Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso Bersama Wapres RI, KH Ma'ruf Amin |
KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) - Menjelang perhelatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dan Sekretaris Hasyim Nasution menemui Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin di Rumah Dinas Wakil Presiden RI di Jakarta, pada hari Senin (11 September 2023).
Dalam
pertemuan tersebut, KH Chriswanto mengundang Wapres untuk memberi pengarahan
dan sekaligus menutup Rakernas LDII pada November nanti.
“Rakernas
rencananya akan dibuka Presiden Jokowi dan kami mengundang Wapres KH Ma’ruf
Amin untuk menutup perhelatan tersebut,” ujar KH Chriswanto saat ditemui usai
pertemuan dengan Wapres.
Menurut
KH Chriswanto, Rakernas merupakan perhelatan akbar LDII yang merupakan agenda
tetap. Dan biasanya, dihelat untuk menajamkan program kerja yang dibuat saat
musyawarah nasional.
“Momentum
Rakernas saat ini sangat tepat, karena menjelang Pilpres 2024. Kami ingin
mengundang para capres, memberi masukan terhadap program kerja kami. Sekaligus
kami menyampaikan aspirasi kami, untuk membangun Indonesia,” papar KH
Chriswanto.
Dalam
Rakernas nanti, LDII akan mempertajam sekaligus mengevaluasi program kerja “8
Bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa”. Program yang dicetuskan pada Rakernas
LDII 2018 lalu itu, terdiri dari kebangsaan, dakwah, pendidikan umum, ketahanan
pangan dan pelestarian lingkungan, kesehatan, ekonomi syariah, pemanfaatan
energi baru terbarukan, serta pemanfaatan teknologi digital.
Menurut
KH Chriswanto, pertemuan dengan KH Ma’ruf Amin sangat konstruktif.
“Wapres
insya Allah menutup Rakernas kami,” ujarnya.
Ia
berharap kedatangan Wapres KH Ma’ruf Amin juga dapat memberikan masukan kepada
LDII, terkait kebangsaan dan dakwah. Dengan demikian, seluruh program kerja
LDII selalu berkesinambungan dan selaras dengan kebijakan pemerintah.
Menurut
KH Chriswanto, tugas ormas terutama ormas keagamaan adalah membantu pemerintah
dalam menyukseskan pembangunan nasional.
“Terutama
bagi kami sebagai lembaga dakwah, adalah membangun karakter manusia, yang kami
sebut sebagai manusia yang profesional religius,” tuturnya.
Dengan
manusia yang profesional religius, pemerintah memiliki modal besar dalam
membangun bangsa. Tanpa kekhawatiran, bahwa pembangunan itu hanya
menyejahterakan masyarakat tapi sisi moralnya justru mengalami krisis.
“Kami
menginginkan Indonesia sebagai negeri yang penuh rahmat dan pengampunan.
Masyarakatnya merasakan adil dan makmur, dan moralnya menampakkan prilaku yang
berbudi pekerti luhur,” pungkas KH Chriswanto. (sa/tim liputan).
Editor
: Heri