjaga hutan di
Indonesia secara umum dan secara khusus di Kalimantan. Sebab menurutnya
perempuan Dayak memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian,
serta pemberdayaan lingkungan dan hutan. Tak hanya sebatas
pembangunan IKN, namun juga termasuk food estate, perkebunan sawit
dan lainnya diharapkan juga selaras dengan aspek sosial ekonomi dari
perempuan Dayak.” Ungkap Ketum LPDN di Kapuas, Jum’at (22/09).
Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyatakan strategi Pengarusutamaan
Gender (PUG) untuk Kesetaraan dan Keadilan Gender harus terus disosialisasikan
agar perempuan mendapatkan pengetahuan tentang potensi diri, kesempatan
bekerja, posisi pengambilan keputusan serta peluang untuk berusaha.
“Perempuan Dayak memiliki daya juang yang tinggi dan menghormati
budaya lokal tempat mereka berpijak. Enam juta perempuan itu jumlah yang besar
dengan potensi diri luar biasa dan harus mendapatkan pendampingan. Perempuan
bukan sosok yang lemah. Kekuatan perempuan itu nyata jika sesama perempuan
saling mendukung dan saling memotivasi untuk maju bersama. Memang harus diakui,
budaya patriarkhi masih menjadi penghalang utama dan harus kita upayakan untuk
diminimalisir. Saat ini, sudah banyak perempuan berkiprah, mandiri secara
ekonomi dan terlibat dalam pembangunan. Kemandirian perempuan Dayak harus terus
dipertahankan,” tegas Menteri PPPA di Kapuas, Jum’at (22/09).
LPDN menurut Menteri PPPA diharapkan dapat menjadi mitra strategis
Kemen PPPA untuk bisa bersama-sama menyelesaikan isu perempuan dan anak dan
membawa perempuan Dayak berdaya secara ekonomi.
“Jika perempuan berdaya secara ekonomi dan memilki pengetahuan
kesetaraan gender, maka mereka akan punya posisi tawar, baik di dalam keluarga
ataupun di masyarakat. Secara tidak langsung mereka memiliki peluang untuk
tidak menjadi korban kekerasan, tidak mudah terjerumus menjadi korban
eksploitasi dan mencegah terjadinya perkawinan anak. Kewirausahaan
berperspektif gender ini adalah hulu dari semua persoalan perempuan dan anak.
Kami tunggu kerja nyata dari LPDN,” ucap Menteri PPPA. (Tim Liputan)
Editor : Aan