KALBARNEWS.CO.ID
(JAKARTA) - Ketika berbicara tentang emansipasi perempuan, yang
terlintas di benak banyak orang adalah sosok Raden Ajeng Kartini.Peringatan Hari Ibu Momentum Perjuangkan Kesetaraan Gender
Padahal sejak dahulu kala, ada banyak sosok
perempuan yang mendedikasikan diri dengan menjadi pemimpin atau berkarya untuk
masyarakat dengan caranya masing-masing. Mereka menjadi contoh bahwa perempuan
bisa setara dengan laki-laki di berbagai bidang.Kamis (22 Desember 2022)
Lewat pameran bertajuk "The Truth Inside You:
Alunan Kisah tentang Perempuan", kurator Yustina Dwi Stefanie dan Fifia
Wardhani mencoba mengajak masyarakat untuk lebih menyelami dinamika kehidupan
perempuan dan peranan mereka.
Cantik, lembut, dan rumit. Demikianlah sang
kurator mendeskripsikan perempuan melalui pameran yang digelar di Museum
Nasional, Jakarta, pada tanggal 15 Desember 2022 hingga 15 Januari 2023.
Perempuan tidak melulu berkarakter lemah. Dia juga
punya karakter kuat dan keras di dalam dirinya.
Setiap perempuan memiliki perjalanan hidupnya
sendiri yang kemudian masing-masing dari perjalanan tersebut 'melahirkan' kisah
beragam.
Peran yang diambil dalam perjalanan hidup seorang
perempuan dijalani dengan konsisten dan sepenuh hati serta mendayagunakan
potensi yang dimiliki.
Yustina Dwi Stefanie menyebut satu hal yang pasti,
perempuan tidak lupa sekitarnya. Mereka menciptakan harmonisasi dalam
kepedulian, empati, dan berbelas kasih terhadap sesama dan alam.
Sementara menurut Fifia Wardhani, kecantikan
perempuan tidak didefinisikan sebagai paras yang rupawan, tetapi mereka yang
berkarakter dan memiliki kualitas pribadi yang rajin, pekerja keras, dan
terampil membuat sesuatu, seperti membuat noken bagi perempuan Papua dan
menenun pada perempuan Sasak.
Fifia juga menampilkan cinta orang tua kepada anak
mereka lewat lukisan, patung, kendi, dan sarung.
Sosok kepemimpinan perempuan diperlihatkan lewat
Arca Parwati. Arca ini merupakan perwujudan Ratu Tribhuwanotunggadewi yang
membawa Kerajaan Majapahit menuju kejayaan. Tribhuwanotunggadewi dikenal dengan
ketegasan dan kebijaksanaannya.
Perempuan yang aktif di politik juga tercatat
terjadi pada masa silam. Prasasti Jurungan dari tahun 876 Masehi mencatat
kepala desa dijabat perempuan bernama Srana.
Tidak hanya itu, prasasti itu juga menyebut
petugas irigasi dijabat oleh perempuan.
Pameran ini juga menampilkan kain batik karya R.A.
Kartini, pahlawan emansipasi perempuan terutama di bidang pendidikan.
Cerita keluarga yang harmonis dihadirkan lewat
arca Siwa - Parwati, yang keduanya dijadikan simbol keluarga idaman dan
kesetaraan gender.
Arca Men Brayut - Pan Brayut menghadirkan
harmonisasi dalam dinamika keluarga, membimbing, merawat, dan membesarkan anak
secara bersama-sama. Keluarga Brayut adalah cerita rakyat di Bali yang memiliki
anak sampai 18 orang.
Mengingat warisan budaya
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau karib disapa Bintang Puspayoga
mengatakan perempuan Indonesia telah menorehkan sejarah dari masa ke masa
dengan perannya di berbagai macam aspek kehidupan.
Sejarah tersebut tidak hanya dapat didengar, namun
dapat dipandang melalui peninggalan benda sejarah dan karya seni sarat akan
kisah yang telah dikurasikan menyambut Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-94 dalam
Pameran Perempuan.
"Pameran Perempuan ini diselenggarakan pada
momen yang sangat tepat, di mana kita perempuan Indonesia bersama-sama
mengenang kembali dan menghargai pergerakan perempuan Indonesia dalam
menyuarakan hak-haknya guna mewujudkan kesetaraan, persamaan hak, dan kedudukan
yang setara, yakni Hari Ibu," kata Bintang Puspayoga.
Bintang Puspayoga berharap Hari Ibu menjadi
momentum bagi seluruh elemen bangsa untuk menghargai warisan budaya leluhur
yang tak lepas dari keringat, tenaga, dan pemikiran para perempuan di masa
lampau.
"Menjadi sebuah tantangan bagi bangsa ini
untuk tidak melupakan sejarah serta warisan budaya di tengah gempuran kemajuan
peradaban dunia," kata dia.
Peringatan Hari Ibu juga merupakan refleksi untuk
mengenang jasa para pahlawan perempuan melawan penjajahan serta untuk
meneruskan semangat perjuangan para pendahulu untuk mencapai kesetaraan yang
dicita-citakan.
Perempuan penjaga pengetahuan
Sementara Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid menekankan bahwa
perempuan memiliki peranan kunci sebagai penjaga pengetahuan yang sudah
dimiliki secara turun-temurun.
"Perempuan ini juga adalah yang menjaga
transmisi pengetahuan dari generasi ke generasi," kata Hilmar Farid.
Namun demikian, dalam keseharian, masih banyak
terjadi masalah diskriminasi, ketimpangan, dan perlakuan yang tidak adil
terhadap perempuan.
Oleh karena itu, pihaknya meminta lembaga
pendidikan untuk menanamkan kepercayaan diri terhadap anak-anak didik sejak
dini.
"Di sekolah, di lembaga pendidikan jadi untuk
anak-anak memiliki self-esteem, penghargaan atau penghormatan terhadap diri
sendiri, itu sangat penting," katanya.
Selain itu pihaknya juga meminta agar isu tentang
kesetaraan gender tidak dianggap sebagai budaya asing karena sejarah mencatat
perempuan-perempuan Indonesia sudah setara dengan laki-laki.
Peringatan Hari Ibu sebaiknya tidak hanya
diperingati sebagai ajang penghargaan kepada orang tua, namun lebih besar lagi,
yaitu sebagai pengingat kepada semua perempuan di Indonesia untuk
memperjuangkan kesetaraan gender.
Perempuan adalah intan permata yang berharga bagi
nusa dan bangsa.
Masih banyak 'intan' dan 'permata' yang belum bisa
memaksimalkan potensinya karena terkendala ketimpangan-ketimpangan yang
dihadapinya. Ini menjadi pekerjaan rumah semua pihak agar perempuan dapat
setara dengan laki-laki untuk mewujudkan Indonesia maju, adil, dan sejahtera.(Tim Liputan)
Editor : Aan