KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) – Pasar
modal Indonesia masih menunjukkan resiliensi yang tinggi dalam menghadapi
turbulensi dan volatilitas perekonomian saat ini. Sampai dengan 9 Agustus 2023,
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan sebesar 0,36% pada
level 6.875,11 dibandingkan dengan akhir tahun 2022.Bersinergi untuk Indonesia Maju dan Pembangunan Berkelanjutan
Sementara itu rata-rata nilai
transaksi harian (RNTH) hingga 9 Agustus 2023 berada pada posisi Rp10,24
triliun. Rata-rata volume transaksi harian bursa mencapai 18,5 miliar saham dan
frekuensi transaksi harian mencapai 1,24 juta kali transaksi pada periode yang
sama.
Selain itu terdapat rekor
baru dari sisi kapitalisasi pasar, yakni pada 26 Juli 2023 yang lalu mencapai
angka Rp10.078 triliun. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume
transaksi harian tertinggi yakni pada 31 Mei 2023 mencapai 89 miliar saham.
Pada 10 Agustus 2023,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) yang
terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), memperingati
46 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia yang mengusung tema
“Bersinergi untuk Indonesia Maju dan Pengembangan Berkelanjutan”.
Acara ini diselenggarakan
secara hybrid yang dibuka dengan Seremoni Pembukaan Perdagangan dan dilanjutkan
dengan Konferensi Pers oleh OJK bersama SRO.
Pada kesempatan yang sama,
pasar modal Indonesia meluncurkan Kampanye “Aku Investor Saham” yang merupakan
kelanjutan dari kampanye sebelumnya, yaitu Gerakan Nasional Cinta Pasar Modal
atau Genta Pasar Modal, dan Yuk Nabung Saham.
"Kampanye Aku Investor
Saham memiliki pesan kebanggaan, inklusivitas, dan kemajuan, bertujuan untuk
mendorong peningkatan jumlah investor yang saat ini berjumlah 11 juta investor,
sehingga diharapkan semakin banyak masyarakat bisa menikmati potensi
pertumbuhan pasar modal Indonesia," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman.
Beberapa rangkaian kegiatan
lain yang turut diselenggarakan dalam rangka memperingati 46 Tahun
Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia adalah Public Expose Live,
Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu, Sekolah Pasar Modal untuk Negeri,
Summit & Expo Aku Investor Saham, Capital Market Fun Day, rangkaian
Corporate Social Responsibility, CEO Networking, Indonesian Finance Association
International Conference.
Selain itu, terdapat pula
Indonesia Capital Market Got Talent, Short Video Competition, Invest-Art,
Turnamen Olahraga, dan e-Competitions.
Pada tahun ini,
diselenggarakan pula Lomba Penulisan Artikel dan Fotografi Jurnalistik yang diperuntukkan
bagi Jurnalis Pasar Modal. Pencapaian BEI Berupaya untuk terus menjaga momentum
pertumbuhan pasar modal Indonesia, BEI bersama OJK dan SRO serta didukung oleh
stakeholders, telah meluncurkan serangkaian inisiatif strategis pada tahun
2023. Dimulai dari normalisasi jam perdagangan Bursa pada 3 April 2023 dan
peluncuran Indeks Papan.
Akselerasi telah dilakukan
pada 31 Mei 2023. Kemudian pada 5 Juni 2023 BEI mengimplementasikan normalisasi
batas Auto Rejection Bawah (ARB) tahap 1. BEI juga melakukan pemberlakuan
Peraturan Nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas pada
Papan Pemantauan Khusus pada 9 Juni 2023 dan Peraturan Nomor II-X tentang
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus pada 12 Juni
2023.
Untuk meningkatkan inklusi dan literasi pasar
modal, BEI juga telah meluncurkan aplikasi sumber informasi pasar modal
Indonesia yang realtime, akurat, serta dapat diandalkan, yaitu New IDX Mobile
pada 13 Juli 2023. BEI pun telah meluncurkan pengkinian atas Sistem Penerima
Laporan Transaksi Efek (PLTE), Lelang SUN (Ministry of Finance Dealer
SystemMOFiDS), dan Pengawasan Transaksi EBUS (Daily Watching-DW) pada 31 Juli
2023.
Dari sisi pencatatan efek
sampai dengan 9 Agustus 2023, BEI telah berhasil menorehkan 62 pencatatan efek
saham dengan nilai fund raised sebesar Rp49,15 triliun, 70 emisi obligasi, 2
Exchange-Traded Fund (ETF) baru, 1 Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi
(EBA-SP), dan 82 Waran Terstruktur sepanjang tahun 2023. Performa pencatatan
efek saham tersebut merupakan yang tertinggi apabila dibandingkan dengan bursa
saham lain di ASEAN.
