Komunitas Di Bali Ajak Masyarakat Dukung Pariwisata Berkelanjutan

Editor: Redaksi author photo

Komunitas Di Bali Ajak Masyarakat Dukung Pariwisata Berkelanjutan
KALBARNEWS.CO.ID (DENPASAR) - Komunitas KemBALI BECIK yang berdomisili di Bali mengajak masyarakat dan pelaku usaha wisata mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sabtu (3 Desember 2022).

Ketua Tim Kampanye KemBALI BECIK Saraswati Ratnanggana di Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu, kampanye pariwisata berkelanjutan sangat penting karena menjadi salah satu isu prioritas yang dibahas dalam KTT G20 beberapa waktu lalu di Bali. 

Untuk itu pihaknya memfasilitasi guide bagi wisatawan melalui website The Green Pages terkait destinasi wisata yang peduli terhadap lingkungan, seperti tempat penginapan, restoran, tempat berbelanja, dan lainnya. Selain itu wisatawan mendapatkan pengalaman baru untuk menyadari pentingnya pelestarian alam dan memikirkan dampak wisata terhadap lingkungan.

"Kami ingin menciptakan supply dan demand, di mana semakin banyak bisnis di Bali yang hijau untuk menarik konsumen dan menyadari bisnis yang tidak bertanggungjawab bisa berdampak negatif ke depannya," jelasnya. Disamping komunitas tersebut ingin membawa turis yang mementingkan ecotourism. 

Ia menyebut tiga usaha yang memiliki konsep dan komitmen mendukung pariwisata berkelanjutan adalah Mana Ubud, IniTempe, dan Yasminida.

Mana Ubud merupakan penginapan pertama di Bali yang berkomitmen pada lingkungan. Sedangkan IniTempe merupakan bisnis lokal Bali yang menggunakan bahan lokal Bali untuk berbagai produk olahan tempe, seperti cokelat dengan tempe, produk olahan tempe dengan keju, produk olahan kripik tempe, dan lainnya.Singapura.

Sementara Yasminida adalah UMKM yang terletak di Sukawati, Gianyar, yang mempoduksi produk rumah tangga dari bahan ramah lingkungan.

"Bahan utamanya terdiri dari kain, bambu, dan kelapa yang diolah menjadi alat makan, brush, sisir, sikat gigi, cotton budmake up cleaner, dan lainnya. Yasminida menggunakan bambu karena bahannya kuat dan tanamannya dapat tumbuh cepat. Sabut kelapa digunakan karena tidak perlu dilakukan penebangan pohon untuk mendapatkan bahan tersebut," kata Saras.

Ia berharap ke depannya semakin banyak usaha pariwisata dan UMKM lokal yang memiliki visi keberlanjutan dan ramah lingkungan untuk mewujudkan pariwisata Bali yang unggul dan berkelanjutan.(Tim Liputan)

Editor : Aan

 


Share:
Komentar

Berita Terkini