![]() |
Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak Inisiasi Program Swadaya Gencarkan Makan Telur Upaya Tekan Stunting |
Salah satunya seperti program pemberian telur bagi ibu hamil dan balita yang diinisiasi UPT Puskesmas Tanjung Hulu Kecamatan Pontianak Timur. Program itu digalang secara swadaya lewat urunan berbagai pihak untuk menyediakan telur secara gratis bagi ibu hamil dan balita. Dengan harapan angka stunting pada wilayah Puskesmas Tanung Hulu semakin bisa ditekan.
Kepala Puskesmas Tanjung Hulu Eko Budi Santoso mengungkapkan program pemberian telur bagi ibu hamil dan balita secara swadaya tersebut bermula dari adanya permasalahan stunting di wilayahnya. Dalam beberapa kali pertemuan dengan berbagai pihak kemudian muncul beberapa donatur yang berkenan untuk turut peduli membantu jalannya program tersebut.
“Pemberian telur itu berfokus kepada ibu hamil dan balita dilakukan setiap hari jumat, program ini sudah terlaksana selama dua tahun dari 2021 hingga kini,” kata Eko saat diwawancarai.
Eko menambahkan setelah sekian tahun program urunan swadaya tersebut berjalan kini semakin banyak pihak yang turut terlibat membantu jalannya program swadaya tersebut. Mulai dari kepala sekolah, Aparatur Sipil Negara (ASN) bahkan pegawai dilingkungan Puskesmas Tanjung Hulu pun turut terlibat menjadi donatur.
“Saya pernah dibantu kepala sekolah, ASN, teman-teman puskesmas yang urunan serta pihak lain, ini murni urunan dari stakholder diwilayah Puskesmas Tanjung Hulu dalam rangka peduli untuk menurunkan stunting,” katanya.
Dirinya menyebutkan lewat program urunan swadaya tersebut dalam sebulan kurang lebih sekitar 90 hingga 100 telur gratis diberikan untuk langsung dikonsumsi ibu hamil dan balita. Inovasi tersebut sengaja tidak hanya berfokus pada balita akan tetapi juga ibu hamil. Lantaran langkah itu menjadi upaya mencegah stunting sejak masa kehamilan.
“Bukan hanya balita tapi juga ibu hamil juga menjadi sasaran karena pada prinsipnya pencegahan stunting ini harus dimulai sejak masa kehamilan, kita pantau ibu hamil jangan sampai berat badannya lingkar lengan dan lainnya bermasalah,” jelas Eko.
Dikatakan Eko, selain program swadaya di Puskesmas Tanjung Hulu juga memiliki program pemberian makanan tambahan yang bersumber dari biaya operasional kesehatan. Balita yang mengalami masalah gizi akan diberikan makanan selama 21 hari. Lalu kemudian dievaluasi terhadap berat badannya setelah dilakukan program tersebut.
Dijelaskan Eko lewat berbagai program yang digencarkan Puskesmas Tanjung Hulu perlahan angka stunting diwilayah tersebut mengalami penurunan. Jika dihitung lewat berbagai intervensi sekitar 20 hingga 30 persen angka stunting di wilayah Puskesmas Tanjung Hulu bisa ditekan.
“Kita terus mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam upaya menekan angka stunting di Kota Pontianak,” harapnya.
Sementara itu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalbar Pintauli Romangasi Siregar memberikan apresiasi yang besar atas program pemberian telur secara urunan swadaya yang diinisiasi Puskesmas Tanjung Hulu. Menurutnya keterlibatan masyarakat sangat memegang peran penting dalam upaya mensukseskan program pemerintah.
“Pengaruh masyarakat terhadap program apapun 70 persen ditentukan masyarakat siap atau tidak menerima program tersebut,” kata Pintauli.
Terlebih dalam upaya percepatan penurunan stunting menurut Pintauli, peran serta masyarakat menjadi kunci keberhasilan program. Program yang diinisiasi Puskesmas Tanjunv Hulu dikatakannya akan sangat memberikan dampak yang luar biasa dalam penanganan stunting.
Sehingga menurutnya gerakan swadaya dari masyarakat seperti yang diinisasi Puskesmas Tanjung Hulu perlu terus digalakkan. Lantaran jika masyarakat tidak terlibat aktif dalam program percepatan penurunan stunting. Maka program tersebut tidak akan berdampak maksimal.
“Kita ingin menjamin masa depan indonesia terutama terkait SDM. Kita ingin anak-anak kita kedepan terlihat hasilnya dengan program ini, kedepan akan menjadi sangat luar biasa,” tutupnya.(BP)
Editor : Lan