KALBARNEWS.CO.ID (BALI) -
Pasca pandemi yang melanda sejak beberapa tahun terakhir, dunia kini menghadapi tantangan ekonomi global yang
terjadi. Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan B20 Summit Indonesia 2022 berkomitmen untuk
menyatukan komunitas bisnis global, dengan tujuan
memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti kepada para
pemimpin G20 tentang kebijakan
ekonomi, investasi, perdagangan, dan lainnya. B20 Summit 2022 yang berlangsung pada 13-14 November di Bali
Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung,
Bali ini menjadi gelaran penting untuk menyatukan pemimpin bisnis global dalam berkolaborasi menghasilkan rekomendasi
kebijakan untuk negara G20 sebagai upaya pemulihan ekonomi dan tantangan bisnis dunia. Rabu (16
November 2022).Sosok Asal Makassar Dan Ibu Kehidupan Dalam Komunitas Bisnis Global B20 Di Bali
Business 20 (B20) adalah
forum dialog resmi G20 dengan komunitas bisnis global. Kegiatan yang diinisiasi oleh Kamar Dagang dan Industri
(Kadin) Indonesia tersebut dihadiri sekitar 2.000 delegasi, termasuk Kepala Negara dan CEO perusahaan
multinasional terkemuka dari lebih dari 40 negara, dan mewakili lebih dari 6,5 juta bisnis.
Djarum Foundation turut serta
menjadi bagian dari rangkaian acara B20 ini dengan menghadirkan pertunjukan musikal sinematik, Karaeng
Pattingalloang pada Minggu (13/11) dan Dewi Sri "Beauty in Diversity" pada Senin (14/11)
yang dihadiri oleh berbagai pemimpin bisnis global ini.
“Sesuai dengan semangat
gotong, kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan para grup pengusaha lainnya, dan salah satu bentuk
partisipasi kami dari Djarum Foundation bersama Kadin Indonesia menyiapkan pertunjukan untuk
dinner reception dan di opening summit hari kedua B20,” ujar Renitasari Adrian, Program Director
Bakti Budaya Djarum Foundation.
Pementasan musikal sinematik
Karaeng Pattingalloang yang dihadirkan pada reception dinner Kadin Indonesia merupakan seorang ulama asal
Kerajaan Gowa-Tallo, Makassar yang berpengaruh besar pada era perdagangan Jalur Rempah pada abad
ke-17. Dia adalah sosok yang termasyhur di antara orang
Eropa karena kecerdasan dan kemampuan intelektualnya. Karaeng Pattingalloang
menjadikan Makassar sebagai pusat
perdagangan dan pelabuhan internasional dengan komoditas unggulan rempah-rempah dari Maluku (cengkeh dan
pala). Simpul ekonomi jalur rempah-rempah terbentuk melalui integrasi Jawa-Makassar-Maluku, dan
hasil produksinya merambah ke pasar Eropa.
Pada pertengahan abad ke-17,
teleskop Galileo Galilei sudah dimiliki oleh Kerajaan Gowa sebagai alat untuk mengamati bintang-bintang di
langit Makassar. Teleskop itu digunakan Karaeng Pattingalloang
untuk memantau posisi bulan dan menentukan waktu berlayar. Seorang intelektual yang brilian, Karaeng Pattingalloang
meninggalkan warisan pengetahuan. Ia dielu-elukan sebagai Galileo Makassar, dan salah satu warisannya
adalah bola dunia buatan Joan Bleau. Replika bola dunia
dapat ditemukan di Museum Karaeng Pattingalloang.
Pada pembukaan hari kedua
pelaksanaan B20, para peserta komunitas global ini juga dihibur dengan pertunjukan seni budaya bertema Dewi Sri
"Beauty in Diversity" yang mengangkat keindahan alam indonesia beserta keragaman flora dan
fauna. Bagi masyarakat Jawa dan Bali, Perannya mencakup segala aspek Dewi Ibu, yakni sebagai
pelindung kelahiran dan kehidupan. Ia juga dapat mengendalikan
bahan makanan di bumi, maka ia mengatur kehidupan, kekayaan, dan kemakmuran.
Dewi Sri juga mengendalikan
segala kebalikannya yaitu kemiskinan, bencana kelaparan, hama penyakit, dan hingga kematian. Dalam kedua
pertunjukan ini Djarum Foundation bekerjasama dengan
pekerja seni dari team penari Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dan dengan
penari dari lokal daerah Bali JCORP
Stage Company Bali.
