KALBARNEWS.CO.ID
(MAKASAR) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Hj. Andi Ritamariani meminta
seluruh jajarannya meningkatkan inovasi dan kolaborasi untuk mengejar target
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga
Kencana) dan upaya Percepatan Penurunan Stunting (PPS). Sabtu (24 Desember 2022).Kepala BKKBN Sulsel: Tingkatkan Inovasi-Kolaborasi Turunkan Stunting
"Hal ini penting untuk mengejar target
pemerintah menurunkan stunting secara nasional menjadi 14 persen pada
2024," kata Andi Rita di Bulukumba, Sulsel, usai menandatangani Perjanjian
Kinerja BKKBN Tahun Anggaran 2023 disaksikan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo melalui
pertemuan virtual pada Jumat (23/12).
Ia mengatakan, Kepala BKKBN telah menyampaikan
kepada seluruh pegawai di lingkungan BKKBN agar berinovasi dalam bekerja lewat
terobosan-terobosan untuk mengejar target Program Bangga Kencana dan Percepatan
Penurunan Stunting.
Oleh karena itu, lanjut dia, jajaran BKKBN harus
siap bersinergi dan berkolaborasi dalam bekerja di lapangan.
Sementara itu, Perjanjian Kinerja merupakan
dokumen yang berisi penugasan dari pimpinan paling tinggi untuk jajaran di
bawah kendalinya guna melaksanakan program dan kegiatan yang memuat
sasaran, indikator, target, dan anggaran yang menjadi satu kesatuan dalam
pelaksanaan kegiatan maupun pertanggungjawaban.
Andi Rita mengatakan, perjanjian kinerja ini
merupakan bentuk komitmen dan tanggung jawab BKKBN dalam pelaksanaan kegiatan
dan anggaran yang telah diamanahkan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.
Ia menambahkan, pelaksanaan program dan kegiatan
BKKBN Sulsel pada 2023 fokus pada peningkatan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga melalui pendekatan siklus hidup manusia dalam upaya mendukung
penyiapan SDM berkualitas serta percepatan penurunan stunting.
Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam
arahannya melalui virtual mengatakan, terobosan dan inovasi merupakan langkah
penting dalam mewujudkan target pelaksanaan program Bangga Kencana dan
Percepatan Penurunan Stunting.
“Tanpa ada terobosan dan inovasi, tidak mungkin
bisa mengalami akselerasi. Jangan bekerja dengan business as usual. Kita kejar target unmet need delapan persen dari yang sekarang 18 persen.
Kita harus bisa melihat dan memanfaatkan peluang, kalau tidak kita menciptakan
peluang," katanya sembari memberikan contoh KB pascasalin adalah
bentuk inovasi yang dapat dilihat langsung.
Hasto menjelaskan, BKKBN sebagai lembaga yang
mendapat mandat dari Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 untuk mengembangkan
kebijakan makro dan melaksanakan program Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi (KB/KR) harus berupaya memenuhi berbagai komitmen global maupun
nasional di bidang tersebut.
“Tugas menurunkan unmet need sejalan dengan arah kependudukan ke depan menurut
agenda PBB Tahun 2030 yaitu demographic resilience di mana program KB lebih mengarah pada hak
asasi termasuk hak reproduktif dan BKKBN harus memastikan kebutuhan hak-hak
perempuan akan unmet need dipenuhi melalui berbagai kegiatan,” ujar
Hasto.
(Tim liputan)
Editor : Aan