KALBARNEWS.CO.ID
(KETAPANG) - Pemkab Ketapang, Kalbar meluncurkan gerakan Ayo Sekolah
yakni gerakan pendidikan yang ditujukan pada anak usia sekolah untuk mengurangi
angka putus sekolah di daerah itu.Pemkab Ketapang Luncurkan Gerakan Ayo Sekolah
"Tujuan dari gerakan Ayo Sekolah ini adalah
untuk meningkatkan pendidikan atau indeks pembangunan manusia di Ketapang.
Kegiatan ini didukung Dinas Pendidikan provinsi dan pihak lain yang tidak
mengikat," kata Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Bupati
Ketapang Maryadi Asmu'ie. Rabu (14 Desember 2022)
Dengan gerakan Ayo Sekolah maka pihaknya dapat
mendata apa yang menjadi persoalan selama ini, misalnya ada anak karena suatu
hal tidak lagi bersekolah.
"Mungkin penyebabnya karena masalah ekonomi
keluarga atau persoalan lainnya. Permasalahan yang dihadapi anak-anak yang
putus sekolah di daerah ini akan menjadi perhatian," ungkap dia.
Menurut dia, perhatian untuk mencegah anak putus
sekolah tidak hanya tugas pemerintah tetapi juga unsur masyarakat dan swasta
sehingga menjadi suatu gerakan bersama.
"Makanya kita mengajak pihak swasta seperti
perusahaan yang cukup banyak ada di Ketapang ini agar dapat membantu supaya
anak-anak di Ketapang tetap bersekolah," ujarnya.
Ia menambahkan masih banyak orang tua beranggapan
bahwa tidak sekolah juga bisa menjadi kaya. Pemahaman seperti itu seharusnya
tidak ada lagi pada zaman ini karena pendidikan kunci bagi anak untuk maju.
"Menjadi kaya karena bersekolah atau tidak
merupakan persoalan lain. Prinsipnya pendidikan merupakan kebutuhan bagi siapa
saja khususnya anak usia sekolah," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar Rita
Hastarita mengapresiasi upaya Pemkab Ketapang meningkatkan indeks
pembangunan manusia (IPM) melalui gerakan itu.
"Se-Kalbar akumulasi dari 14 kabupaten/kota
pada tahun 2021 IPM kita masih di angka 67,90 persen dan 2022 ada peningkatan
sebesar 0,24 yakni 68,63. Jadi biar dengan bersusah payah namun naiknya tidak
banyak," ungkapnya.
Khusus di Ketapang pada 2021 sebesar 67,43,dan
pada 2022 sebesar 67,92, sehingga naik sebesar 0,26 persen.
"Kita naik 0,24 ini sudah masuk lima besar
se-Indonesia," katanya.
Menurut dia, rintangan yang dihadapi dalam
pembangunan pendidikan, di antaranya akses daerah yang luas. Bahkan, ada daerah
yang sulit dijangkau sehingga berpengaruh pada perekonomian dan pendidikan
masyarakat.
"Kami sudah mengirimi seluruh perusahaan di
Kalbar ada 300 lebih untuk membagi CSR-nya (Program Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan) ke bidang pendidikan. Baik berupa sarana dan prasarana maupun untuk
pendidikan lainnya," ungkapnya.
Rita menambahkan sudah meminta perusahaan juga
untuk menyampaikan data tingkat pendidikan pekerjanya.
"Namun sudah beberapa bulan baru 15
perusahaan yang mengampaikan dari 300 lebih itu. Inilah betapa sulitnya kita
mendapatkan data," ujarnya.(Tim Liputan)
Editor : Aan