Sekda Ajak Sikapi Perbedaan Dengan Bijaksana |
Setelah sempat tiga tahun tidak digelar perayaan karena pandemi Covid-19, tahun ini Waisak Bersama turut dihadiri Yang Mulia Bhikkhu dan Bhikkhuni Sangha, Forkopimda Kalbar, tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, serta para ketua majelis dan organisasi Buddha yang ada di Kalimantan Barat.
Sekretaris Daerah Kalimantan Barat, Harrison saat membacakan sambutan Gubernur Kalbar mengatakan peringatan Hari Waisak harus digunakan untuk memperkokoh komitmen untuk menghormati makna hakiki hidup dan kehidupan, menjalankan praktik kebenaran untuk meraih keharmonisan, mengajarkan Dharma sebagai pedoman untuk menunaikan tugas dan kewajiban.
“Dengan menjalankan Dharma, umat Buddha mendapatkan kesempatan menata keseimbangan batinnya, memuliakan keagungan Tuhan Yang Maha Welas Asih, memuliakan harkat dan martabat kemanusiaannya sebagai umat beragama,” ujarnya.
Harisson menyampaikan pesan bahwa pembinaan keagamaan merupakan tanggung jawab bersama. Untuk itu, perlu adanya upaya yang strategis serta kolaborasi antara pemerintah, seluruh lembaga dan organisasi keagamaan serta tokoh-tokoh agama dalam menciptakan masyarakat Kalimantan Barat yang agamis.
“Saya juga mengajak seluruh komponen masyarakat Kalimantan Barat, khususnya yang hadir pada malam hari ini agar dapat menyikapi perbedaan-perbedaan dengan arif dan bijaksana. Janganlah kita memperlebar perbedaan, carilah persamaan di antara perbedaan yang ada, serta yang paling penting agar selalu bersilaturrahim, saling maaf memaafkan antara satu sama lain,” tuturnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Muhajirin Yanis mengapresiasi kegiatan Dharmasanti Waisak yang di prakarsai oleh Panitia Waisak Bersama yang melibatkan seluruh unsur dan lembaga Keagamaan Buddha, baik Walubi, Permabudhi, dan majelis/lembaga keagamaan Buddha Provinsi Kalimantan Barat.
Muhajirin juga mengingatkan makna dari tiga peristiwa penting dalam Hari Raya Waisak yang berhubungan dengan kehidupan Sang Buddha, bahwa manusia Agung telah lahir di dunia mengajarkan manusia agar terbebas dari penderitaan.
“Tentu nilai nilai luhur yang diajarkan oleh sang Buddha perlu dipraktikan penganutnya dalan kehidupan sehari hari,” katanya.
Ketua Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Kalimantan Barat, Ali Fuchih Siauw mengatakan, momentum Waisak adalah memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia.
Menurut Romo Ali, aspek moral ajaran Sang Buddha yang memunculkan kerukunan dan persatuan dapat terwujud melalui latihan disiplin moral melalui pikiran, perbuatan, dan ucapan.
“Dengan meneladani ajaran Sang Buddha yang senantiasa cinta kasih dan kepedulian sosial dapat menjadi perekat keutuhan bangsa dan wujud nyata Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kalimantan Barat, Rolink Kurniadi Darmara mengatakan, moment Waisak merupakan cerminan trilogi kerukunan umat beragama. Keberagaman di internal umat Buddha yang memiliki banyak aliran dan sekte dapat disatukan dalam perayaan Dharmasanti Waisak.
“Hal ini menunjukan adanya kerukunan antar sekte dan aliran sehingga acara Dharmasanti Waisak menjadi wujud kebersamaan dan kerja sama di internal umat Buddha,” pungkasnya. (sgt)
Editor : Aan