KALBARNEWS.CO.ID (PONTIANAK) - Pemilu dan partisipasi bagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dalam demokrasi. Partisipasi pemilih yang tinggi menjadi kunci serta tolok ukur pemilu berjalan sukses atau tidak. Selasa (10 Januari 2023).Syafrudin Usman: Demokrasi Dan Partisipasi Harus Beriringan
Tim Pemeriksa Daerah (TPD) Kslimantan Barat Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI, Syafaruddin DaEng Usman menegaskan tanpa partisipasi bukan demokrasi.
“Karena demokrasi identik dengan partisipasi. Demokrasi tanpa partisipasi, itu bukan demokrasi namanya. Demokrasi itu identik dengan partisipasi,” tutur Syafaruddin.
Partisipasi tersebut bukan sekedar menggunakan hak pilih semata. Tetapi juga dengan ikut mengawasi atau mengingatkan manakala proses serta penyelenggara Pemilu dinilai melanggar aturan dan etika.
“Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan ini sebenarnya menunjukan semakin tinggi kualitas demokrasi,” lanjutnya.
Syafaruddin mengatakan angka partisipasi yang tinggi, juga sebagai legitimasi terhadap pemerintah yang dihasilkan dari Pemilu. Sebaliknya, partisipasi lemah menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
“Kepercayaan masyarakat yang lemah adalah dampak dari tingkat partisipasi masyarakat rendah. Sekali lagi, partipasi ini ada kunci sekaligus tolok ukur sukses atau tidaknya demokrasi maupun pemilu,” pungkasnya. (Tim Liputan).
Editor : Aan