Sampai dengan saat ini, telah
terdapat 886 perusahaan tercatat saham dan 29 perusahaan dalam pipeline
pencatatan saham. Minat investor untuk bertransaksi di pasar modal Indonesia
juga masih terus meningkat. Dari sisi demand, jumlah investor pasar modal
Indonesia yang tercatat pada KSEI sampai dengan 9 Agustus 2023 mengalami
peningkatan 1,15 juta investor menjadi 11,47 juta investor untuk total investor
saham, obligasi, dan reksa dana berdasarkan data Single Investor Identification
(SID).
Khusus untuk investor saham,
terdapat peningkatan sebanyak 467 ribu investor saham menjadi 4,91 juta
investor saham. Selain itu, partisipasi investor ritel pun masih memiliki porsi
transaksi tertinggi yaitu 38% dari total transaksi investor saham pada tahun
2023 dengan diikuti meningkatnya partisipasi investor institusi dibandingkan
beberapa tahun sebelumnya. Jumlah investor saham syariah juga memiliki
pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan jumlah investor saham syariah dalam 5
tahun terakhir sejak tahun 2018, telah meningkat 182% dari 44.536 investor
menjadi 125.638 investor pada Juni 2023.
Hal ini mencerminkan keyakinan pasar masih
cukup terjaga meski dihadapkan situasi ekonomi global dan domestik yang
dipenuhi dengan ketidakpastian. Pencapaian KPEI Sebagai lembaga kliring dan
penjaminan di pasar modal Indonesia, KPEI senantiasa mendukung pengembangan
pasar modal dan pasar keuangan dengan melaksanakan berbagai inisiatif.
Pada semester I-2023, KPEI
telah melakukan peningkatan performance sistem risk management sekaligus telah
menyelesaikan pengembangan sistem Collateral Management untuk Transaksi
Derivatif Suku Bunga dan Nilai Tukar (CCP SBNT). Pada April lalu, KPEI telah
memenuhi audit surveillance menggunakan metode combined audit untuk ISO 37001:
Sistem Manajemen Anti
Penyuapan, ISO 27001: Sistem Manajemen Keamanan Informasi, ISO 22301: Sistem
Manajemen Keberlangsungan Usaha, dan ISO 9001: Sistem Manajemen Mutu. KPEI juga
berhasil melakukan re-sertifikasi ISO 22301: Sistem Manajemen Kelangsungan
Usaha tanpa temuan. KPEI juga telah meluncurkan fasilitas Pinjam Meminjam Efek
(PME) skema Bilateral, sebagai pelengkap fasilitas PME sebelumnya yang membuat
transaksi pinjam meminjam efek akan menjadi lebih teratur dan wajar, serta
merupakan fasilitas yang dapat menjadi potensi bisnis baru sebagai sumber
pemasukan untuk calon partisipan.
Saat ini, KPEI juga tengah
melakukan persiapan implementasi Central Counterparty untuk CCP SBNT dan
menunggu persetujuan izin usaha dari Bank Indonesia.
Dari aspek kinerja
operasional hingga akhir Juli 2023, tercatat rata-rata efisiensi penyelesaian
dari mekanisme kliring secara netting untuk nilai transaksi bursa sebesar
53,86%, sementara efisiensi dari sisi volume transaksi bursa mencapai 60,31%.
Untuk nilai transaksi PME
pada Juli 2023 sebesar Rp6,39 miliar, dengan volume 1 juta lembar saham. Adapun
untuk nilai transaksi Triparty Repo pada Juli 2023 adalah sebesar Rp51 miliar,
dengan volume mencapai 78,48 juta lembar saham.
Untuk mengantisipasi
kegagalan penyelesaian transaksi bursa dan mengelola risiko kredit, KPEI
melakukan pengelolaan agunan Anggota Kliring (AK) dan nasabahnya dengan total
nilai agunan per Juli 2023 mencapai Rp32,08 triliun, yang terdiri dari agunan
online (agunan yang ditempatkan melalui rekening efek di KSEI) sebesar Rp24,11
triliun dan agunan offline (agunan yang dikelola langsung oleh KPEI) sebesar
Rp7,96 triliun. Adapun sumber keuangan last resort untuk penjaminan
penyelesaian transaksi bursa, yaitu Dana Jaminan per Juli 2023 telah mencapai
Rp7,28 triliun.
Hal ini mengalami peningkatan
dari nilai sebelumnya sebesar Rp7,01 triliun di akhir tahun 2022. KPEI juga
melakukan penyisihan serta pengelolaan Cadangan Jaminan dan pada akhir Juli
2023 mengalami kenaikan menjadi Rp194,13 miliar yang berasal dari penyisihan
sebesar 5 persen dari laba bersih KPEI tahun 2022 sesuai persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Tahunan KPEI pada 29 Mei 2023.
