Ketua MUI Kalbar, Drs Jipridin, Msi Saat sarasehan yang digelar LDII |
Hal inilah
yang Melatarbelakangi DPW LDII Kalbar menggelar silaturahim dan sarasehan di
Hotel Aston Pontianak pada hari Rabu ( 30 November 2022).
"LDII
sebagai bagian komponen masyarakat memiliki kepentingan agar Kalbar aman dan
damai. Karena stabilitas keamanan itu mempengaruhi aktifitas sosial, termasuk
didalamnya aktifitas ibadah kepada Allah, " ujar Ketua DPW LDII Kalbar,
Susanto, SE, ME dalam keterangan persnya.
Dirinya
meyakini metoda dakwah yang rahmatan lil alamin akan memperkuat ukhuwah sesama
umat beragama.
"Konsep
dakwah yang menyenangkan dan merangkul akan memperkuat jalinan persaudaraan.
Ini yang harus diperkuat, karena kodrat kita memang berbeda," tegas dia
Selain itu
disadari problematika keumatan cukup kompleks dan tidak bisa bekerja sendirian
melainkan memerlukan kerjasama.
"Sehebat
apapun sebuah organisasi, akan tidak maksimal capaian hasilnya, apalagi
menyelesaikan persoalan keumatan yang cukup kompleks. Prinsipnya kita mesti
saling ta'awun," tambah Susanto.
LDII sendiri
tegasnya, akan selalu terbuka untuk berkolaborasi.
"Majelis
ini sebagai bagian dari forum ta'aruf,
sehingga akan tercapai kesamaan pikir atau setidaknya bisa saling
memahami dan akhirnya bisa kerjasama," kata dia.
Sementara
Ketua MUI Kalbar, Drs Jipridin, M.Si menegaskan Rosulullah diutus untuk menjadi
rahmat seluruh alam dalam kontek ke-Indonesiaan adalah ukhuwah, yakni mengikat,
dan merawat persaudaraan.
"Ukhuwah
dalam konteks Indonesia terbagi menjadi empat,
walaupun sebagian orang berpendapat ada tiga. Pertama ukhuwah itu ialah
ukhuwah Islamiyah dengan ikatan keyakinan,
sama-sama meyakini enam rukun iman. Hanya saja terkadang cara
pendekatannya saja yang berbeda, "
katanya saat tampil sebagai pemateri.
Oleh
karenanya ia mengajak kepada umat muslim agar senantiasa mempedomani Al
Qur'an, tujuannya agar diluar umat Islam
tidak melihat ibadah seseorang muslim melainkan perilaku orang muslim.
"Mengutip
ulama Mesir Syekh Ahmad Sauqi menyatakan tegaknya umat atau bangsa dilihat
akhaknya atau peradaban. Disinilah kita mesti menjadi umat muslim yang
berakhaqul karimah, " jelasnya.
Lebih jauh
figur yang juga Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalbar ini
secara kuantitas umat muslim di Indonesia cukup besar, tetapi kualitas mulai merosot.
"Merosotnya
umat bukan saja ibadanya melainkan juga akhlaknya. Oleh karenanya jika ingin dihargai maka
perbaiki akhlak sehingga menjadi barometer bagi seluruh umat," katanya.
Senada
dengan hal itu, Ketua MUI Kalbar bidang penelitian dan pengkajian, Dr.
Hermansyah, M. Ag yang menjadi problem sekarang adalah seseorang mudah menilai
orang lain dan akhirnya mudah menyebut kafir, munafik, sehat dan lain
sebagainya.
"Islam
tidak mengajarkan melihat menilai orang lain,
tetapi justru diperintahkan agar melihat dirinya sendiri. Sehingga bisa
membaca dirinya baik atau jahat, " ujarnya.
Sehingga
dalam konteks berdakwah, dirinya menegaskan idealnya dimulai dirinya sendiri.
"Dalam
Al Qur'an Surat At Tahrim diserukan agar menjaga dirinya, mengandung pengertian dimulai dari dirinya.
Jika dirinya baik maka mengajak kebaikan kepada orang lain juga mudah diterima.
Sehingga kedamaian ini bisa tercipta," tegas Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Pontianak ini. (san/tim liputan).
Editor :
Heri