KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) menyatakan bahwa program
perlindungan sosial yang dikeluarkan oleh sejumlah kementerian terkait sangat
berperan dalam menurunkan angka prevalensi stunting melalui beberapa mekanisme. Rabu (7 Desember 2022).Setwapres: Program Perlindungan Sosial Berperan Turunkan Stunting
“Sebetulnya program perlindungan sosial dari sisi coverage, dari sisi anggaran itu
sudah mencukupi. Sekarang saatnya memastikan bahwa program ini makin
berkontribusi secara signifikan pada penurunan stunting di Indonesia,” kata
Kepala Tim Kebijakan Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)
Setwapres Elan Satriawan dalam Forum Refleksi Kebijakan Percepatan Perbaikan
Gizi .
Elan menuturkan, saat timnya melakukan evaluasi dampak
sejumlah program perlindungan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH),
program itu efektif membantu menurunkan angka stunting yang kini 24,4
persen.
PKH berkontribusi menurunkan stunting yang dialami oleh anak
usia 0-60 bulan melalui beberapa mekanisme, misalnya meningkatkan perilaku
memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan dan imunisasi bagi keluarga
berisiko yang ingin mendapatkan bantuan.
PKH juga mendorong adanya peningkatan terhadap pendataan
informasi berat badan lahir anak, serta peningkatan pada perbaikan gizi melalui
pemberian dana yang ditekankan untuk mengkonsumsi telur atau susu yang memiliki
kandungan protein lebih tinggi.
Kemudian pada program sembako, Elan mengatakan bahwa bantuan
pangan merupakan transformasi dari program Raskin/Rastra dengan mengubah
transfer in kind menjadi
voucher pangan yang dapat digunakan keluarga untuk membeli beras, telur, serta
sumber protein atau vitamin yang dapat memenuhi gizi anak-anak.
Selain mengacu pada penurunan stunting, program itu dapat
meningkatkan pembelian di warung lokal sehingga dapat meningkatkan kapasitas
UMKM setempat.
“Tujuan dari sistem perlindungan sosial memberikan dukungan
baik berupa barang maupun jasa yang kemudian memberikan perlindungan
kesejahteraan dan memberikan tools kepada keluarga miskin dan
rentan, untuk kemudian bisa memiliki atau meningkatkan konsumsinya,” kata Elan.
Menurut dia, sejumlah program perlindungan sosial itu memang
mempercepat perbaikan gizi pada anak, namun prasyarat untuk efektifitas data
terkait pensasaran yang akurat harus lebih disusun rapi sehingga dapat
diketahui nilai bantuan yang mencukupi dan kualitas implementasi yang baik
Ia menyampaikan bahwa dalam penurunan stunting perlu
sinergitas dengan intervensi lain baik dari intervensi sensitif maupun
spesifik, yang tentunya harus didorong konvergensi antarprogram dan intervensi
yang melibatkan semua pihak dari pusat hingga daerah.
Elan menekankan semua program perlindungan sosial harus
terus efektif dan berjalan, karena sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk
melindungi generasi bangsa dari stunting.
“Kata kunci ketika bicara penurunan atau pencegahan stunting
secara efektif, maka kita perlu konvergensi antarprogram baik pusat maupun
daerah, kementerian/lembaga juga dengan program-program swasta dan masyarakat,”
katanya. (Tim Liputan)
Editor : Aan