Pencapaian KSEI KSEI memiliki
26 Program Strategis KSEI yang direncanakan akan dirampungkan secara bertahap,
dimana jajaran direksi periode 2023-2027 memiliki tema program strategis berupa
“perdalaman dan perluasan layanan KSEI pada era digital dengan penguatan
infrastruktur, inovasi dan pengawasan yang terintegrasi untuk mewujudkan KSEI
sebagai information hub dan financial hub”. Beberapa rencana strategis KSEI
antara lain meliputi perluasan Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST)
agar dapat digunakan untuk industri asuransi dan dana pensiun, serta pengembangan
EASY agar dapat digunakan untuk RUPS Pemegang Unit Penyertaan dan Pemegang
Obligasi. Kajian terkait Carbon Trading juga menjadi agenda lanjutan KSEI.
Hal ini merupakan tindak
lanjut diterbitkannya Peraturan Menteri kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(Permen LHK) nomor 21 tahun 2022. Sedangkan pengembangan lainnya yang tengah
dilakukan KSEI antara lain, alternatif penyimpanan dana nasabah pada sub
rekening efek (SRE) untuk instrument efek bersifat ekuitas, dan efek bersifat
utang serta investor fund unit account (IFUA) untuk instrumen reksa dana.
Inisiatif pemanfaatan SRE dan
IFUA sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah pasar modal bertujuan
memudahkan investor khususnya individu, mulai dari pembukaan rekening
investasi, saat melakukan transaksi, hingga penyelesaian transaksi. Pada akhir
tahun 2022, KSEI kembali meraih penghargaan Marquee Award sebagai kustodian
sentral terbaik di Asia Tenggara dari Alpha Southeast Asia Magazine.
Gelar tersebut berhasil
diraih KSEI untuk yang kelima kalinya setelah sebelumnya meraih gelar yang sama
pada tahun 2016, 2018, 2019, dan 2021. Gelar Kustodian sentral terbaik se-Asia
Tenggara berhasil diperoleh KSEI atas inovasi yang dilakukan sepanjang tahun
2022 serta rencana pengembangan pasar modal Indonesia di masa mendatang. Salah
satu rencana strategis yang berhasil dilakukan KSEI pada tahun 2022 adalah
bergabungnya KSEI sebagai anggota BI-FAST, peningkatan kapasitas sistem utama
C-BEST, hingga pengembangan platform untuk pemantauan portofolio investasi
yakni AKSES KSEI
Salah satu pencapaian KSEI
yang juga didukung oleh regulator dan pelaku pasar lainnya adalah peningkatan
jumlah investor pasar modal yang mencapai 11,22% (ytd). Berdasarkan jumlah SID,
jumlah investor pasar modal meningkat dari 10,31 juta investor pada tahun 2022
menjadi 11,46 juta pada 8 Agustus 2023. Berdasarkan jumlah tersebut, investor
saham dan surat berharga lainnya berjumlah 4,90 juta, reksa dana 10,74 juta,
dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 931 ribu. Total aset yang tercatat
di KSEI mengalami peningkatan 2,25% (ytd) dari Rp6.717,44 triliun pada 2022
menjadi Rp6.868,81 triliun pada 8 Agustus 2023.
Peningkatan total aset yang
tercatat di KSEI sejalan dengan peningkatan IHSG serta kapitalisasi pasar. Dari
sisi demografi per 8 Agustus 2023, investor individu di Indonesia didominasi
oleh 62,16% lakilaki, 56,98% berusia di bawah 30 tahun, 32,29% pegawai swasta,
negeri dan guru, 64,04% berpendidikan terakhir SMA dan 46,92% berpenghasilan
Rp10jt – 100jt per tahun.
Berdasarkan komposisi kepemilikan, investor
lokal di Indonesia masih mendominasi sebesar 99,68%, dengan rincian jumlah
99,57% untuk investor saham, dan 99,91% untuk investor reksa dana. Sedangkan
dari jenis investor, investor individu menempati urutan pertama dengan jumlah
11,42 juta. Dominasi dari investor muda di pasar modal Indonesia juga terlihat
dari kepemilikan rekening investor di agen penjual efek reksa dana financial
technology yang saat ini telah mencapai 78%. Sedangkan aset under management
(AUM) reksa dana yang tercatat di KSEI sampai dengan 8 Agustus 2023 berjumlah
Rp794,89 triliun atau sedikit menurun 3,17%.. (Tim Liputan)
Editor : Aan