Jemmy Chayadi, Director of
Strategy & Sustainable Development Djarum Foundation mengungkapkan, “Pertunjukan ini diharapkan
dapat menarik minat dan perhatian para perwakilan perusahaan
maupun institusi untuk memberikan perhatian dan menjalin kemitraan di bidang
seni pertunjukan budaya di Indonesia sekaligus
dapat menumbuhkan kembali semangat para pekerja seni
setelah melalui badai pandemi, agar dapat bangkit kembali dan menghadirkan
karya yang berkelanjutan.”
Sekilas tentang BAKTI BUDAYA
DJARUM FOUNDATION
Sebagai salah satu produsen
rokok terbesar di Indonesia yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah, Indonesia, PT
Djarum memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan
yang turut berperan serta dalam memajukan bangsa dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan mempertahankan kelestarian sumber daya alam Indonesia.
Berangkat dari komitmen
tersebut, PT Djarum telah melakukan berbagai program dan pemberdayaan sebagai
bentuk tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di
masyarakat dan lingkungan selama kurun waktu 60 tahun. Pelaksanaan CSR ini dilaksanakan oleh Djarum Foundation yang
didirikan sejak 30 April 1986, dengan misi untuk memajukan Indonesia menjadi negara digdaya yang seutuhnya melalui 5
bakti, antara lain Bakti Sosial, Bakti Olahraga, Bakti Lingkungan, Bakti
Pendidikan, dan Bakti Budaya. Semua
program dari Djarum Foundation adalah bentuk konsistensi Bakti Pada Negeri,
demi terwujudnya kualitas hidup Indonesia
di masa depan yang lebih baik dan bermartabat.
Dalam hal Bakti Budaya Djarum
Foundation, sejak tahun 1992 konsisten menjaga kelestarian dan kekayaan budaya
dengan melakukan pemberdayaan, dan mendukung insan
budaya di lebih dari 3.500 kegiatan budaya. Beberapa tahun terakhir ini, Bakti Budaya Djarum Foundation melakukan
inovasi melalui media digital, memberikan informasi mengenai kekayaan dan keragaman budaya Indonesia melalui sebuah
situs interaktif yang dapat diakses oleh masyarakat luas melalui www.indonesiakaya.com. Kemudian membangun
dan meluncurkan "Galeri Indonesia Kaya" di Grand Indonesia,
Jakarta pada 10 Oktober 2013. Ini adalah ruang
publik pertama dan satu-satunya di Indonesia yang memadukan konsep edukasi dan multimedia digital untuk memperkenalkan
kebudayaan Indonesia agar seluruh masyarakat bisa lebih mudah memperoleh akses mendapatkan informasi dan
referensi mengenai kebudayaan Indonesia dengan cara yang menyenangkan dan tanpa dipungut biaya.
Bakti Budaya Djarum
Foundation bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang mempersembahkan “Taman
Indonesia Kaya” di Semarang sebagai
ruang publik yang didedikasikan untuk masyarakat dan dunia seni pertunjukan
yang diresmikan pada 10 Oktober 2018,
bertepatan dengan ulang tahun Galeri Indonesia Kaya ke-5. Taman Indonesia Kaya
merupakan taman dengan panggung
seni pertunjukan terbuka pertama di Jawa Tengah yang memberikan warna baru bagi
Kota Semarang dan dapat menjadi rumah bagi para
seniman Jawa Tengah yang bisa digunakan untuk berbagai macam kegiatan dan pertunjukan seni budaya secara gratis.
Bakti Budaya Djarum
Foundation juga melakukan pemberdayaan masyarakat dan rutin memberikan pelatihan
membatik kepada para ibu dan remaja sejak 2011. Hal
ini dilatarbelakangi kelangkaan dan penurunan produksi Batik Kudus akibat banyaknya para pembatik yang beralih
profesi. Untuk itu, Bakti Budaya Djarum Foundation melakukan pembinaan dalam rangka peningkatan keterampilan dan
keahlian membatik kepada masyarakat Kudus agar tetap hadir sebagai warisan bangsa Indonesia dan mampu mengikuti
perkembangan jaman tanpa menghilangkan ciri khasnya. Lebih lanjut informasi mengenai Bakti Budaya Djarum Foundation dapat
mengakses www.djarumfoundation.org, www.indonesiakaya.com.(Tim Liputan)
Editor : Aan