KALBARNEWS.CO.ID
(PONTIANAK) - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Perempuan
Indonesia Untuk Keadilan (YLBH-PIK) Pontianak menggandeng penyandang
disabilitas untuk mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender online (KBGO). Minggu (22 Januari 2023).YLBH-PIK Gandeng Penyandang Disabilitas Cegah KBG
"Kami menggandeng penyandang disabilitas
dalam forum diskusi KBGO ini agar mereka peka dalam penggunaan media sosial yg
baik. Karena biasanya sasaran paling empuk KBGO ini adalah perempuan dan
kelompok rentan atau awam yang menjadi korban," kata Ketua LBH APIK Tutik
Suprihatin.
Pihaknya juga melibatkan beberapa unsur, ada tokoh
agama, mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dalam hal
kekerasan terhadap perempuan.
Pentingnya masyarakat agar lebih bijak dan
berhati-hati dalam menggunakan media sosial (medsos) dan harus peka terhadap
hukum yang ada agar dapat mencegah dan menindaklanjuti.
"Dalam bermedia sosial bisa saja kita menjadi
korban atau bahkan pelaku, jadi harus berhati-hati dalam penggunaannya. Harus
paham bahwa dalam media sosial ada pasal hukumnya dan ada pihak yang dirugikan
dalam tindakan yang salah itu," tuturnya.
Dari data yang ada, pihaknya
mengantongi 14 kasus yang dilaporkan beberapa tahun ini. Terkait korban
kekerasan itu banyak, tetapi yang spesifik seperti KBGO bisa dihitung.
"Sebenarnya kasus KBGO itu banyak, tetapi
karena mereka tidak tahu bagaimana harus memproses hukumnya, jadi mereka
memilih diam. Maka dari itu, kami terus mengajak lembaga pemerintah untuk terus
sosialisasikan dan berikan edukasi bukan hanya kepada korban tetapi kepada
masyarakat luas terkait KBGO dan hukumnya," jelasnya.
Ketua Jurnalis Perempuan Khatulistiwa Aseanty
Widaningsih Pahlevi mengatakan, dalam mencegah KBGO yang terpenting,
yaitu harus paham apa aja aset digital dan data
digital yang dimiliki.
"Makanya inventarisasi aset digital itu perlu
untuk mengamankan datanya karena merujuk pada prinsip keamanan digital, lebih
baik mencegah dari pada memulihkan serta paham resiko dari apa yang akan kita
unggah ke medsos," kata Aseanty Widaningsih Pahlevi.
Levi juga mengingatkan agar semua aset digital yang dimiliki oleh
pengguna medsos harus mengamankan dengan password yang kuat dan dua langkah
pengamanan.
"Selain itu, hindari verifikasi akun-akun
dengan nomor telepon, karena nomor telepon bisa di retas. Kemudian yang paling
penting, jangan pernah mau berbagi kata sandi sama orang, kalau memegang akun
organisasi hendaknya pakai pengamanan lain, seperti one time password," tegasnya. (Tim Liputan).
Editor : Lan