KALBARNEWS.CO.ID (JAKARTA) –
Selain memperkenalkan wajah baru ke hadapan masyarakat, di bulan Mei tahun 2023 Galeri Indonesia Kaya juga kembali
mempersembahkan ragam hiburan di akhir pekan dengan tema Bhinneka Tunggal Ika. Hari ini, Galeri
Indonesia Kaya bersama Electroma (Dewi Gita & Kenny Gabriel) dan Rafi Sudirman mempersembahkan
pementasan bertajuk #INDONESIAKEREN. Minggu (21 Mei 2023)Electroma Dan Rafi Sudirman Ajak Penikmat Seni Nyanyikan Lagu-Lagu Nusantara Dalam
“Selaras dengan tema kami,
sore hari ini Electroma dan Rafi Sudirman mengingatkan penikmat seni tentang keanekaragaman budaya yang ada di
Indonesia melalui lagu-lagu yang mereka bawakan.
Dengan kemasan yang menarik,
ketiganya sukses mengajak penikmat seni yang memenuhi Auditorium Galeri Indonesia Kaya untuk ikut
menyanyikan lagu-lagu dari Tanah Air. Kami harap, pementasan ini dapat diterima dengan baik oleh para
penikmat seni,” ungkap Renitasari Adrian, Program Director
Galeri Indonesia Kaya.
Selama kurang lebih enam
puluh menit, Electroma (Dewi Gita & Kenny Gabriel) dan Rafi Sudirman menghibur penikmat seni dengan lagu-lagu
Nusantara seperti Bungbung Hideung, Gundul Gundul Pacul,
Zamrud Khatulistiwa, dan
masih banyak lagi dengan aransemen kekinian lengkap dengan kostum dengan sentuhan Indonesia karya desainer
Tanah Air, Denny Wirawan. Suara khas dan aksi panggung dari Dewi Gita yang dipadu aransemen Kenny
Gabriel sebagai DJ berkolaborasi dengan warna jazz dari Rafi Sudirman memberikan warna menarik bagi
para penikmat seni yang memenuhi auditorium Galeri
Indonesia Kaya.
Dewi Gita mengungkapkan
“Dipercaya untuk kembali menghibur para penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya merupakan sebuah pengalaman yang
menyenangkan. Karena, pementasan kolaborasi bersama Kenny Gabriel dan Rafi Sudirman ini,
menjadi pengalaman ketiga bagi saya dalam menghibur para penikmat seni di Auditorium Galeri
Indonesia Kaya, setelah sebelumnya saya berkolaborasi bersama Woro Mustiko pada 2015, serta Alm. Laila
Sari dan Gamelan Irama pada 2017. Sore hari ini, kami membawakan 10 buah lagu yang tentunya sudah
tidak asing lagi di telinga para penikmat seni. Semoga penampilan kami dapat diterima dengan baik
dan dapat meningkatkan kecintaan dan kebanggaan para penikmat seni tentang keragaman budaya yang
ada di Indonesia.”
Electroma adalah sebuah
project kolaborasi antara penyanyi dan seniman Dewi Gita bersama Kenny Gabriel yang membawakan lagu-lagu dengan
sentuhan EDM. Sedangkan Rafi Sudirman adalah seorang penyanyi yang mengawali karir dalam
kelompok Di Atas Rata Rata generasi kedua asuhan Erwin Gutawa dan Gita Gutawa yang kini aktif bersolo
karier.
Pada Sabtu (27/5/2023)
mendatang penikmat seni akan diajak menjelajahi waktu dengan pertunjukan bertajuk Senandung Masa-Masa. Dalam
pementasan ini, berbagai lagu Indonesia dari era 50an hingga saat ini akan dibawakan dalam aransemen
keroncong oleh Keroncong Musyawarah. Dalam pertunjukan
ini, Keroncong Musyawarah akan berkolaborasi
bersama penyanyi dan seniman panggung seperti Mia Ismi
dan Marsheilla Andreis. Selain itu, Gusty Pratama yang memerankan sosok Ismail
Marzuki dan Beyon Destiano yang
memerankan Hugo Dumas dalam Serial Musikal Payung Fantasi yang terinspirasi dari karya musik dan kisah hidup dari
maestro musik sekaligus pahlawan nasional Ismail Marzuki juga akan memberikan warna tersendiri bagi
pertunjukan Senandung Masa-Masa.
Terbentuk sejak Mei 2016,
Keroncong Musyawarah merupakan kelompok musik yang beranggotakan enam personil yaitu Angga Pratala (Cello),
Anton DKW (Violin), Agung Melon (Cuk), Ava Victoria (Cak), Andika Candra (Flute) dan Dessy Saptany
(E.Bass). Keroncong Musyawarah senantiasa menyuguhkan musik dengan genre keroncong
pop/langgam/crossover. Perjalanan Keroncong Musyawarah memasuki industri musik Indonesia dimulai dengan
terciptanya karya cipta lagu orisinil berjudul Tradisi yang diciptakan oleh Ana Achjuman dan diaransir
oleh Keroncong Musyawarah. Karya produksi tersebut mendapatkan nominasi di ajang penghargaan
musik bergengsi Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2018 dalam kategori Karya Produksi
Kroncong/Kroncong Kontemporer/Stambul/Langgam.
“Dalam 10 tahun terakhir
Galeri Indonesia Kaya senantiasa memberikan ruang bagi para seniman untuk berkarya, mengenalkan dan menambah wawasan
masyarakat tentang ragam kebudayaan yang ada di Indonesia.
Semoga beragam pementasan yang ada di Galeri Indonesia Kaya tiap akhir pekan,
dapat melahirkan seniman-seniman baru dan meningkatkan
minat dan menambah wawasan masyarakat, terutama
generasi muda tentang ragam kebudayaan di Indonesia,” tutup Renitasari.
Sekilas Galeri Indonesia Kaya (GIK)
Galeri Indonesia Kaya
merupakan ruang publik berbasis digital yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan Indonesia sebagai
wujud komitmen Bakti Budaya Djarum Foundation untuk terus memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan
Indonesia khususnya generasi muda agar tidak kehilangan
identitasnya sebagai bangsa Indonesia.
Ruang publik yang berlokasi
di West Mall Grand Indonesia lantai 8 ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dalam memadukan
konsep edukasi dengan digital multimedia untuk memperkenalkan
kebudayaan Indonesia, khususnya bagi generasi muda, dengan cara yang menyenangkan, terbuka untuk umum, dan tidak
dipungut biaya.
Sejak diresmikan pada 10
Oktober 2013 yang lalu, Galeri Indonesia Kaya telah dikunjungi lebih dari 600.000 pengunjung dan menyelenggarakan
lebih dari 2.000 pertunjukan yang dipadu dengan konsep kekinian. Selama itu pula, lebih dari 500
pekerja seni terlibat dalam beragam kegiatan seni seperti tarian, teater, monolog, pertunjukan musik,
apresiasi sastra, kunjungan budaya, dan sebagainya.
Tempat seluas 635 m² ini juga
memiliki auditorium berkapasitas 150 penonton yang didukung fasilitas modern sebagai sarana bagi pelaku seni
maupun masyarakat umum untuk menampilkan berbagai kesenian
Indonesia dan kegiatan lainnya secara gratis, termasuk pengunjung dan
penontonnya.
Selain menampilkan ragam budaya nusantara di panggung budaya auditorium, konsep desain Galeri Indonesia Kaya tetap mengangkat ke-khas-an Indonesia dalam interior sentuhan rotan kekinian dengan motif pucuk rebung dan kembang tanjung, motif parang (pada ceiling). Berbagai aplikasi terbaru dihadirkan dalam bentuk projection mapping dengan teknologi sensor yang interaktif dan menyenangkan. Secara keseluruhan, terdapat 7 aplikasi yang terinspirasi dari ragam kekayaan Indonesia, antara lain: Bersatu Padu, Selaras Seirama, Sajian Rasa, Arundaya, Cerita Kita, Arungi, dan Pesona Alam.
Mencintai budaya adalah wujud
rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta
Budaya, Cinta Indonesia.(Tim Liputan)
Editor : Aan